Mohon tunggu...
Yuniandono Achmad
Yuniandono Achmad Mohon Tunggu... Dosen - Dreams dan Dare (to) Die

Cita-cita dan harapan, itu yang membuat hidup sampai saat ini

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Konsep Ketahanan Kesehatan Nasional di Tengah Pandemi

10 Mei 2020   12:44 Diperbarui: 10 Mei 2020   12:52 1094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar https://nasional.kompas.com

Dalam indeks kesehatan global tahun 2017, menurut laporanThe Legatum Prosperity Index 2017 Indonesia menempati urutan ke 101 dari 149 negara dalam indeks kesehatan global 2017, berada di belakang negara Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Muangthai atai Thailand, Laos dan Vietnam. Mengutip http: Prosperity .

Kinerja pembangunan kesehatan Indonesia yang secara relatif berada pada posisi yang tertinggal di Kawasan ASEAN. Itu dalam kondisi normal, lalu bagaiman dalam menghadapi tantangan baru yaitu pandemic penyakit corona virus disease 2019 atau covid19. Maka saat ini konsep ketahanan nasional kita perlu mengikuti gerakan dunia "Global Health Security" yang ditelorkan sejak Februari 2014.

Secara berhati hati saya berusaha menarik garis tebal, tentunya berangkat dari rumusan permasalahan di atas, maka konsep ketahanan kesehatan nasional dalam rangka mengatasi penyakit pandemic (pagebluk dalam bahasa jawa) agar tidak terulang adalah

  • Adanya komitmen politik dari pemimpin Negara, yaitu komitmen untuk menomorsatukan aspek kesehatan.
  • Adanya kebijakan publik yang mendukung ketahanan kesehatan nasional. Termasuk organisasi (kementerian/ lembaga) mana yang akan ditunjuk untuk manangani pandemi.
  • Sistem/manajemen ketahanan kesehatan nasional. Menyangkut data barangkali perlu diutamakan. Yaitu data secara individu. Bagaimana kesehatan per individu. Sehingga pembatasan tidak hanya skala wilayah, namun juga ke individu tertentu.
  • Anggaran khusus untuk ketahanan kesehatan nasional.

Demikian terima kasih, tabik. 

Keterangan: tulisan ini sebagai pemantik karya ilmiah kami untuk mengisi jurnal atau opini --yang lebih luas dan komprehensif. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr Riant Nugroho atas bahan-bahan tertulis, dan kepada mantan Kapuskes TNI dr Ben Yura yang pernah bertemu dan berdiskusi di kampus UNJ (Rawamangun) pada awal tahun 2018.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun