Mohon tunggu...
Yuni Cahya Endrawati
Yuni Cahya Endrawati Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Pemerhati Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Imajinasi Putri Sulungku Menembus Cakrawala

26 Februari 2021   21:59 Diperbarui: 27 Februari 2021   21:51 2464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai seorang Ibu terkadang saya harus mencerna apa yang sedang dan akan dilakukan oleh putri sulungku yang biasa dipanggil dengan "Kakak" yang duduk di kelas 9.

Beberapa waktu lalu tidak ada angin tidak ada hujan Kakak tiba-tiba datang ke ruang kerja saya dengan membawa sederetan bahan yang harus dibeli, mulai dari kertas putih 160 gram, self healing auto cutting mat, dan paper cutting knife serta bahan-bahan pendukung lainnya.

Walaupun belum jelas akan diapakan bahan-bahan tersebut, namun akhirnya saya pesan dan belikan juga bahan bahan tersebut.

Berbekal bahan-bahan yang saya belikan Kakak berhari hari dengan tekun dan konsentrasi penuh mulai berkreasi mewujudkan imaginasinya ke dalam bentuk karya seni.

Walaupun dipenuhi oleh rasa penasaran yang tinggi, saya terus mengamati aktivitasnya yang terkadang menambah bingung saya.

Setiap hari Kakak tampak seperti membuat coretan sketsa yang membentuk sebuah alur cerita. Kemudian dia goreskan dengan penuh kehati-hatian menggunakan paper cutting knife yang tajam untuk menuangkan sketsa yang dibuatnya tersebut ke dalam potongan-potongan kertas bak merangkai dan menyusun sebuah mosaik.

Photo: Koleksi Pribadi
Photo: Koleksi Pribadi
Photo: Koleksi Pribadi
Photo: Koleksi Pribadi
Photo: Koleksi Pribadi
Photo: Koleksi Pribadi
Photo: Koleksi Pribadi
Photo: Koleksi Pribadi
Menuangkan imaginasi dalam bentuk potongan kertas. Photo: Dokumentasi Pribadi
Menuangkan imaginasi dalam bentuk potongan kertas. Photo: Dokumentasi Pribadi
Setiap hari selepas melakukan kegiatan sekolahnya yang dilakukannya secara daring,  Kakak selalu tekun menggarap proyek ini.

Di lain waktu Kakak kembali mengusik kerja saya dengan meminta dibelikan stik es krim dalam jumlah yang cukup banyak.

Kali ini saya memang menanyakan untuk apa stik es tersebut akan digunakan. Kakak dengan santainya mengatakan ingin membuat frame.

Permintaan Kakak ternyata tidak hanya sampai disitu saja, tapi berlanjut dengan mengumpulkan kemasan makanan dan kue yang terbuat plastik serta paper bag bekas hantaran teman teman.

Dengan tekun bekas kemasan makanan ini dibersihkan satu per satu. Demikian juga dengan paper bag nya disimpan dengan rapi.

Sebagai seorang ibu saya berusaha untuk mencari tau apa yang sebenarnya akan dibuat oleh Kakak, namun rasa penasaran saya ternyata tidak hilang karena Kakak hanya menjawab : "nanti mama akan tahu kalau semua sudah ready".

Tampaknya memang anak generasi milenial sangat pandai membuat orang tua penasaran termasuk saya tentunya.

Photo: Koleksi Pribadi
Photo: Koleksi Pribadi
Photo: Koleksi Pribadi
Photo: Koleksi Pribadi
Photo: Koleksi Pribadi
Photo: Koleksi Pribadi
Merangkai Imaginasi. Photo: Koleksi Pribadi
Merangkai Imaginasi. Photo: Koleksi Pribadi
Merangkai dan menyatukan imaginasi. Photo: Dokumentasi Pribadi
Merangkai dan menyatukan imaginasi. Photo: Dokumentasi Pribadi
Hari ini saya baru menyadari makna dari setiap detail goresan yang dikerjakan Kakak. Semua telah tersusun rapi menjadi rangkaian cerita yang apik. Bukan hanya alur ceritanya yang membuat saya tidak henti mengaguminya, namun juga detail setiap goresan pekerjaannya yang ternyata menembus batas imajinasi saya.

Setelah semua selesai baru saya mengerti dan menyadari bahwa selama ini Kakak membuat Shadow Box manual.

Karya Kakak dimainkan secara manual dengan pencahayaan juga dilakukan secara manual dengan alur cerita yang sangat enak untuk dinikmati yang menceritakan tentang arti sebuah persahabatan.

Photo: Koleksi Pribadi
Photo: Koleksi Pribadi
Photo: Koleksi Pribadi
Photo: Koleksi Pribadi
Photo: Koleksi Pribadi
Photo: Koleksi Pribadi
Memainkan imaginasi. Photo: Koleksi Pribadi
Memainkan imaginasi. Photo: Koleksi Pribadi
Alur cerita  Kakak secara lengkap dapat dilihat pada link berikut: https://www.instagram.com/tv/CLuAD4jp3Pv/

Tugas sekolah yang mengharuskan siswa membuat karya seni sebagai bagian dari ujian praktek kelas 9 ini menyadarkan saya bahwa pemahaman terhadap karya terkadang tidak serta merta dapat dimengerti secara cepat.

Sebagai seorang Ibu, saya masih merasa Kakak sebagai seorang bayi kecil yang baru lahir yang sering saya timang-timang dan ganti popoknya.

Kini Kakak ternyata sudah menjelma menjadi seorang remaja yang mampu mengolah imaginasi dan kreativitas nya dalam bentuk karya seni yang menembus cakrawala.

Kakak telah menjelma menjadi sosok remaja yang penuh percaya diri menuangkan idenya dalam goresan pisau dan kertas dengan penuh keyakinan yang menghasilkan karya nya yang sangat mengagumkan.

Teruslah berkarya anakku ......

Kembangkan sayapmu dan terbanglah lebih tinggi lagi menggapai cita citamu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun