Pembicaraan mengenai bagaimana bumi dan kehidupan tercipta sudah menjadi pertanyaan manusia sejak berabad-abad yang lalu, manusia sebagai makhluk yang selalu bertanya, berusaha untuk mencari tahu bagaimana semua ini tercipta, bagaimana saya ada disini? Itu merupakan pertanyaan sama yang selalu muncul sejak zaman Yunani Kuno sampai zaman kemutakhiran science saat ini.
Setiap zamannya manusia berusaha menjawab hal tersebut dengan berbagai sudut pandang, pada masa yunani kuno manusia memandang penciptaan alam semesta dari sudut pandang pengelihatan manusia terhadap alam, seperti pemikiran Thales (624-546 SM) Ia mengatakan bahwa asal alam semesta berasal dari air karena unsur terpenting bagi setiap makhluk hidup adalah air, kemudian memasuki abad pertengahan yang lebih teologis, sudut pandang manusia mengenai penciptaan adalah sudut pandang ukhrowi, tuhan mencipatakan alam semesta ini dan yang akan mengakhirinya, zaman berlanjut dan sejarah memasuki zaman pasca renaissance yang menitikberatkan rasionalitas, manusia memandang alam semesta terbentuk berdasarkan proses alam yang saling berpengaruh.
Adapun dalam tulisan ini saya menitikberatkan sudut pandang pada temuan-temuan yang dapat dijelaskan secara keilmiahan saja, sebetulnya materi tulisan ini mungkin sudah pembaca pelajari saat SMA, khususnya bagi yang menekuni pelajaran sejarah, biologi evolusi, ataupun geografi sejauh yang saya ingat materi ini sudah diajarkan ketika SMA, sehingga tulisan ini hanyalah sebagai rangkuman dan pengingat saja, mohon untuk tidak mengambil tulisan ini sebagai rujukan utama dan membaca tulisan-tulisan lain yang lebih akurat dan lengkap untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.
Saya bukan orang yang ahli dalam masalah ini, sehingga jika pembaca melihat atau menemukan kesalahan dalam tulisan ini, saya mohon untuk koreksinya. tulisan ini menitikberatkan pada proses terbentuknya bumi dan masa awal kehidupannya saja, adapun mengenai proses awal alam semesta tidak termaktub dalam tulisan ini, disamping karena keilmuan saya yang kurang, tulisan ini saya tujukan untuk tema sejarah, adapun mengenai penciptaan awal semesta, bagi saya akan lebih baik dijelaskan dari sudut pandang ilmu alam.
Pembentukan Bumi
Proses pembentukan bumi melalui serangkaian peristiwa yang menakjubkan dan kompleks, dan banyak dari kita masih belum sepenuhnya memahaminya. Bumi yang kita tempati saat ini telah melewati jutaan tahun sejarah dan mengalami banyak perubahan.
Salah satu teori yang paling diterima oleh para ilmuwan adalah teori nebula. Menurut teori ini, bumi dan planet lainnya terbentuk dari awan gas dan debu yang mengelilingi matahari. Saat awan ini mulai terkumpul, gravitasi akan menarik material untuk membentuk bintang baru di pusatnya, yaitu matahari. Sementara itu, partikel-partikel kecil yang tersisa akan terus saling menabrak dan menggumpal membentuk planetesimal atau benda-benda yang berukuran lebih besar. Proses ini dikenal sebagai akresi.
Ketika awan ini mulai mendingin, ia mulai berkontraksi, dan energi panas yang dilepaskan dari kontraksi ini menyebabkan awan mulai berputar. Putaran ini membuat awan menjadi datar, seperti piring, dan membentuk cakram protoplanet. Cakram protoplanet ini kemudian mulai terakumulasi dan menggumpal bersama, membentuk protoplanet yang lebih besar. Proses ini berlanjut hingga protoplanet berkumpul untuk membentuk planet yang kita kenal saat ini. Beberapa protoplanet yang cukup besar seperti Bumi kemudian terbentuk.
Pada awalnya, Bumi masih sangat panas dan cair. Namun, seiring berjalannya waktu, lapisan luar Bumi mulai mendingin membentuk kerak Bumi yang padat. Aktivitas vulkanik yang hebat di Bumi pada masa itu juga membantu membentuk kerak Bumi. Kerak Bumi yang terbentuk kemudian bertumbuh dan membesar seiring waktu. Kekuatan alam seperti gempa bumi dan gunung berapi membentuk pegunungan dan dataran yang kita lihat saat ini.
Proses pembentukan Bumi terjadi sangat lama dan kompleks, seperti membuat kue, bahan-bahan pertama kali dicampur dan diaduk menjadi adonan. Kemudian, adonan tersebut dipanggang di oven dan menjadi kue yang padat. Begitu pula Bumi, awalnya adalah bahan-bahan debu dan gas yang saling menempel dan kemudian mengalami proses pemadatan dan pendinginan, membentuk Bumi yang padat seperti yang kita kenal sekarang.
