Mohon tunggu...
Qurotuayun Ayun
Qurotuayun Ayun Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa IAIN Jember

Pgmi'19 D4 Filsafat Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Pragmatisme

21 April 2020   16:57 Diperbarui: 21 April 2020   17:04 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Disini, saya akan menjelaskan dan berbagi pengetahuan saya tentang mata kuliah "FILSAFAT PENDIDIKAN" dengan judul Filsafat Pendidikan Pragmatisme.

Pertama, pengertian pragmatisme
Pragmatisme adalah suatu sikap, metode dan filsafat yang memakai akibat-akibat praktis dari pikiran dan kepercayaan sebagai ukuran untuk menetapkan nilai kebenaran. 

Pragmatisme tidak mengakui bahwa dalam diri manusia terdapat kemampuan moralitas dan spiritualitas, karena manusia adalah makhluk yang bergantung hanya kepada kemampuan kreativitas, kecerdasan empiris dan rasional dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan.

Kedua, pengaruh pragmatisme dalam pendidikan

Dalam pendidikan, suasana demokratis sangat diperlukan dan bukanlah suasana yang otoriter. Demokrasi berkembang karena warga-warga masyarakatnya memiliki kebenaran. Masyarakat yang terbina secara demokratis berarti partisipasi dari warga-warga masyarakat untuk menyumbangkan pikiran, ide-ide dan tindakan yang terbaik bagi kehidupan yang sejahtera, tentram dan bahagia.

Dengan berlandaskan pada pemikiran-pemikiran tersebut, pendidik mempunyai peranan meratakan terhadap masyarakat. Pendidikan dapat mengangkat tiap individu dengan pemilihan pengetahuan tertentu, juga keterampilan-keterampilan yang ia sukai. 

Selanjutnya sebagai telah diikuti pendidikan, individu yang bersangkutan mampu mengadakan penyesuaian diri. Dengan penyesuaian ini dapat berperan secara fungsional dalam masyarakat.

Ketiga, tokoh-tokoh pragmatisme

1. Charles sandre Peirce

Charles sendre Peirce, menyatakan bahwa sesuatu dikatakan berpengaruh bila memang memuat sesuatu yang praktis. Ia juga menyatakan bahwa pragmatisme sebenarnya bukan suatu filsafat, bukan metafisika dan bukan teori kebenaran melainkan suatu teknik untuk membantu manusia dalam memecahkan masalah. Jadi, menurut Charles sandre Peirce menegaskan bahwa pragmatisme tidak hanya sekedar ilmu yang bersifat teori dan dipelajari hanya untuk berfilsafat serta mencari kebenaran.

2. William James

William James, menurutnya pragmatisme adalah realitas sebagaimana yang kita ketahui dan pragmatisme adalah filsafat praktis karena ia memberikan kontrol untuk bertindak bagi kebutuhan, harapan serta keyakinan manusia untuk sebagian masa depannya.

3. John Dewey

John Dewey, mengatakan bahwa tugas filsafat adalah memberikan pengarahan bagi perbuatan nyata. Ia lebih menyukai sistemnya dengan sebutan istilah sistem instrumentalisme.

4. Heracleitos

Heracleitos, berpendapat bahwa tidak ada yang kekal abadi di alam ini. Segela sesuatu yang ada di alam ini tentu akan mengalami perubahan. Jadi, hakikat dari segala sesuatu itu adalah perubahan itu sendiri.

Sekian pemaparan tentang "Filsafat Pendidikan Pragmatisme" yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga bermanfaat bagi para pembaca. Sampai bertemu dikesempatan berikutnya.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun