Mohon tunggu...
Yulyanengsi Suharman
Yulyanengsi Suharman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Moslem. Simple Person.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

KPA Rileksasi ala Pendamping Desa

13 Januari 2018   00:04 Diperbarui: 13 Januari 2018   02:26 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi yang namanya manusia, kan tak luput dari sifat khilaf dan lupa. Kemampuan saya untuk membaca regulasi yang ada terkait desa ini tentunya terbatas dan juga ingatan saya yang agak sedikit pelupa. Kalau sudah terjadi yang seperti ini, maka saya harus kreatif doong, saya akan memanfaatkan smartphone saya untuk segera searching di Internet, agar apa yang nantinya saya ucapakan dan saya sampaikan kepada masyarakat desa tidak meleset dan tepat sasaran, atau saya akan manfaatkan grup WA untuk bertanya dan menyimak obrolan yang ada di grup WA, karena dengan demikian pengetahuan saya akan bertambah.

Saya harus terus mengupdate informasi terbaru tentang aturan atau regulasi, tentang desa. susah juga kalau semua saya cari tahu sendiri, maka harus kreatif, maka ketika sedang ada waktu yang sedikit senggang, saya harus aktif berdiskusi dan bertanya pada teman-teman senior saya, karena susah kalau harus bertemu langsung, maka saya gunakan sarana komunikasi yang memang sudah dimiliki semua pendamping desa yaitu diskusinya lewat WA.

Grup WA itu penting sekali menurut saya, bukan Cuma untuk ngobrol kosong saja, tapi kita bisa meanfaatkan untuk menggali informasi, tinggal bagaimana kita melempar umpan pancingannya saja dan mengarahkannya lalu kita akan dapat hasil pancingan yang kita inginkan, bermodal HP, kuota dan tentunya teman-teman di grup WA.

Sudah jadi hal yang semua orang tahu, menjadi pendamping desa itu harus siap tenaga ekstra, harus siap tidak tidur semalaman karena harus menyelesaikan laporan. Tapi hal ini tidakpernah menjadi penghalang bagi saya, karena saya punya komitemen untuk dapat menjalankan tugas dan pekerjaan saya sebagai pendamping desa dengan sebaik-baiknya, karena itu saya bisa bahagia menjalani profesi ini.

Industri kreatif menurut saya tak hanya terkait seni saja, tapi profesi saya juga merupakan profesi yang harus punya kreativitas yang tinggi. Seperti yang saya ceritakan di awal tadi, bahwa kerjaan saya purna waktu, butuh tenaga ekstra, maka dari itu ketika saya stuck saya butuh rileksasi agar saya tetap terus kreatif dalam mengelolah potensi yang ada. Creative People Zaman Now rileksasi dengan Kayu Putih Aroma

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Saya biasanya untuk rileksasi ini memanfaatkan Kayu Putih Aroma (KPA) yang memiliki aroma yang menyegarkan, karena aromanya sangat menyegarkan jadi fikiran kita bisa jadi lebih fresh. Kalau saya menggunakan Kayu Putih Aroma (KPA) ini bukan Cuma dihirup aromanya, tapi saya gunakan untuk pijatan, karena disamping aromanya bikin kita refresh, minyak Kayu Putih Aroma ini menghangatkan sehingga ide-ide kreatif akan tumbuh, tumbuh dan tumbuh.

Saya selalu membawa Kayu Putih Aroma (KPA) kemanapun saya pergi, ketika perut saya kembung karena masuk angin atau terlambat makan, maka pertolongan pertamanya adalah dengan mengoleskan beberapa tetes minyak kayu putih aroma ke perut saya, dan kembungnya akan berkurang.

Kayu Putih Aroma (KPA) ini terdiri dari empat varian yaitu, rose, green tea, lavender dan ekaliptus. Saya dan keluarga sebelum ada Kayu Putih Aromatherapy sudah menggunakan kayu putih Cap Lang sebagai andalan keluarga, namun setelah adanya Kayu Putih Aroma (KPA), saya lebih memilih Kayu Putih Aromatherapy Lavender sebagai favorite dan andalan saya.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
SALAM HANGAT DAN MENYEGARKAN, SALAM DESA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun