Mohon tunggu...
Yuniandono Achmad
Yuniandono Achmad Mohon Tunggu... Dosen - Dreams dan Dare (to) Die

Cita-cita dan harapan, itu yang membuat hidup sampai saat ini

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Fajar/Rian Juara: Kembalinya "Speed and Power"

29 September 2019   21:06 Diperbarui: 29 September 2019   21:17 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, power drive alias mengandalkan bola drive. Dalam hal ini drive datar dengan tekanan engkel tangan yang cepat. Gaya ini kemungkinan -atau sepengetahuan saya- dimulai oleh pasangan Korea Park/ Kim. Park Joo Bong/ Kim Mon So, sang peraih emas ganda putra tahun 1992, di final mampu mengalahkan Edy Hartono/ Gunawan yang memiliki gaya powerfull dengan smesh keras.

Kemudian pasangan emas olimpiade 2000, Tony Gunawan/ Chandra Wijaya, juga cenderung mengandalkan drive dan kecepatan. Apabila melihat kondisi zaman now, sepertinya hampir semua pemain ganda dunia memakai gaya power drive ini.

Gaya power drive ini bisa dibagi 2 (dua) yaitu agresif atau menyerang, dan cenderung bertahan atau defends. Hampir semua tipikal pemain ganda yang mengandalkan drive cenderung untuk menyerang. Namun ada sedikit pemain ganda yang defends, salah satu yang terkenal adalah Lee Yong Dae/ Jung Jae Sung (almarhum).

Atau pemain ganda Mathias Boe/ Carsten Morgensen yang juga sudah pensiun. Pada saat ini marwah bertahan tersebut tampaknya ada di pemain Malaysia Goh V Shem/ Tan Wee Kiong. Tipe bertahan cenderung mengandalkan serangan balik, dengan memanfaatkan pengembalian keras dari lawan. Jadi ketika diserang, maka mereka persiapkan balasan ke ruang kosong lawan --secara cepat.

Di tunggal --pada saat dulu permainan berakhir poin 15 dan mengenal pindah bola- banyak sekali pemain tipe bertahan. Seperti Han Jian dan Icuk Sugiarto. Sistem penilaian dengan rally point pada era sekarang ini mengindikasikan agar permainan cepat selesai. Tidak seperti era dulu saat banyak main rally yang kadang membosankan,  dan masih mengenal "service over".

Dikutip dari jawapos.com bahwa Sonoda mengatakan power pasangan makin kuat, terutama dalam hal smash. Kata sonoda pasangan kita juga tambah matang, terutama ketika memasuki poin-poin kritis.

Kamura/Sonoda menilai penampilan Fajar/Rian lebih unggul dan semakin meningkat dibanding pertemuan sebelumnya. Duel terakhir kedua pasangan terjadi pada perempatfinal China Open 2019. Saat itu Fajar/Rian menang dengan skor lebih ketat yakni 23-21, 22-20. "Khususnya (Muhammad Rian) Ardianto. Kali ini, dia main lebih cepat dan kuat dibanding sebelumnya," demikian kata Sonoda.

Satu hal yang pantas disyukuri bahwasanya kedewasaan pasangan Fajar/ Rian setidaknya mulai muncul di ajang Korea Open ini. Pada saat semifinal, mereka telah unggul 20-16 set pertama, namun Li/ Liu mengejar dan mampu setting 20-20, bahkan Li/Liu sempat game point di 23-22. Butuh ketenangan tersendiri, dan Fajar/ Rian mampu membawa beban tersebut untuk menang 25-23.

Set kedua, Fajar/ Rian sudah match point 20-17, namun Liu/ Li bermain sangat apik sehingga deuce 20 sama.  Untung dewi fortuna masih berpihak, pasangan FajRi masih bisa menang 22-20.

Namun resiko permainan speed and power ala Fajri ini adalah bila lawan menemukan ritme bertahan yang tepat. Pada dua turnamen sebelumnya (di tahun 2019 ini) FajRI kalah melawan pasangan Mads Conrad/ Boe dari Denmark. Kemudian kalah ketika melawan the Minions waktu China Open di bulan September ini.

Dari ajang Korea Open ini, setidaknya kita pantas bersyukur, bahwa pelapis Kevin/ Gideon telah bertambah matang. Jatah dua pemain ganda satu Negara, akan menjadi semakin seru dengan dewasanya Fajar/ Rian. Persaingan akan semakin ketat dengan selektifnya the Daddies (Ahsan/ Hendra) dalam memilih turnamen. Semoga sasaran emas Olimpiade Tokyo 2020 tetap bisa terengkuh. Jayalah bulutangkis Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun