Mohon tunggu...
yuni husen
yuni husen Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Pendidikan Islam Anak usia Dini

percaya dan yakin

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosial Emosional Learning sebagai Dasar-dasar pendidikan

29 November 2021   11:00 Diperbarui: 29 November 2021   11:10 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : prestasiglobal.i

SEL atau sosial emosional learning merupakan cara/proses pembelajaran untuk mengenal emosi, mengelola emosi, membuat keputusan yang benar, peduli dengan sesamanya, berperilaku yang baik dan bertanggung jawab, mengembangkan perilaku yang positif,  serta menghindari perilaku yang kurang baik atau negatif. Konsep sosial Emotional Learning (SEL) ini pertama kali dikemukakan oleh Daniel Goleman pada tahun 1995. Ia berpendapat bahwa pembelajaran sosial emosional atau SEL ini perlu diberikan secara penuh oleh seorang guru kepada para muridnya.

Mengajarkan anak untuk menjadi pribadi atau individu yang sadar terhadap sosial disekitarnya dan mampu membuat keputusan yang kompeten dan bertanggung jawab merupakan fungsi dari pendidikan sosial dan emosional. Karena  Sosial Emotional Learning adalah aspek yang penting dalam kesuksesan sekolah (khususnya dalam mengembangkan pendidikan anak-anak) namun, hal ini masih dianggap sepeleh hingga saat ini, padahal pembelajaran SEL ini merupakan proses pembelajaran yang harus diberikan sejak dini hingga anak masuk efektif sekolah menengah atas.

Tidak hanya aspek kemampuan kognitif saja, aspek perkembangan emosi dan sosial merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap cara atau proses pembelajaran anak. Pembelajaran sosial dan emosi juga sangat berpengaruh pada orang lain,lingkungan,serta dirinya sendiri, pengembangan aspek ini ditemukan dari pembelajaran sosial emosional, dimana tujuan dari proses pembelajaran sosial emosional untuk mengembangkan sikap, nilai-nilai dan keterampilan yang diperlukan sebagai modal bagi anak untuk berinteraksi dengan lingkungan dan sebagai dasar dari penanaman pendidikan karakter pada anak.

Dalam sebuah riset manfaat Sosial Emosional Learning dilakukan oleh Durlak, Weissberg, Dymnick,Taylor, dan Schllirnger (2011) mengatakan bahwa SEL (sosial emosional learning) terbukti meningkat academic outcomes bagi siswa,seperti  :

  • Meningkatkan keterampilan 23%
  • Meningkatkan sikap untuk diri sendiri,orang lain dan sekolah 9%
  • Meningkatkan sikap dan perilaku pro social 9 %
  • Mengurangi atau mereduksi permasalahan dalam berperilaku 9%
  • Mengurangi tekanan emosional 10%
  • Meningkatkan standar pencapaian skor dalam tes 11%

Terdapat 5 kunci pengembangan aspek sosial emosional anak yaitu :

1.Self-awareness atau kesadaran diri

Self-awareness merupakan kemampuan dalam mengenali emosi, pikiran seseorang secara tepat dan mengetahui dampak dari perbuatannya baik itu positif maupun negatif. Kemampuan ini juga termasuk dalam menilai kekuatan dan keterbatasan seseorang yang berbeda-beda dengan percaya diri yang kuat, optimisme dan "berkembanganya minsed".Kompetensi ini terdiri dari identifikasi emosi, akurasi persepsi tentang diri, mengenali kompetensi diri, kepercayaan diri dan efikasi diri.

2.Self-management atau manajemen diri

Self-management merupakan kemampuan dalam mengatur emosi,pikiran dan perilaku efektif dalam situasi yang berbeda,misalnya mengelola stres,dispilin diri  memotivasi diri,menetapkan tujuan dan kemampuan dalam berorganisasi..

3.Sosial awareness atau  kesadaran sosial

Sosial awareness merupakan kemampuan mengerti atau memahami etika untuk berperilaku semestinya. Kemampuan ini mencakup kemampuan dalam mengambil perspektif dan berempati atau peduli terhadap orang lain dari berbagai latar belakang dan budaya yang berbeda-beda. Kemampuan ini  dapat memahami norma-norma sosial dan etika untuk mengenali keluarga, lingkungan, masyarakat, sekolah, dan sumber daya masyarakat. Kemampuan ini terdiri dari pengambilan perspektif, empati, menghargai perbedaan dan menghormati orang lain.

4.Responsible decision making atau pembuat keputusan yang bertanggung jawab

Responsible decision making merupakan kemampuan untuk membuat atau mengambil keputusan secara konstruktif tentang perilaku pribadi dan interaksi sosial berdasarkan pertimbangann standar masalah keamanan, norma-norma sosial dan konsekuensi nyata dari berbagai tindakan yang telah dilakukan dan pertimbangan kesejahteraan diri sendiri dan orang lain. 

Kemampuan untuk mempertimbangkan standar etika, memerhatikan pada keamanan, cara bertindak sesuai norma dalam situasi atau keadaan yang beresiko, melihat kesehatan pribadi dan orang lain, dan membuat evaluasi realistis atau nyata dari berbagai konsekuensi yang berbeda merupakan hal yang diperlukan oleh orang yang mampu membuat keputusan yang bertanggung jawab. Kemampuan ini terdiri dari identifikas atau mengenal masalah, menganalisis situasi atau keadaaan, menyelesaikan masalah, mengevaluasi, merefleksikan, dan bertanggung jawab etis.

5.Relationship skills atau kemampuan berelasi

Relationship skills merupakan kemampuan untuk menjalin dan mempertahankan hubungan yang sehat dan bermanfaat secara kelompok maupun individu. Dan relationship  skills juga merupakan kemampuan untuk berkomunikasi atau berbicara yang jelas dengan orang lain, mendengar dengan aktif, bekerja sama dengan orang lain, menentang dan melawan tekanan sosial yang tidak pantas, menegosiasi masalah secara konstruktif, serta mencari, menawarkan bantuan jika diperlukan. Kemampuan ini terdiri dari komunikasi, keterlibatan sosial, membangun hubungan dan kerja tim.

Nah jadi inilah 5 kompetensi atau kemampuan yang sangat penting untuk dikembangkan pada anak sejak dini guna menanamkan keterampilan sosial. Jika 5 kompetensi ini dikembangkan dengan baik maka aspek sosial emosional didalam diri anak akan tertanam sifat-sifat baik/karakter unggul pada diri anak dalam dunia sosial dan masa depannya.Dalam mengembangkan 5 kompetensi ini juga di bantu dengan metode-metode seperti bercerita,bermain peran dan bermain permainan edukatif.

Proses dimana individu mampu menerapkan pengetahuan, perilaku dan keahlian yang dimilki untuk memahami emosi, menetapkan tujuan positif, merasakan dan berempati pada orang lain, merawat hubungan positif dengan orang lain dan membuat keputusan yang bertanggung jawab merupakan kemampuan dalam proses pembelajaran sosial emosional. 

Pembelajaran sosial emosional learning ini dapat dijadikan sebagai awal atau  dasar dalam penanaman pendidikan karakter pada anak usia dini. Sehingga dapat memberikan pemahaman kepada anak-anak untuk dapat mengontrol dan mengatur emosi dan perilaku mereka khususnya dalam hubungan dengan temannya maupun lingkungannya.

 Anak-anak juga bisa memiliki rasa empati atau peduli sebagai tanda kepeduliannya terhadap orang lain,mampu memecahkan masalah secara sesuai atau efisien,serta bisa bertanggung jawab pada keputusan yang telah dibuatnya.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun