Namun, teori evolusi kimia ini masih memunculkan banyak pertanyaan dan kontroversi. Beberapa ahli berpendapat bahwa kehidupan mungkin muncul di tempat yang jauh dari Bumi, dan kemudian ditransfer ke planet ini melalui meteorit atau komet. Beberapa ahli lainnya berpendapat bahwa kehidupan mungkin berasal dari kawah hidrotermal di dasar laut. Meskipun demikian, teori evolusi kimia masih menjadi teori yang paling diterima untuk menjelaskan asal usul kehidupan di Bumi. Berbagai penelitian terus dilakukan untuk membantu memahami proses ini.
Selama jutaan tahun berikutnya, kehidupan berkembang dan berevolusi di bumi. Yang sering disebut sebagai evolusi biologis. Organisme yang lebih kompleks dan beraneka ragam muncul, dan pada akhirnya, pada sekitar 500 juta tahun yang lalu, terjadi ledakan keanekaragaman hayati yang dikenal sebagai "Ledakan Kambrium". Selama periode ini, banyak spesies baru muncul dan kehidupan laut menjadi lebih kompleks dan beragam.
Selama era Paleozoikum, banyak spesies hewan dan tumbuhan berevolusi dan berkembang, dan beberapa spesies menjadi sangat besar. Namun, pada akhir periode tersebut, terjadi kepunahan massal yang menghapus sebagian besar kehidupan di bumi. Kepunahan ini kemungkinan disebabkan oleh perubahan iklim global dan aktivitas vulkanik yang meningkat.
Setelah kepunahan massal di era Paleozoikum, era Mesozoikum dimulai dan ditandai dengan kemunculan dinosaurus. Dinosaurus mendominasi bumi selama jutaan tahun, tetapi pada akhir periode Kapur, terjadi kepunahan massal yang menghapus dinosaurus dan sebagian besar kehidupan lainnya di bumi. Kepunahan ini kemungkinan disebabkan oleh tabrakan meteorit yang besar dengan bumi.
Setelah era Mesozoikum, era Kenozoikum dimulai dan ditandai dengan kemunculan mamalia. Mamalia berkembang dan menguasai bumi, dan selama periode ini, beberapa spesies mamalia menjadi sangat besar dan kuat, seperti gajah dan mammoth. Selain itu, manusia berevolusi dari nenek moyang primata mereka dan secara bertahap menyebar ke seluruh dunia.
Sejarah Manusia
Menurut temuan saat ini, manusia berasal dari kelompok primata yang lebih tua, yang dikenal sebagai Hominidae. Kelompok ini terdiri dari gorila, simpanse, orangutan, dan manusia. Kedua kelompok terakhir, orangutan dan manusia, adalah anggota kelompok hominina, yang memiliki ciri-ciri unik seperti tidak adanya bulu dan kemampuan untuk berjalan tegak.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa kelompok hominina memisahkan diri dari kelompok simpanse sekitar 6-7 juta tahun yang lalu. Spesies pertama dari kelompok hominina, yang dikenal sebagai Sahelanthropus tchadensis, hidup sekitar 6-7 juta tahun yang lalu. Sahelanthropus dianggap sebagai salah satu nenek moyang manusia.
Spesies hominina yang lebih maju muncul kemudian, termasuk Homo habilis dan Homo erectus. Homo habilis hidup sekitar 2,4-1,4 juta tahun yang lalu dan memiliki otak yang lebih besar serta gigi yang lebih kecil daripada spesies sebelumnya. Mereka juga diketahui menggunakan alat batu yang sederhana untuk membantu dalam kehidupan sehari-hari.
Manusia modern, Homo sapiens, muncul sekitar 300.000 tahun yang lalu di Afrika dan kemudian menyebar ke seluruh dunia. Spesies ini memiliki otak yang lebih besar daripada spesies sebelumnya dan memiliki kemampuan untuk berbicara dan berpikir abstrak yang kompleks. Kemampuan ini memungkinkan manusia untuk membangun peradaban dan mengembangkan teknologi yang semakin maju, termasuk komunikasi, pertanian, transportasi, dan teknologi informasi.
Seiring waktu, manusia terus berkembang dan berevolusi. Terdapat bukti bahwa evolusi manusia masih berlangsung hingga saat ini, meskipun tidak dengan kecepatan yang sama seperti pada masa lalu. Manusia modern masih mengalami perubahan genetik dan adaptasi yang berbeda-beda di seluruh dunia, tergantung pada lingkungan dan tekanan seleksi yang dihadapi.