Sudah berhari-hari kau tak menampakkan diri
dengan bonggolan task kain berisi lauk dan nasi
yang biasa kau bawa kesana kemari
senyummu tetap berseriÂ
meski sesandingmu telah pergi
aku tahu engkau terluka
sebab tak ada lagi teman bicara
atau bepergian dengan motor tua
Bu Tari penjual lauk nasi
umurnya sudah enampuluh lima
berjualan banyak sekali
meski sering tak laku semua
biasanya bila ia datang
kupeluk dan cium kedua pipinya
sekedar menguatkan perjuangannya
Suatu hari pernah aku berkata
jangan masak terlalu banyak
pilih yang paling banyak disuka
agar cepat habis tak tersisa
hingga uang ada ditangan
untuk belanja dihari berikutnya
ia menjawab sambil tertawa
banyak yang suka masakannya
meski tidak banyak yang membeli
ia tetap merasa dihargai
sungguh, aku bingung dengan ilmunya
bagaimana bisa
berjualan tanpa merencana
memasak apa adanya
bermacam-macam menunya
tanpa memikirkan berapa harganya
habis waktu dan tenaga
tinggal lelah menempel di raga
Ada kalanya kulihat air mata
dimatanya yang tak lagi jernih untuk memirsa
namun ia tak mau bercerita
bilakah sebab kesedihannya
akupun tak ingin mengorek apa-apa
takut dia tambah terluka
biarlah kuajak saja bercanda
barangkali bisa meringankan hatinya
atau kunyanyikan lagu-lagu lama
sambil berjoget didepannya
hingga ia terbahak-bahak dalam tawa
akupun senang melihatnya.
Saat ia hendak mengemasi dagangannya
yang biasa ia gelar di kantor tempatku bekerja
kubeli banyak-banyak makanannya
lalu kuselipkan uang di tangan keriputnya
tangan yang penuh pengabdian
menemani almarhum belahan jiwa
dan anak-anak yang sekarang telah dewasa
yang tak begitu memperdulikannya
hingga diusia senja
ia tetap berjualan
sekedar mempertahankan kehidupan.
Aku tak tahu dimana ia tinggal
ia tak pernah menyebutkan alamat jelasnya
handphone tak ada
mau mengubungi bagaimana caranya?
Pak ojek yang mengantarnyaÂ
menunggu jauh di luar gerbang
nanti akan datang bila dia hendak pulang.
Bu Tari penjual lauk dan nasiÂ
sudah lama tak berkunjung lagi
entah dimana dia kini
aku hanya bisa berdoa
semoga ia selalu sehat adanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H