Mohon tunggu...
Yuni Retnowati
Yuni Retnowati Mohon Tunggu... Dosen - Biarkan jejakmu menginspirasi banyak orang

Dosen komunikasi penyuka film horor dan thriller , cat lover, single mom

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Panleukopenia Survivor

22 Februari 2020   08:01 Diperbarui: 22 Februari 2020   08:03 3824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibadah lain yang kugiatkan adalah sholat tahajud , membaca Al quran dan sholat Dhuha. Tak pernah putus doa kupanjatkan ke haribaanNya.  Hanya Dara yang tahu apa yang kulakukan. Bagi orang lain mungkin aku dinilai terlalu berlebihan dalam menyayangi binatang. Mereka tidak akan  pernah merasakan kebahagiaan seperti apa yang kudapatkan dari  hidup bersama kucing-kucing ini.

Dua hari sekali aku dan Dara menengok Jelly di klinik. Memberinya semangat agar tak menyerah . "Ayo jagoanku , kalahkan Panleukopenia . Be strong . Be survive ,"  kalimat itu yang sering kuucapkan meskipun dia hanya terduduk lesu di ujung kandang sambil sesekali mengeong lirih.

Setelah lewat lima hari dan Jelly masih bertahan, harapanku melambung.  Bukankah masa kritisnya sudah terlampaui? Sayangnya dia masih saja lesu dan tidak mau makan.  Kadang-kadang masih muntah dan diare. Kekuatannya hanya berasal dari cairan infus .  

Kekahawatiranku kembali datang.  Tetapi doaku semakin kencang , dzikirku semakin panjang. "Berdoalah  kepadaku maka akan kuperkenakan bagimu"  Allah telah berjanji seperti itu.  Aku  sangat percaya Dia tak akan pernah mengingkari janji.

Pada hari ke delapan  perkembangan Jelly menunjukkan harapan kesembuhan.  Kubaca WA dari Klinik dengan penuh sukacita. Kecemasanku sirna yang artinya kepalaku tidak pusing lagi dan mual yang kurasakan di perutku pun hilang seketika.

Selamat pagi, menginfokan kondisi kucing Jelly pagi ini nampak sesekali aktif, mau makan, tidak ada muntah atau diare. Hari ini observasi tanpa infus . Jika besok stabil bisa rawat jalan. Terima kasih.

Sebenarnya hari ini jadwal mengunjungi Jelly, tetapi kucing-kucing di rumah menunjukkan gejala sakit. Chillo kucing tertua yang berusia 4 tahun sudah beberapa hari kelihatan lesu karena nafsu makannya menurun. Jhuan sudah dua hari muntah sehari dua  kali meskipun masih makan dengan lahap. 

Jennifer juga tidak bersemangat, makan harus dipaksa dan badannya agak hangat. Ojan, ibu mereka , tidak aktif seperti biasanya. Lebih banyak tidur di tangga dan makan hanya sedikit. Karena itu, aku melewatkan jadwal berkunjung ke klinik. Apalagi sore itu hujan cukup deras. Tidak apa-apa, pikirku. Mungkin besok Jelly sudah bisa pulang.

Sayangnya kenyataan tidak seperti harapanku. Keesokan harinya WA dari klinik justru membuatku kembali cemas. Harapan untuk menjemput Jelly pulang hari ini seketika pudar.

Selamat pagi, menginfokan kondisi kucing Jelly pagi ini nampak lesu, tidak mau makan, akan kami infus kembali, tidak ada muntah, tidak ada diare. Pengobatan dan perawatan masih kami lanjutkan.

Jangan-jangan kemarin Jelly menunggu aku dan Dara datang ke sana. Berbicara kepadanya sambil mengelus lembut kepalanya. Memberinya semangat bahwa dia bisa kembali sehat. Meyakinkan dia kalau kami menyayanginya dan menginginkan dia bisa segera pulang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun