Keduanya duduk berhadapan  selepas makan malam.  Meja makan itu telah dirapikan Santi  begitu mereka selesai makan. Ada sesuatu yang istimewa hingga mereka harus duduk berlama-lama di situ. Santi yang meminta Audrey tetap di situ karena ada hal penting yang akan dibicarakan. Butuh waktu lama untuk menyiapkan mentalnya menatap Audrey yang tetap terlihat tenang di depannya. Sempat muncul keraguan. Siapa tahu Rama hanya mengarang cerita agar tak dipisahkan dari Audrey. Namun sekarang Santi akan membuka percakapan pelan-pelan supaya mendapatkan kebenaran.
"Kenapa kamu mau putus dari Rama?" pertanyaan pertama yang ke luar dari mulutnya masih bisa dikontrol dengan baik.
"Aku sudah nggak suka dia lagi," sahut Audrey tak bersemangat.
"Kenapa? "
"Mama tahu sendiri."
"Nggak, Mama cuma tahu sedikit. Dia suka memaki dan mengancam. Pencemburu dan posesif. Ada lagi yang lain?"
"Dia suka memukul juga, Ma. Aku suka ditarik-tarik dan rambutku dijambak," ujar Audrey sambil menunduk.
"O, begitu ya? Kenapa kamu diam saja?"
"Takut, Ma. Dia suka mengancam. Mau bilang Mama kalau aku suka bolos les dan suka bohongin Mama."
"Hmm, begitu ya? Jadi kamu sering bolos dan sering bohongin Mama?"
Diam tanpa suara. Detak jarum jam dinding di ruang tengah terdengar jelas dari ruang makan. Santi menatap Audrey yang tertunduk menatapi meja makan.