Sesungguhnya aku takut jatuh sakit. Aku tidak ingin menjadi renta dan sakit-sakitan hingga menjadi beban bagi orang lain. "Dan (ada pula) diantara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun) sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya." Aku memohon pada Allah agar dijauhkan dari keadaan ini. "Allahumma aafinii fii badanii Allahumma 'aafiinii fi sam'ii Allahumma 'aafinii fii basharii." Ya Allah, sehatkanlah badanku. Ya Allah sehatkanlah pendengaranku. Ya Allah sehatkanlah penglihatanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau.
       Menjadi tua adalah kewajiban yang harus dijalani sebab ia milik waktu. Tidak ada seorangpun yang bisa menghentikan waktu. Ia terus berjalan membawa ajal bagi tiap-tiap jiwa. "Kullu nafsin dzaiqatul maut." Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.  Seberapapun orang menjaga kesehatan, ini ikhtiar yang harus dilakukan, catat ya. Tetapi ajal akan datang pada saatnya. Dan ini sudah ketetapan yang semua orang dipaksa tunduk. Katakanlah, "Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." Maka siapaun harus siap kapanpun untuk pulang, kembali pada sang Khalik, "wa ilallahi turja'ul umur" hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan. Tentu dengan segala pertanggungjawabannya sebagai makhluk yang berakal, "Dan setiap manusia telah Kami kalungkan (catatan) amal perbuatannya di lehernya. Dan pada hari Kiamat Kami keluarkan baginya sebuah kitab dalam keadaan terbuka." Maka tugasku untuk sampai ajal adalah memenuhi catatan itu dengan berbuat sebaik yang aku mampu sebab ada ayat berbunyi "Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." Menjadikan diri lebih baik amalnya dengan orang lain tentu tidak mudah karena bisa jadi ujub. Tetapi menjadikan amal diri lebih baik dari amal sebelumya itu yang harus selalu diingat. Inipun tidak mudah karena manusia selalu dalam iman yang naik turun. "Yaa Muqollibal quluub, tsabbit qolbi 'alaa diinik." Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.
       Iqomah sudah beberapa menit berlalu. Kopi jaheku sudah habis. Tempe goreng masih sepotong. Aku mengakhiri berbuka sendiri, beranjak dari permenungan lalu  berwudhu melaksanakan sholat maghrib.
Catatan:
- Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa." Â (QS. Ar Rum: 54)
- Kullu nafsin dzaiqatul maut (penggalan QS 3. Ali Imron : 185)
- Dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya." ( QS. Al-Hajj : 5)
- Katakanlah, "Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Al Jumuah : 8)
- wa ilallahi turja'ul umur. (Penggalan QS. Al Baqarah: 110)
- Dan setiap manusia telah Kami kalungkan (catatan) amal perbuatannya di lehernya. Dan pada hari Kiamat Kami keluarkan baginya sebuah kitab dalam keadaan terbuka. (QS Al-Isra': 13)
- Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa diantar kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (QS. Al Mulk: 2)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H