Mohon tunggu...
Yuni Retnowati
Yuni Retnowati Mohon Tunggu... Dosen - Biarkan jejakmu menginspirasi banyak orang

Dosen komunikasi penyuka film horor dan thriller , cat lover, single mom

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Janda Salah Apa?

12 Oktober 2021   15:01 Diperbarui: 12 Oktober 2021   15:04 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Pak Kiai yang memandang janda sebagai  sesuatu yang buruk mestinya sadar kalau

Rasulullah pun menikahi janda. Meskipun ditinggal mati suami dan punya banyak kekayaan, Khadijah tetaplah seorang janda. Rasulullah sebagai makhluk Allah yang paling mulia pun memuliakan seorang janda dan tidak mengucapkan "naudzubillahi min dzalik" ketika berhadapan dengan janda.

Selain harus menghadapi mulut para  janda haters aku juga harus bertemu dengan orang-orang dengan mental pedagang dalam beribadah. Pertama kali mendengarnya membuatku kaget. Ketika aku bertemu dengan saudara dari mantan suamiku dia mulai menasihatiku . "Biasakanlah salat Tahajud."  Itu tentu nasihat yang baik tetapi kenapa aku menganggapnya  bermental pedagang dalam urusan ibadah?  

Dulu kehidupannya biasa. Tinggal di perumahan sempit tanpa memiliki kendaraan. Dua puluh tahun kemudian dia berhasil mengubah kehidupannya. Rumahnya  besar berlantai dua. Kendaraannya berupa 2  buah mobil  yaitu Honda Rush dan Toyota Kijang Innova terbaru. 

Mereka sudah naik haji melalui program  Haji Plus yang biayanya mencapai ratusan juta per orang. Jalan-jalan ke luar negeri bukan hal baru untuk keluarga mereka.

Anak-anak menyelesaikan pendidikan dokter dan farmasi yang biaya kuliahnya tidak murah. Sedangkan kehidupanku tetap stagnan. Tinggal di rumah peninggalan orangtua dengan hanya memiliki kendaraan berupa sepeda motor. Aku yakin  mereka menganggap aku tidak pernah salat Tahajud yang mengakibatkan kehidupanku tidak pernah mengalami peningkatan.

Ternyata tidak hanya mereka yang berpandangan bahwa ibadah yang dilakukan seseorang akan meningkatkan kehidupannya baik dari segi karier maupun ekonomi. Pamanku pun berkata dengan nada heran. "Kamu banyak sholat, banyak berdoa, sering ngaji dan banyak puasa tapi kenapa hidupmu begitu-begitu saja ?  Karier nggak jelas, ekonomi juga pas-pasan saja, anak belum dapat pekerjaan sampai sekarang dan lebih sering menyusahkan hidupmu."  Lalu aku harus bilang apa kepada pamanku itu ? 

Aku bukan tipe pedagang yang rajin menjalankan ibadah jika memberikan keuntungan.  Barangkali aku termasuk dalam golongan kekasih Allah yang beribadah karena cinta kepadaNya. Ibadah dijalankan semata-mata agar memperoleh ridhoNya dan berharap perjumpaan denganNya.

Tidak salah  menghubungkan kesuksesan dunia dengan ketekunan beribadah seseorang. Artinya orang yang banyak beribadah dijamin hidupnya bahagia dunia akhirat.  

Tetapi Allah punya rahasia yang kita tak pernah tahu. Kenapa ibadahnya bagus jalan hidupnya tidak mulus? Allah punya janji dan rencana lain yang pasti lebih baik untuk semua manusia. Jadi jangan nge-judge orang yang hidupnya pas-pasan pasti karena ibadahnya kurang bagus. Tidak pernah berdoa atau salat Tahajud. Sebaliknya orang yang bagus ibadahnya tidak selalu harus mendapat balasan di dunia.

Bebas berkata memang hak setiap manusia tetapi mereka tidak berhak mengatur hidupku.  Sama sekali aku tak terpengaruh oleh kata-kata manusia. Hidupku tidak berada dalam pengaturan dan kekuasaan manusia. Kutempuh jalan hidupku sendiri dengan segala resikonya. Kutundukkan wajah dan kutengadahkan tangan untuk memohon kebaikan dunia dan akhirat kepada Sang Pencipta.  Dia menetapkan takdir yang berbeda untuk setiap manusia dan aku  harus ikhlas menjalaninya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun