Langkah kontroversial KH Hasyim adalah saat memutuskan menjadi kandidat wapres untuk kontestasi Presiden 2004. Pak Kiai dipasangkan dengan Megawati saat itu. Itulah awal titik persilangan kiai Hasyim dengan Gus Dur. Seingatku Gus Dur mulai menyebut Hasyim mempergunakan NU sebagai alat kendaraan politik. Saat itu pasangan Mega-Muzadi sangat digadang-gadang untuk menang. Kalau meminjam istilahnya prof Gunawan Sumodiningrat menganalogikan pasangan ini sebagai "Mega Muzadi, mega mau jadi".
Semoga khusnul khatimah Kiai Hasyim, bangsa ini kehilangan humor dan pencerahanmu. Mengutip kalimat pak Moh Mahfud MD:
“Kiai Hasyim Muzadi selalu berpesan agar Islam benar-benar menjadi rahmatan lil alamin. Islam harus ramah dan menjaga kekukuhan ikatan kebangsaan (nasionalisme) Indonesia tanpa boleh memaksa-maksa atau bersikap tidak toleran terhadap kelompok-kelompok lain. Pada diri K. Hasyim ada integrasi ide antara keindonesiaan dan keislaman. Pada diri K. Hasyim juga ada contoh bagaimana menjadi warga negara yang mencintai kebersatuan dalam keberagaman bangsa Indonesia dan mengamalkan ajaran Islam sebagai prinsip penuntun hidup sebagai muslim.” Allahumma ighfir li-Hasyim Muzadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H