Mohon tunggu...
Yuni Akbar
Yuni Akbar Mohon Tunggu... Guru - English Lecturer

Yuni Akbar adalah pemerhati dialektika bahasa dalam ranah logika sosial, psikologi dan pendidikan. Penggiat Gerakan Literasi. Dan sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mawar untuk Nyekar

15 Maret 2023   21:17 Diperbarui: 25 Maret 2023   08:51 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sepanjang pinggir jalan 

Menuju area pemakaman 

Bergota namanya

Berjajar penjaja bunga 

Simbah-simbah sudah renta 

Ia berjualan sejak muda

Mawar merah dan putih warnanya

Melati, kantil dan kenanga  

Di tenggok besar kuntum-kuntum tertata 

Di tenggok kecil harganya 

duapuluh ribuan 

Di bawah kuntum yang menawan 

Ada ratusan kelopak layu diletakkan 

Agar tenggok tampak padat 

Hingga harga bisa meningkat

Wangi bunga dibawa udara

Bercampur debu jalanan 

Keringat penjaja bercucuran 

Sebab panas seharian 

Menunggu pembeli datang 

Wangi bunga yang dijual 

Tak sewangi hasil yang didapat 

Pembeli pandai akan melihat 

Memilih kuntum yang sehat 

Bila tak disuka, diletakkan begitu saja 

Berpindah ke penjaja disampingnya 

Menawar serendah rendahnya 

Hingga penjaja menyerahkan 

Sebab bila kelopak layu tampilannya 

Takkan berubah jadi uang 

Lalu ditabur ditempat pembuangan 

Bukan memperindah pusara 

Lampiasan rasa kecewa sang penjaja 

Meskipun esok dia berjualan lagi 

Begitu berulang kali 

Sampai kelak suatu hari 

Bebungaan itu memaniskan pusaranya sendiri 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun