Mohon tunggu...
John Obrak
John Obrak Mohon Tunggu... lainnya -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

mendobrak statusquo\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengapa Israel Selalu Terusir Dan Kalah Memalukan?

31 Agustus 2014   13:15 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:01 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Israel kalah memalukan, berita yang miskin publikasi di Indonesia terutama media online/lokal. Kenapa miskin publikasi? mungkin karena ini adalah buah toleransi, sekularisme, liberalisme, plurasisme, heterogenitas dsb.

Gak ada hubungan? salah.. justru sangat berhubungan karena UUD 1945 RI berkomitmen menghapus penjajahan di muka bumi, kemudian perhatian mayoritas rakyat RI sangat berkepentingan dengan kedamaian di tanah Palestina dimana terdapat tempat-tempat suci agama Samawi yg penganutnya banyak di Indonesia.
Tapi lucu dan menakjubkan komitmen, kepentingan dan selogan-selogan muluk diatas malah dikelabui oleh keengganan media lokal (corong ideologi rasis?) dalam memberitakan hal-hal terkait kebiadaban, kejelekan dan kekalahan penjajah Israel.

Memang perang telah usai, akhir cerita Israel harus menerima kekalahan memalukan lagi lewat gencatan senjata dan kesepakatan yang banyak menguntungkan warga Palestina di Gaza, walau Palestina menderita korban tewas yang lebih banyak?.
Hampir satu dekade terakhir Palestina selalu dapat menyeret Israel pada gencatan senjata atau meja perundingan yang menguntungkan, kecuali jatuhnya korban sipil akibat serangan membabibuta Israel.

Untuk perang kali ini, Chanel TV2 Israel pada hari Rabu lalu tanggal 27 Agustus 2014 kemarin menyebutkan bahwa 59% orang Israel meyakini mereka mengalami KALAH PERANG di Gaza.

Bergayung sambut, Shaol Mofaz mantan panglima perang Israel, menyatakan Israel ‘TERJEBAK’ perang besar dan mengalami kekalahan dalam perang yang disebut dengan ‘Operation Protective Edge’di di Gaza
Sebaliknya Hamas telah berhasil menjerumuskan Israel dalam perang besar tersebut serta membuat rakyat Israel dalam ketakutan dan kehilangan rasa kepercayaan.

Disisi lain kolumnis terkenal harian tebesar Israel Ha’aretz Amar Oren berpendapat :

1. Dia menyatakan ‘IMPERIUM ISRAEL MULAI BERAKHIR’ - (bisa jadi berlebihan tapi bisa juga benar)

2. Perang yang dikobarkan Israel ke Gaza nyatanya justru memukul balik, sebab Israel harus ‘TERUSIR’ dari Gaza

3. Upaya Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mencari-cari alasan atas kegagalan tersebut hanyalah sebagai pembelaan diri dan telah mempengaruhi angkatan bersenjata Israel dengan proyek sistem pertahanan yang terdiri dari ribuan ‘Iron Dome’

4. Perang yang memalukan ini memjadi bukti yang ke-5 selama 1 dekade kekalahan Israel yang membuatnya harus ‘TERUSIR’ dari tanah Palestina, begitupun sebelumnya di Libanon tahun 2006 lalu ketika Israel di’PENCUNDANGI’ Hizbullah

5. Benyamin Netanyahu telah diterpa badai kritik yang memastikan Israel tak siap menerima tanggungjawab atas 2.000.000 juta rakyat Palestina di Gaza.
Ketika Netanyahu mendukung pemisahan dari Gaza perang ternyata mengalahkan Israel

6. Gaza telah menciptakan rudal ‘Hawn’ yang mengancam keamanan Israel, sebaliknya Israel tidak sanggup mengalahkan rudal tersebut

7. Operasi ‘curahan peluru yang dirancang Israel, membuat Hamas mengakali perang dengan membuat terowongan dilanjutkan dengan serangan mematikan

8. Berikutnya pada perang mendatang cendikiawan Hamas akan mengembangkan roket dari DARAT ke LAUT yang untuk pertama kalinya tentu sanggup menghancurkan ladang gas Israel di lepas pantai

9. Perang SYAHID yang digencarkan Hamas pada tahun 1996 dulu membuat Netanyahu berhasil mengalahkan Peres namun untuk pada pemilu mendatang hanya dengan 2 rudal dan 3 roket Hawn, Netanyahu akan mudah dikalahkan lawan-lawannya.

Sementara itu Ketua Fraksi Partai Buruh Israel Eitan Cabel menyerang PM Benyamin Netanyahu atas kekalahan Israel serta menuntutnya mundur.
Rakyat Israel telah bimbang dengan sikap dan tujuan Netanyahu, bahkan yang lebih gawat ada dugaan kuat menyebutkan Netanyahu sendiri tidak tahu arah kebijakannya.

PALING TRAGIS dari kebrutalan perang Israel pada hari ke 35 di Gaza setelah gencatan senjata 72 jam yang berakhir Jumat lalu hanyalah menyiasakan SEJARAH BRUTAL akibat perbuatan Israel yakni :

1. Mengakibatkan korban tewas sejumlah 1916 orang Palestina (terakhir infonya 2000 lebih) serta yang luka-luka 9900 orang

2. Sebagian besar adalah anak-anak, wanita dan lansia

3. Ratusan rumah hancur, mesjid, sekolah, kantor dan pabrik serta lainnya.

Sungguh PENCAPAIAN PERANG ISRAEL YANG PALING BIADAB DAN MEMALUKAN.

