SEL atau sosial emosional learning merupakan cara/proses pembelajaran untuk mengenal emosi, mengelola emosi, membuat keputusan yang benar, peduli dengan sesamanya, berperilaku yang baik dan bertanggung jawab, mengembangkan perilaku yang positif, Â serta menghindari perilaku yang kurang baik atau negatif. Konsep sosial Emotional Learning (SEL) ini pertama kali dikemukakan oleh Daniel Goleman pada tahun 1995. Ia berpendapat bahwa pembelajaran sosial emosional atau SEL ini perlu diberikan secara penuh oleh seorang guru kepada para muridnya.
Mengajarkan anak untuk menjadi pribadi atau individu yang sadar terhadap sosial disekitarnya dan mampu membuat keputusan yang kompeten dan bertanggung jawab merupakan fungsi dari pendidikan sosial dan emosional. Karena  Sosial Emotional Learning adalah aspek yang penting dalam kesuksesan sekolah (khususnya dalam mengembangkan pendidikan anak-anak) namun, hal ini masih dianggap sepeleh hingga saat ini, padahal pembelajaran SEL ini merupakan proses pembelajaran yang harus diberikan sejak dini hingga anak masuk efektif sekolah menengah atas.
Tidak hanya aspek kemampuan kognitif saja, aspek perkembangan emosi dan sosial merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap cara atau proses pembelajaran anak. Pembelajaran sosial dan emosi juga sangat berpengaruh pada orang lain,lingkungan,serta dirinya sendiri, pengembangan aspek ini ditemukan dari pembelajaran sosial emosional, dimana tujuan dari proses pembelajaran sosial emosional untuk mengembangkan sikap, nilai-nilai dan keterampilan yang diperlukan sebagai modal bagi anak untuk berinteraksi dengan lingkungan dan sebagai dasar dari penanaman pendidikan karakter pada anak.
Dalam sebuah riset manfaat Sosial Emosional Learning dilakukan oleh Durlak, Weissberg, Dymnick,Taylor, dan Schllirnger (2011) mengatakan bahwa SEL (sosial emosional learning) terbukti meningkat academic outcomes bagi siswa,seperti  :
- Meningkatkan keterampilan 23%
- Meningkatkan sikap untuk diri sendiri,orang lain dan sekolah 9%
- Meningkatkan sikap dan perilaku pro social 9 %
- Mengurangi atau mereduksi permasalahan dalam berperilaku 9%
- Mengurangi tekanan emosional 10%
- Meningkatkan standar pencapaian skor dalam tes 11%
Terdapat 5 kunci pengembangan aspek sosial emosional anak yaitu :
1.Self-awareness atau kesadaran diri
Self-awareness merupakan kemampuan dalam mengenali emosi, pikiran seseorang secara tepat dan mengetahui dampak dari perbuatannya baik itu positif maupun negatif. Kemampuan ini juga termasuk dalam menilai kekuatan dan keterbatasan seseorang yang berbeda-beda dengan percaya diri yang kuat, optimisme dan "berkembanganya minsed".Kompetensi ini terdiri dari identifikasi emosi, akurasi persepsi tentang diri, mengenali kompetensi diri, kepercayaan diri dan efikasi diri.
2.Self-management atau manajemen diri
Self-management merupakan kemampuan dalam mengatur emosi,pikiran dan perilaku efektif dalam situasi yang berbeda,misalnya mengelola stres,dispilin diri  memotivasi diri,menetapkan tujuan dan kemampuan dalam berorganisasi..
3.Sosial awareness atau  kesadaran sosial