1. Mantan Kepala Dewan Keamanan Nasional Israel Mayor Jenderal Giora Eiland, pada hari Selasa kemarin menyatakan apa yang dialami Israel terutama dua pekan terakhir ini tak bisa digambarkan kecuali dengan satu kata yakni ‘KEBINGUNGAN’
2. Dalam opini yang ditulis di harian Yahudi Yedioth Ahronoth, Giora menjelaskan bahwa kondisi kebingungan yang dihadapi “Israel” disebabkan 3 prediksi berikut ini,
Salah satu, Israel keliru memperkirakan situasi di Gaza. Gaza defacto adalah negara independen, Hamas penguasa mendapatkan dukungan luas warganya.
Salah dua, Israel salah memperkirakan bahwa Hamas dapat di dikte oleh Israel dan Mesir ternyata tidak.
Salah tiga, terjadi ketika Israel dan Mesir memberikan ijin pada otoritas Palesina mengambil kendali politik di Gaza, padahal sikap warga Gaza pada pemimpin Hamas berbeda dengan sikap mereka terhadap aparat keamanan otoritas.
3. Pernyataan mengejutkan juga datang dari menteri Perang Israel Mosheh Ya’lon, yang mengatakan dan mengakui pasukan militernya bertindak seperti ‘ORANG GILA’ dalam menghadapi warga sipil di Gaza.
Nah, setelah capek namun tanpa hasil yang bearti bagi Israel kecuali membunuh warga sipil selama 50 hari, maka dengan dimediasi oleh Mesir kedua belah pihak sepakat ke meja perundingan sembari melakukan gencatan senjata.
Apa isi kesepakatan yang dicapai Israel dan Hamas?.
Ternyata kedua pihak sepakat menyikapi masalah-masalah paling pelik dan sulit yang menjadi perbedaan terutama :
1. Pembebasan tawanan Palestina
2. Tuntutan warga Gaza dibukanya pelabuhan
3. Hamas dan faksi-faksi Palestina menyepakati menghentikan serangan rudal ke Israel
4. Israel sepakat menghentikan serangan udara dan darat
5. Israel sepakat membuka lebih luas perlintasan perbatasan Gaza untuk memberikan izin masuk aliran barang-barang termasuk bantuan kemanusiaan di Gaza
6. Kesepakatan bilateral terpisah Mesir sepakat membuka Rafah di perbatasan dengan Gaza
7. Otoritas Palestina pimpinan Mahmud Abbas menerima tanggungjawab memerintah perbatasan Gaza dari Hamas