Bebet adalah asal-usul keturunan seseorang sedangkan bobot adalah kelakuan atau perangainya. Coba lihat, gelar sarjana sama sekali bukan merupakan syarat yang dipertimbangan dalam mencari jodoh.
Mengagungkan gelar sarjana berarti harus menunggu lulus kuliah untuk menikah. Konvensi masyarakat menentukan standar usia pernikahan adalah setelah lulus sarjana.Â
Padahal menyegerakan menikah untuk menghindari fitnah itu lebih utama dari pada harus menunggu seseorang lulus kuliah dan mendapatkan gelar sarjana. Sah-sah saja menikah selama dalam masa kuliah. Asalkan sudah memenuhi syarat usia menikah, mereka bisa melakukan pernikahan.
Jika kebiasaan menuliskan gelar akademis dalam undangan pernikahan ini tetap bertahan dan terus dilanjutkan, kita akan menjadi bagian dari masyarakat pemuja gelar yang tidak menghargai kualitas seseorang dari pencapaian lainnya di luar pencapaian akademis.Â
Alangkah naifnya kita dalam menilai seseorang. Seolah gelar sarjana adalah segalanya dalam hidup ini. Sampai-sampai di manapun dan kapanpun harus selalu kita bawa. Tidak berani menjadi diri sendiri, seorang manusia yang berkarakter kuat dan tetap percaya diri tanpa harus menunjukkan gelar sarjana yang dimilikinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H