Mohon tunggu...
Yumahest
Yumahest Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Wattpad, Kaskus, TikTok: @yumahest IG: @yumahest_writer & @yumahest

Selanjutnya

Tutup

Money

Gadis Desa Berusia 18 Tahun Ini Mendirikan Penerbitan Buku Indie, Kok Bisa?

17 Mei 2019   22:09 Diperbarui: 17 Mei 2019   22:55 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadis desa ini nekat mendirikan penerbitan buku indie diusianya yang ke-18 tahun

Yumahestnama pena dari seorang gadis remaja bernama lengkap Ayu Mahesti ini nekat mendirikan penerbitan buku indie tanpa diketahui kedua orang tuanya.

Gadis asal Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan ini memutuskan terjun ke dunia kepenulisan saat dirinya menempuh pendidikan di jenjang perkuliahan.

Sebenarnya, Yumahest sudah mulai menyukai dan tertarik untuk menulis saat dirinya duduk di bangku SMA, tepatnya saat kelas sebelas, tetapi karena tinggal di desa dan jarang sekali mendapati teman dengan kesukaan yang sama dengannya, membuat Yumahest tak pernah menulis apa-apa.

"Dulu aku buta sama hal tulis-menulis, tapi ada kakak kenalanku yang menyarankan agar aku mengetes kemampuan menulisku dengan cara ikut lomba menulis," jelasnya saat ditanyai seorang teman.

Perjalanannya dalam dunia kepenulisan menulisnya hingga membawanya kerja suka-suka kurang lebih satu bulan di sebuah penerbitan indie milik temannya.

Beberapa bulan setelah mengundurkan diri, Yumahest diajak mendirikan penerbit dengan salah satu siswa dari Jawa Barat yang dikenalnya melalui komunitas menulis.

Jauh sebelum diajak mendirikan penerbit, Yumahest sudah berangan-angan ingin mendirikan penerbit. Keinginannya semakin kuat sebab di desanya belum ada penerbitan buku, toko buku pun tidak ada.

Yumahest pun memantapkan keinginannya dan memutuskan untuk mendirikan penerbitan buku indie seorang diri.

Penerbit Spekta. Penerbit yang berhasil didirikannya pada 27 Mei 2018 itu kini sudah banyak dikenal orang. Saat itu, Penerbit Spekta bekerja sama dengan penerbit dan percetakan. Kemudian baru diresmikan secara hukum pada 11 Desember 2018.

Nama Penerbit Spekta sendiri diambil dari kata "Spektakuler".

Tidak berhenti di situ saja, Penerbit Spekta kini sudah memiliki imprint, di antaranya:

1. Duta Publisher.
2. Ektalase Publisher.
3. Malta Publisher.
4. Smarta Publisher.
5. Surata Publisher.
6. Halim Pustaka Media.

Halim Pustaka Media sendiri dikhususkan untuk naskah dengan sistem seleksi.

"Saya harap Halim Pustaka Media bisa menjadi penerbit mayor yang bukunya bisa masuk toko buku besar seperti gramedia," ungkapnya pada pimpinan redaksi masing-masing imprint.

Setelah berhasil mendirikan penerbitan buku indie beserta imprint-nya itu, Yumahest masih mempunyai mimpi lain, yakni mendirikan toko buku.

Berikut ini pesan dari Yumahest untuk seluruh remaja di Indonesia, bahkan kalau bisa dunia sekalipun.

"Bermimpilah setinggi langit dan tunjukkan pada dunia bahwa mimpimu bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan. Ingatlah, Tuhan bisa menyulap mimpimu menjadi kenyataan jika kau sungguh-sungguh berusaha untuk mewujudkannya."

"Memiliki satu mimpi sudah mainstream, tetapi memiliki banyak mimpi barulah unik."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun