Mohon tunggu...
Yumna Muna Aliyya
Yumna Muna Aliyya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Ilmu Komunikasi NIM 22107030048

Selanjutnya

Tutup

Music

Akan Terapkan Dynamic Pricing, Fans Menolak Keras

22 Mei 2023   11:28 Diperbarui: 22 Mei 2023   11:55 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Saat ini agensi-agensi besar di Korea semakin berkembang pesat dikarenakan K-pop yang semakin mendunia. Suksesnya K-pop di luar Korea saat ini, tak terlepas dari peran besar fans internasional yang para idol miliki. Hal itu pun semakin memperluas peruntungan agensi dalam menghasilkan uang.

Hidup di dunia kapitalis ini, kita tak dapat mengelak akan kebutuhan materi yang sungguh besar. Walaupun kebutuhan primer bahkan sekunder telah terpenuhi, karena adanya kapitalisme ini manusia semakin rakus dalam bagaimana dapat menghasilkan materi sebanyak mungkin.

Seperti yang terjadi dalam perindustrian musik agensi Korea yang sedang marak saat ini. Sebenarnya tak hanya dari industri musik Korea saja, hal ini banyak terjadi di luar negeri sejak dahulu. Namun karena saat ini yang sedang marak adalah industri musik K-pop, maka yang menjadi topik pembahasan di sini adalah industry musik K-pop.

Agensi-agensi musik Korea saat ini sedang berlomba-lomba untuk menghasilkan idol yang dapat membantu mereka dalam meraup keuntungan materi. Ditambah dengan keadaan saat ini, di mana K-pop yang sedang berkembang pesat, tersebar ke penjuru dunia. Mereka berusaha untuk menjadikan idol mereka dapat melangkah ke industri musik internasional, karena hal itu dapat menjadikan agensi meraup keuntungan yang lebih besar lagi dibandingkan dengan idol skala nasional saja.

Seperti HYBE Labels yang saat ini menaungi berbagai agensi yang memiliki idol yang sukses di skala internasional. Seperti Bighit Music yang menaungi BTS dan TXT, Pledis Entertainment yang menaungi Seventeen, Source Music yang menaungi Le Sserafim, Belift Lab yang menaungi Enhypen, dan ADOR yang menaungi NewJeans. Dan baru-baru ini pula, HYBE Labels Japan mendebutkan boygrup baru bernama &Team. Beberapa grup yang telah disebutkan sebelumnya dapat dibilang sukses dalam skala nasional maupun internasional.

Maka tak heran bila kekayaan HYBE dikatakan melebihi 3 agensi besar Korea sebelumnya, yakni SM Entertainment, YG Entertainment dan JYP Entertainment. Namun walau begitu, HYBE tak kehilangan akal dalam mencari ide untuk meraup keuntungan yang lebih banyak lagi dari sebelumnya. Ditambah fakta bahwa saat ini BTS yaitu boygrup besar naungan mereka ini sedang melakukan hiatus dalam rangka melaksanakan kewajiban militer sebagai warga negara Korea. Sehingga karena itu beberapa waktu terakhir ini, dikatakan beberapa kali bahwa HYBE mengalami penurunan saham.

HYBE baru-baru ini diketahui terapkan System Dynamic Pricing dalam penjualan tiket konser artis mereka. Akun twitter bernama @byeoleaf men-transcribe [HYBE 1Q23 Conference Call Live] pada 020523, di mana HYBE menyebutkan tentang "dynamic pricing" yang dilakukan terhadap konser Yoongi (AgustD) dan TXT. Hal ini terbukti telah diterapkan dalam penjualan tiket konser TXT dan Agust D di US.

Apa itu Dynamic Pricing? Dynamic Pricing dalam bisnis sering juga disebut dengan Surge Pricing, Demand Pricing, atau Time-Based Pricing, yaitu kenaikan harga berdasarkan demand dan waktu. Ini adalah praktik di mana perusahaan atau penjual memasang harga sesuka hati untuk produk yang "sedang" high-demand.

Lalu apa bedanya dengan Bidding? Beda tipis. Kalau Bidding, kamu mengetahui barang yang ditawar memang merupakan rare items/high value/limited edition dan kamu membelinya sebagai collector. Namun di sini, tiket konser bukanlah termasuk barang Bidding. It's an invaluable fan-artist experience.

Jadi, setelah sebelumnya HYBE mengenalkan beberapa fitur baru berbayar di Weverse, HYBE berencana akan menerapkan system Dynamic Pricing ini. Hal ini bukan bermula dari HYBE sendiri. Praktik Dynamic Pricing ini sudah diterapkan lebih dulu oleh TicketMaster, dan HYBE menyetujui untuk menggunakan cara tersebut terhadap artis mereka (dalam hal ini, BTS dan TXT, karena memiliki high demand paling tinggi).

HYBE sudah "mencoba" cara ini di penjualan tiket konser Agust D Tour di US yang telah lalu. Harga tiket di section 108 awalnya $180.35 (IDR 2.6juta), tiba-tiba saat pembelian berlangsung naik jadi $1.030 (IDR 15juta). Ini bahkan bukan general sale. Ini membership presale.

Namun fakta yang terjadi di lapangan lebih kejam. Harga berubah naik di 5 menit pertama untuk section dengan minat tinggi. Alhasil, fans yang tidak sanggup membayar 15juta, harus merelakan tiket yang sudah berhasil disecure tadi karna gagal membayar (tidak sanggup membayar, dikarenakan kenaikan harga yang drastis secara tiba-tiba).

Dan hal ini sangat merugikan ARMY, karena ARMY adalah fandom yang luar biasa besar. Selama ini tiket selalu sold out. Bahkan Agust D Tour kemarin walaupun harga naik, tetap sold out. Ini berbahaya karena HYBE melihat hal itu sebagai opportunity; walaupun banyak yang complain, tiket tetap dapat terjual habis.

Sehingga mulai pada 4 Mei kemarin, ARMY beramai-ramai menaikkan tagar #NoDynamicPricing. Mereka menolak keras akan penerapan System Dynamic Pricing ini. Karena, sebagai agensi yang selalu menggaungkan "fans adalah prioritas" dynamic pricing adalah pengkhianatan terhadap fans yang sesungguhnya. Calo dan bots akan menggunakan dynamic pricing untuk menaikkan harga terus-menerus tanpa batas.

Sebenarnya, HYBE bukanlah satu-satunya agensi K-pop yang menerapkan Dynamic Pricing. Ada agensi K-pop lain yang telah melakukan hal yang sama. But, there's no one is better than others in capitalism. Kapitalisme benar-benar akan menggerogoti manusia, demi memuaskan nafsu si pemegang kuasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun