Cita-cita yang indah buat saya...
Proses pencapaian cita-cita saya adalah intinya.
Bisa dikatakan pemanfaatan dari kreatifitas itu sebagai industri kreatif. Industri kreatif dipandang semakin penting dalam mendukung kesejahteraan dalam perekonomian, berbagai pihak berpendapat bahwa kreativitas manusia adalah sumber daya ekonomi utama.
Sebagai anak muda yang terlahir dari keluarga yang ekonominya biasa-biasa saja justru menjadi suatu kekuatan yang besar bagi saya, menjadi kekuatan yang mendongkrak energi saya untuk terus melaju, melaju dan berpacu.
Berprofesi sebagai Pendamping Desa yang baru saya jalani selamua 2 bulan ini menuntut saya untuk mempunyai kreativitas yang tinggi, Â terutama dalam mengawal implementasi UU Desa yang tujuannya untuk memandirikan dan menyejahterahkan desa.
Setiap hari bertemu dan berhadapan dengan orang-orang desa yang tentunya punya karakter yang berbeda-beda. Bagaimana cara saya agar dapat diterima oleh orang-orang desa dampingan saya?
Saya harus memutar otak saya, bukan koprol  atau jungkir balik  kepala dibawah kaki di atas, hehee... tapi saya harus berfikir kreatif, kreatifnya begini karena secara jam tebang saya newbee,karena baru 2 bulan bekerja jadi saya harus manfaatkan orang-orang yang ada di tim kerja saya (bukan memanfaatkan untuk mengambil keuntungan bagi dari saya sendiri looh) tapi saya akan menggali informasi setiap desa yang akan saya datangi.
Misalnya begini, besok saya akan memfasilitasi dan mendampingi pemerintah desa dalam penyusuanan RKPdes 2018, maka sebelumnya saya akan tanya dulu kepada teman-teman yang notabene sudah mengenal kondisi dan situasi dari desa yang akan saya datangi esok hari, saya akan tanyakan karakter dari kepala desanya, karakter sekretaris desanya, perangkat desa, BPD dan operator desa, bahkan karakter rata-rata masyarakat desanya.
Naah.. kalau saya sudah mengetahui karakter-karakter mereka, setidaknya saya sudah punya gambaran awal dari mereka, maka saya akan lebih muda menentukan cara-cara atau metode pendekatan apa yang harus saya lakukan agar secara emosional saya diterima.
Menjadi pendamping desa itu harus rajin membaca, terutama regulasi-regulasinya, harus paham betul agar implementasinya di desa tidak "mengangkangi" regulasi yang ada.