Mohon tunggu...
Dr Yundri Akhyar
Dr Yundri Akhyar Mohon Tunggu... Dosen - menulis, menulis dan menulis

menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kemuliaan Wanita

21 Desember 2021   12:53 Diperbarui: 21 Desember 2021   13:52 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merupakan hal yang sudah lama stigma negatif yang dialamatkan oleh Barat terhadap ajaran Islam. Mereka menganggap bahwa Islam tidak menghargai kedudukan wanita, memasung kebebasannya, tidak adil dan menjadikannya sebagai manusia kelas dua yang terkungkung dalam penguasaan kaum laki-laki serta hidup dalam kehinaan. Mereka mencitrakan wanita Islam pun sebagai wanita terbelakang dari dinamika kehidupan tanpa peran nyata di masyarakat. Ironisnya sebagian kaum muslimin terpengaruh dengan pandangan-pandangan Barat itu. Mereka menjadi pembantu untuk menyebarkan pemikiran semacam itu dengan mengkampanyekan emansipasi wanita dan kesetaraan gender, mereka menginginkan supaya kaum muslimah melepaskan nilai-nilai harga diri mereka yang selama ini dijaga oleh Islam.

Padahal jika mereka berkaca pada sejarah, justru Islam lah yang sangat memuliakan wanita, sebagaimana telah diketahui apa yang terjadi pada budaya masyarakat Arab dulu sebelum kedatangan Islam. Mereka memperlakukan wanita demikian rendah; wanita-wanita yang dinikahi seorang laki-laki, bila sang lelaki itu meninggal dunia, maka para wanita (istri) tersebut dapat diwarisi oleh anak- anaknya. Bagaimana mungkin ada manusia (wanita) yang dianggap seperti barang yang dapat diwariskan.

Demikian juga masyarakat Arab waktu itu, bila mendapati anaknya yang baru lahir ternyata laki-laki maka mereka sangat gembira dan bangga, tapi bila anaknya yang lahir itu ternyata perempuan maka mereka bersedih, kecewa, malu bahkan sampai tega membunuhnya atau menguburnya hidup-hidup. Bayi perempuan itu dianggapnya sebagai aib. Budaya masyarakat yang diskriminatif terhadap wanita tersebut kemudian dihapus oleh Islam. Di antara ayat-ayat al-Qur'an yang turun untuk mengikis hal tersebut, firman Allah dalam surat An-Nisa' ayat 22: 

Artinya: dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh) (Q.S. An-Nisa': 22)

Kemudian firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 58-59:

 

Artinya: dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?. Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu (Q.S. An-Nahl: 58-59)

Kedua ayat di atas merupakan sebagian saja dari ayat-ayat yang diturunkan dalam rangka upaya menghilangkan budaya yang diskriminatif terhadap wanita dan laki-laki. Intinya di dalam Islam kedudukan seorang wanita sangat mulia sebagai mana laki-laki.

Memang ada sebuah hadis Nabi yang dinilai shahih, yang berbunyi: "Saling pesan-memesanlah untuk berbuat baik kepada wanita, karena mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok" (H.R. Al-Bukhari, Muslim dan Tirmidzi, dari Abu Hurairah). Hadis ini tidak bisa dipahami secara tekstual begitu saja, khususnya terhadap kata "tulang rusuk yang bengkok", dengan makna wanita diciptakan dari tulang rusuk Adam, yang kemudian mengesankan kerendahan derajat kemanusiaannya dibandingkan laki-laki, karena diciptakan dari tulang rusuk laki-laki yang bengkok. Sebab jika dimaknakan secara tekstual kenapa anatomi tulang rusuk manusia normal baik laki-laki maupun wanita sama saja tulang rusuknya yaitu terdiri dari 12 pasang tulang dan tiada yang berkurang sepasang. Maka dalam hal ini sebenarnya para ulama telah banyak menjelaskan bahwa kata tulang rusuk yang bengkok harus dipahami secara majazi (kiasan), dalam artian bahwa hadis tersebut memperingatkan para laki- laki agar bijaksana menghadapi wanita. Karena mereka memiliki sifat, karakter dan kecenderungan yang sangat berbeda dengan laki-laki. Apabila laki-laki tidak memahami sifat wanita bisa jadi ia memaksakan kehendak dan bersikap kasar terhadap wanita, dan akan berakibat fatal, sebagaimana fatalnya meluruskan tulang rusuk yang bengkok.

Telah banyak bukti dan contoh dalam Islam yang menunjukkan bahwa tidak ada sikap diskriminatif terhadap wanita, hanya saja ini tidak banyak diungkapkan oleh para sejarawan. Nabi Muhammad memang tidak pernah bersikap diskriminatif terhadap kaum wanita. Umat Islam diperlakukan sama di hadapan Nabi, semua dihargai dan dihormati sebagai sahabatnya baik laki-laki maupun wanita. Merekapun berjuang bersama Nabi memperjuangkan tujuan Islam, menegakkan kalimah Allah, dalam posisi (derajat), hak dan kesempatan yang sama. Di hadapan umat Islam Nabi selalubersikap egaliter, tidak lebih menghormati dan menghargai yang laki-laki daripada yang wanita, demikian juga sebaliknya, maka derajat wanita adalah sama dengan laki-laki. Aisyah, istri Nabi, selalu berhasil memainkan peranan aktif dalam segala urusan sepanjang hidupnya. Dia merupakan tokoh dan potret wanita muslimah yang berkualitas, seperti itu juga Khadijah.

Dalam sebuah hadis diceritakan: Ada seorang wanita yang bermukim di sekitar masjid meninggal dunia. Suatu ketika Rasulullah menanyakannya, dan para sahabat menjawab: "Dia tetah wafat". Rasulullah bersabda: " Mengapa kalin tidak memberitahuku?". Tampaknya para sahabat meremahkan hal itu . Kemudian Rasulullah bersabda: "Tunjukkan kepadaku di mana kuburannya". Lalu para sahabat menunjukkannya, kemudian Rasulullah mensalatinya. (H.R. Muttafaq alaih). Jelas sekali tergambar bagaimana Nabi begitu menghargai wanita itu meskipun wanita tersebut bukanlah seorang yang terpandang, dia hanya anggota masyarakat biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun