JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUANÂ
MODUL 2.2 (PSE) MODEL GAYA ROUND ROBIN
Oleh : Yuni Utami, S.Pd
CGP Kota Jakarta Utara Angkatan 5
Fasilitator : Elias Rikardus Ratu
Pengajar Praktik : Siti Khadijah
"Mendidik pikiran tanpa mendidik hati, adalah bukan pendidikan sama sekali"
(Aristoteles, Filsuf)
Melakukan refleksi dan menuliskannya dalam Jurnal merupakan suatu kebutuhan bagi kami, para Calon Guru Penggerak (CGP), setiap selesai mempelajari satu modul agar dapat mengukur sejauh mana pemahaman kami terhadap modul tersebut. Pada Jurnal Refleksi Modul 2.2, yaitu tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE), saya menggunakan model Gaya Round Robin untuk memperkaya pengalaman dalam menulis. Pada refleksi di modul-modul sebelumnya, saya telah menggunakan model 4F (Facts, Feelings, Findings, Future), 4C (Connection, Challenge, Concept, Change), Segitiga Refleksi, Driscoll, dan Description, Examination and Articulation of Learning). Â
1. Apa hal yang paling Anda kuasai setelah pembelajaran hari ini? Mengapa Anda merasa hal tersebut bisa membuat Anda sangat menguasainya?
Minggu ini tanggal 12 - 22 September 2022 adalah waktu untuk berselancar di Modul 2.2 (PSE), yaitu mengenai hubungan kompetensi sosial dan emosional dengan peran saya sebagai pendidik dan dengan pembelajaran murid. Pada pembelajaran ini saya menguasai di antaranya definisi pembelajaran sosial dan emosional, kompetensi sosial dan emosional, kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 kompetensi sosial dan emosional serta implementasi pembelajaran sosial dan emosional di kelas dan sekolah.Â
Adapun implementasi pembelajaran sosial dan emosional di kelas dan sekolah dapat diberikan melalui :
- pengajaran eksplisit
- integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik
- menciptakan iklim kelas dan budaya sekolah
- penguatan kompetensi sosial dan emosional Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) di sekolah
Sedangkan 5 kompetensi sosial dan emosional yang harus dikuasai, baik oleh PTK maupun murid adalah :
- kesadaran diri
- manajemen diri
- kesadaran sosial
- keterampilan berelasi
- pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
Saya merasa bisa sangat menguasai konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional ini karena saya dan teman-teman CGP memulai perjalanan di modul ini dengan melakukan refleksi pengalaman kami masing-masing terkait kompetensi sosial dan emosional. Dilanjutkan dengan mengeksplor konsep pada tanggal 12-13 Sepetember 2022, di mana CGP mempelajari konsep pembelajaran sosial dan emosional dengan kerangka kerja CASEL dan implementasinya.
Pada tanggal 15-16 September 2022, CGP diberikan waktu untuk berdiskusi dalam kelompok dan mempresentasikannya dalam Ruang Kolaborasi. Di tahap ini, CGP berdiskusi tentang contoh ide penerapan 5 kompetensi sosial dan emosional bagi murid dan rekan-rekan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah, namun karena semua CGP di kelas kami mengajar di SD maka kami tidak membahas tingkat SMP dan SMA. Â Diskusi berlangsung seru dan mengasikkan. Masing-masing CGP mengutarakan ide-ide yang bisa diterapkan di kelas dan sekolah hingga tanpa terasa waktu yang diberikan oleh fasilitator, Bapak Elias Rikardus Ratu, terasa kurang. Akhirnya saya dan teman-teman melanjutkan diskusi di luar Ruang Kolaborasi. Hal inilah yang membuat pemahaman saya terhadap pembelajaran sosial dan emosional semakin baik.
2. Apa hal yang belum Anda kuasai setelah pembelajaran hari ini? Apa yang akan Anda lakukan untuk mengatasi hal tersebut?
Hal yang belum saya kuasai dalam modul Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah cara menentukan ide-ide kreatif yang tidak membosankan bagi murid dan rekan sejawat, bagaimana penerapan pembelajaran bisa berjalan dengan maksimal dan apakah rencana saya akan mendapat sambutan baik dari pimpinan dan rekan sejawat di sekolah.
Yang akan saya lakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah sebagai berikut :
- Penerapan bagi murid : saya akan merancang pembelajaran yang terintegrasi dengan penguatan kompetensi sosial dan emosional secara rutin dengan mencari contoh-contoh praktik baik dari pimpinan, rekan sejawat dan internet.
- Penerapan bagi rekan sejawat atau PTK : menyampaikan rencana pengimbasan kepada Kepala Sekolah sekaligus untuk meminta izin dan arahan dari beliau, berkolaborasi dengan rekan sejawat agar mereka mengetahui rencana pengimbasan dan dapat membantu terlaksananya acara sehingga mencapai tujuan yang diinginkan bersama.Â
3. Apa hal yang masih membingungkan Anda dari pembelajaran hari ini? Ceritakan hal-hal apa saja yang membuat hal tersebut membingungkan
Hal yang masih membingungkan dalam pembelajaran ini adalah bagaimana cara mengukur dan mengevaluasi peningkatan kompetensi sosial dan emosional murid dan rekan sejawat setelah mendapat implementasi dan pengimbasan dari CGP dan bagaimana cara yang efektif untuk dapat mengajak semua guru di sekolah agar mau memberikan pembelajaran yang terintegrasi dengan kompetensi sosial dan emosional di kelas masing-masing.
Padahal seperti yang kita ketahui bersama bahwa seorang guru akan mampu berinteraksi lebih baik dan lebih efektif dengan murid apabila memiliki kompetensi sosial dan emosional yang baik pula, begitupun dengan murid, di mana mereka akan mampu mengikuti pembelajaran dengan baik dan lebih bahagia jika mereka mampu mengembangkan kompetensi sosial dan emosional dalam diri mereka.
Dengan penerapan pembelajaran sosial dan emosional di kelas, diharapkan akan terlaksana pembelajaran yang berpusat pada murid agar mereka mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara.
Demikian refleksi saya, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H