hingga ia terbahak-bahak dalam tawa
akupun senang melihatnya.
Saat ia hendak mengemasi dagangannya
yang biasa ia gelar di kantor tempatku bekerja
kubeli banyak-banyak makanannya
lalu kuselipkan uang di tangan keriputnya
tangan yang penuh pengabdian
menemani almarhum belahan jiwa
dan anak-anak yang sekarang telah dewasa
yang tak begitu memperdulikannya
hingga diusia senja
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!