Dalam rentang waktu 500 juta tahun setelah terbentuknya Bumi, planet ini mengalami serangkaian peristiwa geologis besar yang membentuk struktur dan fitur yang kita kenal saat ini. Salah satu peristiwa penting adalah terbentuknya kerak bumi, lapisan luar yang padat dan kaku yang membungkus planet ini. Kerak bumi terdiri dari lempeng-lempeng tektonik besar yang saling bergeser di atas mantel, lapisan bawah yang lebih lunak. Pergerakan lempeng tektonik ini dapat menyebabkan gempa bumi, gunung berapi, dan pembentukan pegunungan.
Selain itu, selama jutaan tahun, Bumi juga mengalami serangkaian periode es dan iklim hangat, yang diatur oleh faktor seperti orbit planet dan aktivitas matahari. Peristiwa-peristiwa ini memainkan peran penting dalam membentuk lautan, sungai, dan fitur lainnya di permukaan Bumi. Selama sejarah geologis Bumi, kehidupan juga muncul dan berkembang. Bentuk-bentuk awal kehidupan seperti bakteri dan alga muncul sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu. Proses evolusi kemudian membawa kehidupan ke berbagai bentuk dan spesies yang lebih kompleks, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia.
Skala Geologis
Skala waktu geologis adalah konsep penting dalam memahami sejarah bumi. Sebagai perbandingan, jika kita menempatkan sejarah bumi selama 4,6 miliar tahun ke dalam sebuah jam, maka manusia modern baru muncul pada pukul 11:59 malam, yaitu hanya 1 menit sebelum tengah malam. Maka dari itu, untuk bisa memahami sejarah bumi yang panjangnya 4,6 miliar tahun ini, kita perlu memahami skala waktu geologis dengan baik.
Skala waktu geologis terdiri dari tiga periode besar, Jika sejarah bumi diibaratkan seperti sebuah buku, maka setiap periode dan zaman dapat diibaratkan sebagai bab-bab dalam buku tersebut. Bab-bab tersebut memiliki judul dan isi yang berbeda-beda, namun semuanya saling terkait dan membentuk sebuah cerita yang utuh.
Periode Paleozoikum dapat diibaratkan sebagai "bab pertama" dalam buku sejarah bumi. Di periode ini, bumi masih dalam keadaan yang sangat berbeda dari sekarang, dengan lautan yang luas dan kehidupan yang masih sederhana. Zaman-zaman di dalam periode Paleozoikum seperti zaman Ordovik hingga Karbonikum dapat diibaratkan sebagai sub-bab dalam bab pertama tersebut.
Periode Mesozoikum, atau yang juga dikenal sebagai "era dinosaurus", dapat diibaratkan sebagai "bab kedua" dalam buku sejarah bumi. Di periode ini, bumi sudah mulai berubah menjadi lebih mirip dengan kondisi sekarang, dengan kemunculan hewan-hewan yang lebih kompleks seperti dinosaurus. Zaman Trias, Jurasik, dan Kapur dapat diibaratkan sebagai sub-bab dalam bab kedua tersebut.
Terakhir, Kenozoikum dapat diibaratkan sebagai "bab ketiga" dalam buku sejarah bumi. Di periode ini, bumi sudah semakin mirip dengan kondisi sekarang, dengan kemunculan mamalia, burung, dan manusia. Zaman-zaman di dalam Kenozoikum seperti zaman Paleogen dan Neogen dapat diibaratkan sebagai sub-bab dalam bab ketiga tersebut.
skala waktu geologis adalah cara yang penting untuk mengukur waktu dalam sejarah bumi dan memungkinkan kita untuk memahami hubungan antara peristiwa-peristiwa penting yang terjadi selama jutaan tahun yang lalu. Hal ini sangat penting karena memungkinkan kita untuk memahami bagaimana kehidupan berkembang dan berubah selama waktu, dan bagaimana perubahan ini mempengaruhi bumi dan spesies yang hidup di dalamnya.
Awal Kehidupan
Salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah bumi adalah kemunculan kehidupan. Meskipun masih belum diketahui secara pasti bagaimana kehidupan muncul, para ilmuwan sepakat bahwa kehidupan pertama kali muncul sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu dalam bentuk mikroba sederhana. Mikroba ini hidup di dalam air dan dapat memperoleh nutrisi dari gas-gas seperti hidrogen dan metana.
Salah satu teori paling populer mengenai asal usul kehidupan adalah teori evolusi kimia. Teori ini menyatakan bahwa kehidupan pertama kali muncul dari molekul-molekul organik sederhana yang terbentuk secara alami di Bumi. Molekul-molekul ini kemudian berinteraksi satu sama lain secara acak hingga membentuk struktur yang kompleks, seperti protein dan asam nukleat. Proses ini terjadi di lingkungan yang terus berubah dan berevolusi selama jutaan tahun.