Inilah tanggapan sangat pedas dan mengejek disampaikan warga Israel sendiri :

1. Mantan Kepala Dewan Keamanan Nasional Israel Mayor Jenderal Giora Eiland, pada hari Selasa kemarin menyatakan apa yang dialami Israel terutama dua pekan terakhir ini tak bisa digambarkan kecuali dengan satu kata yakni ‘KEBINGUNGAN’

2. Dalam opini yang ditulis di harian Yahudi Yedioth Ahronoth, Giora menjelaskan bahwa kondisi kebingungan yang dihadapi “Israel” disebabkan 3 prediksi berikut ini,
Salah satu, Israel keliru memperkirakan situasi di Gaza. Gaza defacto adalah negara independen, Hamas penguasa mendapatkan dukungan luas warganya.
Salah dua, Israel salah memperkirakan bahwa Hamas dapat di dikte oleh Israel dan Mesir ternyata tidak.
Salah tiga, terjadi ketika Israel dan Mesir memberikan ijin pada otoritas Palesina mengambil kendali politik di Gaza, padahal sikap warga Gaza pada pemimpin Hamas berbeda dengan sikap mereka terhadap aparat keamanan otoritas.

3. Pernyataan mengejutkan juga datang dari menteri Perang Israel Mosheh Ya’lon, yang mengatakan dan mengakui pasukan militernya bertindak seperti ‘ORANG GILA’ dalam menghadapi warga sipil di Gaza.

Nah, setelah capek namun tanpa hasil yang bearti bagi Israel kecuali membunuh warga sipil selama 50 hari, maka dengan dimediasi oleh Mesir kedua belah pihak sepakat ke meja perundingan sembari melakukan gencatan senjata.
Apa isi kesepakatan yang dicapai Israel dan Hamas?.
Ternyata kedua pihak sepakat menyikapi masalah-masalah paling pelik dan sulit yang menjadi perbedaan terutama :

1. Pembebasan tawanan Palestina

2. Tuntutan warga Gaza dibukanya pelabuhan

3. Hamas dan faksi-faksi Palestina menyepakati menghentikan serangan rudal ke Israel

4. Israel sepakat menghentikan serangan udara dan darat

5. Israel sepakat membuka lebih luas perlintasan perbatasan Gaza untuk memberikan izin masuk aliran barang-barang termasuk bantuan kemanusiaan di Gaza

6. Kesepakatan bilateral terpisah Mesir sepakat membuka Rafah di perbatasan dengan Gaza

7. Otoritas Palestina pimpinan Mahmud Abbas menerima tanggungjawab memerintah perbatasan Gaza dari Hamas

8. Otoritas Palestina mengendalikan koordinasi usaha perbaikan Gaza bersama Uni Eropa

9. Israel mempersempit (memperkecil) zona aman terisolasi di dalam wilayah Jalur Gaza dari 300 meter menjadi 100 meter

10. Israel akan memperluas cakupan wilayah laut nelayan Palestina di pantai Gaza dari 3 mil menjadi 6 mil, kemungkinan diperluas secara bertahap jika gencatan senjata semakin kuat. Pihak Palestina ingin jarak jangkau internasional untuk Palestina sejauh 12 mil.

Sementara itu masalah-masalah yang dibahas dalam waktu dekat adalah :

1. Hamas ingin Israel bebaskan ratusan tawanan Palestina yang ditahan dan ditangkap di Tepi Barat setelah peristiwa penculikan dan pembunuhan 3 pemuda Israel yang memicu perang

2. Israel ingin Hamas menyerahkan semua korban tewas yang ditahan selama perang

3. Hamas ingin membangun pelabuhan laut di Gaza yang memberikan keleluasaan keluar masuk barang dan manusia dari dan ke Jalur Gaza. Israel sebelumnya menolak rencana ini sejak lama namun kemungkinan tercapai kesepakatan bila ada jaminan keamanan penuh

4. Hamas ingin membuka pencekalan dana gaji oleh Israel bagi 40 ribu polisi dan pegawai pemerintah dan lainnya yang belum dibayarkan sejak akhir tahun lalu

5. Palestina ingin membangun bandara Yaser Arafat di Gaza yang dibuka pada tahun 1998 namun ditutup pada tahun 2000 setelah dibom Israel.

Dari hasil perjanjian atau kesepakatan yang dimediasi oleh Mesir diatas terlihat poin-poin kemenangan pihak Hamas atau warga Palestina di Gaza, terutama terkait pembebasan tawanan perang, pembukaan blokade yang sangat berpengaruh pada lalu lintas barang dan orang menghidupi warga Gaza, berikut pemberian jangkauan lebih luas bagi penangkapan ikan oleh nelayan Palestina.

Bagi Israel rudal Hamas yang menghantam wilayah dan merengut warganya menciptakan rasa kengerian dan ‘mimpi buruk’ yang tiba-tiba datang dan tidak disangka-sangka.

Korban dan rasa takut warga Israel akhirnya berhasil menyeret petinggi Israel ke meja perundingan, walau serangan darat dan serangan udara tidak habis-habisnya telah memborbardir wilayah Palestina.
Lewat kedigdayaan HAMAS, Tuhan menunjukkan segala tipu daya akan dibalas dengan tipu daya yang terkirakan dan terperikan oleh musuh-musuh yang membenci, menindas dan menjajah warga Palestina.

Begitulah, Israel sebagai bangsa penjajah memang tidak dijinkan oleh Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang untuk memperpanjang hobi menjajah dan membinasakan bangsa-bangsa lain. Bisa jadi karena kelakuannnya mirip monyet dan akal kepintaran dioplos dengan nafsu keangkuhannya sehingga memproduksi kelakuan terbiadab melebihi alien belasteran iblis.

(sumber hidayatullah.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun