Mama tetap teguh pada keputusan awal kalau aku tidak boleh mendaftar jika nilai maupun peringkatku turun.
Aku tak menyerah begitu saja, kulanjutkan memohon dengan tampang memelas, supaya permintaanku dituruti.
"Ma, bolehin Hesti daftar, ya?" Rengekku dengan kedua telapak tangan mengatup, memohon seperti anak kecil minta dibelikan permen.
Mama menghela napas gusar, sesaat kemudian membuka mulutnya.
"Oke, boleh." Ucapannya berhenti sejenak, "Tapi kalau kamu gak lulus seleksi, kamu harus pilih sekolah di desa. Terserah kamu mau ke mana," tutur Mama.
Aku refleks mengangguk dengan cepat tanda menyetujui persyaratan dari Mama. Seulas senyum mengembang, lalu kupeluk Mama erat-erat sembari mengucapkan terima kasih berkali-kali.
***
Matahari siang ini begitu menyengat kulit. Setelah Mama merestui, kini aku sudah berada di SMA Negeri 3 Unggulan Kayuagung. Aku kemari ditemani Papa yang akan membantuku mendaftar.
Dari kota Palembang ke kota Kayuagung kurang lebih memakan waktu tiga jam perjalanan jika ditempuh menggunakan roda empat. Cukup jauh dari rumahku. Dari rumahku ke kota Palembang saja kurang lebih dua jam perjalanan jika ditempuh dengan speedboat.
Perjalanan yang melelahkan. Tapi rasa lelah seketika lenyap saat kulihat tulisan nama sekolah itu di gerbang. Sangat menggetarkan jiwa.
Paginya, aku menginjakkan kaki ke area sekolah untuk mendaftar. Lapangan yang begitu luas dan cukup jauh untuk sampai ke gedung serbaguna membuat napas tersengal-sengal.