Namun, teori evolusi kimia ini masih memunculkan banyak pertanyaan dan kontroversi. Beberapa ahli berpendapat bahwa kehidupan mungkin muncul di tempat yang jauh dari Bumi, dan kemudian ditransfer ke planet ini melalui meteorit atau komet. Beberapa ahli lainnya berpendapat bahwa kehidupan mungkin berasal dari kawah hidrotermal di dasar laut. Meskipun demikian, teori evolusi kimia masih menjadi teori yang paling diterima untuk menjelaskan asal usul kehidupan di Bumi. Berbagai penelitian terus dilakukan untuk membantu memahami proses ini.
Selama jutaan tahun berikutnya, kehidupan berkembang dan berevolusi di bumi. Yang sering disebut sebagai evolusi biologis. Organisme yang lebih kompleks dan beraneka ragam muncul, dan pada akhirnya, pada sekitar 500 juta tahun yang lalu, terjadi ledakan keanekaragaman hayati yang dikenal sebagai "Ledakan Kambrium". Selama periode ini, banyak spesies baru muncul dan kehidupan laut menjadi lebih kompleks dan beragam.
Selama era Paleozoikum, banyak spesies hewan dan tumbuhan berevolusi dan berkembang, dan beberapa spesies menjadi sangat besar. Namun, pada akhir periode tersebut, terjadi kepunahan massal yang menghapus sebagian besar kehidupan di bumi. Kepunahan ini kemungkinan disebabkan oleh perubahan iklim global dan aktivitas vulkanik yang meningkat.
Setelah kepunahan massal di era Paleozoikum, era Mesozoikum dimulai dan ditandai dengan kemunculan dinosaurus. Dinosaurus mendominasi bumi selama jutaan tahun, tetapi pada akhir periode Kapur, terjadi kepunahan massal yang menghapus dinosaurus dan sebagian besar kehidupan lainnya di bumi. Kepunahan ini kemungkinan disebabkan oleh tabrakan meteorit yang besar dengan bumi.
Setelah era Mesozoikum, era Kenozoikum dimulai dan ditandai dengan kemunculan mamalia. Mamalia berkembang dan menguasai bumi, dan selama periode ini, beberapa spesies mamalia menjadi sangat besar dan kuat, seperti gajah dan mammoth. Selain itu, manusia berevolusi dari nenek moyang primata mereka dan secara bertahap menyebar ke seluruh dunia.
Sejarah Manusia
Menurut temuan saat ini, manusia berasal dari kelompok primata yang lebih tua, yang dikenal sebagai Hominidae. Kelompok ini terdiri dari gorila, simpanse, orangutan, dan manusia. Kedua kelompok terakhir, orangutan dan manusia, adalah anggota kelompok hominina, yang memiliki ciri-ciri unik seperti tidak adanya bulu dan kemampuan untuk berjalan tegak.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa kelompok hominina memisahkan diri dari kelompok simpanse sekitar 6-7 juta tahun yang lalu. Spesies pertama dari kelompok hominina, yang dikenal sebagai Sahelanthropus tchadensis, hidup sekitar 6-7 juta tahun yang lalu. Sahelanthropus dianggap sebagai salah satu nenek moyang manusia.
Spesies hominina yang lebih maju muncul kemudian, termasuk Homo habilis dan Homo erectus. Homo habilis hidup sekitar 2,4-1,4 juta tahun yang lalu dan memiliki otak yang lebih besar serta gigi yang lebih kecil daripada spesies sebelumnya. Mereka juga diketahui menggunakan alat batu yang sederhana untuk membantu dalam kehidupan sehari-hari.
Manusia modern, Homo sapiens, muncul sekitar 300.000 tahun yang lalu di Afrika dan kemudian menyebar ke seluruh dunia. Spesies ini memiliki otak yang lebih besar daripada spesies sebelumnya dan memiliki kemampuan untuk berbicara dan berpikir abstrak yang kompleks. Kemampuan ini memungkinkan manusia untuk membangun peradaban dan mengembangkan teknologi yang semakin maju, termasuk komunikasi, pertanian, transportasi, dan teknologi informasi.
Seiring waktu, manusia terus berkembang dan berevolusi. Terdapat bukti bahwa evolusi manusia masih berlangsung hingga saat ini, meskipun tidak dengan kecepatan yang sama seperti pada masa lalu. Manusia modern masih mengalami perubahan genetik dan adaptasi yang berbeda-beda di seluruh dunia, tergantung pada lingkungan dan tekanan seleksi yang dihadapi.
Epilog
Pemahaman sejarah awal menjadi penting bagi kita agar dapat memahami rangkaian sejarah kedepannya, dengan memahami bagaimana awalan terjadi, dapat memabntu kita dalam menemukan faktor-faktor sejarah yang masih akan berpengaruh terhadap berbagai fenomena kontemporer.
Tulisan ini merupakan tulisan pertama yang akan menjadi awal dari tulisan sub-bab sejarah, kedepannya saya akan menulis terkait dengan sejarah awal manusia, perkembangannya sampai saat ini, harapan saya, tulisan ini dapat memberikan kita pemahaman yang lebih mendasar untuk dapat melihat fenomena-fenoma kontemporer yang terjadi, khususnya di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H