Mohon tunggu...
Yuni Maulida
Yuni Maulida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Untuk memenuhi tugas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Hari Raya Nyepi di Bali dalam Perspektif Konseling

18 Juni 2023   16:57 Diperbarui: 18 Juni 2023   17:37 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5. Keterhubungan dengan alam dan spiritualitas: Selama Nyepi, masyarakat Bali membatasi interaksi dengan lingkungan luar. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran akan hubungan dengan alam dan keberadaan yang lebih besar. Dalam konseling, pengembangan keterhubungan dengan alam dan spiritualitas adalah aspek yang signifikan untuk keseimbangan dan kesejahteraan individu.

Melalui perspektif konseling, Hari Raya Nyepi dapat dipahami sebagai waktu yang berharga untuk mengembangkan pemahaman diri, menemukan ketenangan, memperbaiki hubungan, dan merencanakan pertumbuhan pribadi. Dalam konteks ini, tradisi adat yang dilakukan selama Nyepi dapat menjadi sumber nilai dan praktik yang mendukung kesejahteraan psikologis dan perkembangan individu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun