Mohon tunggu...
Yuliy Yuli
Yuliy Yuli Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa universitas Muhammadiyah Mataram

Hobi memasak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Teori Attachment yg Dikemukakan oleh Many Ainswort dan John Bowlby

19 Januari 2025   09:25 Diperbarui: 19 Januari 2025   09:25 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori Attachment Menurut Mary Ainsworth dan John Bowlby: Pentingnya Ikatan Emosional dalam Perkembangan Anak

Teori attachment atau teori keterikatan adalah salah satu teori psikologi yang sangat berpengaruh dalam memahami hubungan emosional antara anak dan pengasuhnya, terutama ibu. Teori ini dikembangkan oleh John Bowlby, seorang psikolog Inggris, dan diperluas oleh Mary Ainsworth, seorang psikolog asal Amerika. Teori ini menjelaskan pentingnya hubungan awal yang terbentuk antara anak dan orang dewasa yang merawatnya, serta bagaimana hubungan ini memengaruhi perkembangan sosial, emosional, dan perilaku anak.

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang teori attachment yang dikemukakan oleh John Bowlby dan Mary Ainsworth, serta implikasinya dalam kehidupan anak-anak dan pengaruhnya pada perkembangan mereka.

John Bowlby dan Dasar Teori Attachment

John Bowlby adalah pelopor teori attachment. Menurut Bowlby, keterikatan adalah ikatan emosional yang terbentuk antara seorang anak dan pengasuhnya yang memberikan rasa aman bagi anak tersebut. Bowlby berpendapat bahwa attachment atau keterikatan adalah kebutuhan biologis yang memiliki tujuan evolusioner. Artinya, ikatan emosional ini berkembang karena memiliki fungsi penting dalam menjaga keselamatan dan kelangsungan hidup anak.

Bowlby mengemukakan bahwa keterikatan terjadi melalui serangkaian proses yang dimulai dari saat lahir. Anak-anak secara alami mencari perhatian dan kenyamanan dari pengasuh mereka (biasanya ibu), yang bertindak sebagai sumber keselamatan dan kenyamanan saat mereka merasa terancam atau cemas. Menurut Bowlby, kualitas hubungan keterikatan yang terbentuk pada usia dini akan memengaruhi cara anak berinteraksi dengan orang lain dan membangun hubungan di masa depan.

Bowlby menyatakan bahwa ada empat tahap utama dalam perkembangan attachment pada anak:

1. Tahap Orientasi dan Menunggu (0-2 bulan): Bayi mulai menunjukkan perhatian kepada orang dewasa melalui respons seperti menangis atau tersenyum.

2. Tahap Keterikatan Awal (2-7 bulan): Bayi mulai menunjukkan preferensi terhadap pengasuh utama mereka dan mengembangkan ikatan emosional.

3. Tahap Keterikatan yang Jelas (7-24 bulan): Bayi mulai mengembangkan rasa aman terhadap pengasuhnya dan dapat merasa cemas saat berpisah.

4. Tahap Pembentukan Keterikatan yang Matang (24 bulan ke atas): Anak mulai mengembangkan keterikatan yang lebih kompleks, seperti kepercayaan diri untuk mengeksplorasi dunia sekitar.

Mary Ainsworth dan Konsep Keterikatan yang Aman dan Tidak Aman

Mary Ainsworth, seorang murid Bowlby, melakukan penelitian lebih lanjut tentang attachment dan mengembangkan konsep tentang tipe-tipe keterikatan pada anak-anak. Ainsworth terkenal dengan penelitiannya yang disebut Strange Situation Procedure, yaitu sebuah eksperimen yang dilakukan untuk mengamati bagaimana bayi bereaksi terhadap pengasuh mereka dalam situasi yang tidak biasa, misalnya ketika pengasuhnya pergi dan meninggalkan anak dengan orang asing.

Berdasarkan hasil penelitian ini, Ainsworth mengidentifikasi tiga tipe keterikatan yang paling umum pada bayi:

1. Keterikatan Aman (Secure Attachment)

Anak dengan keterikatan aman merasa nyaman dengan kehadiran pengasuh dan dapat menjelajahi lingkungan mereka. Meskipun mereka cemas saat pengasuh pergi, mereka menunjukkan kebahagiaan saat pengasuh kembali. Anak-anak ini cenderung merasa lebih percaya diri dan memiliki hubungan yang sehat di masa depan.

2. Keterikatan Cemas-Ambivalen (Anxious-Ambivalent Attachment)

Anak dengan keterikatan jenis ini menunjukkan ketergantungan yang berlebihan pada pengasuh. Mereka merasa sangat cemas ketika pengasuh meninggalkan mereka dan sulit untuk merasa tenang meskipun pengasuh kembali. Anak-anak ini sering mencari perhatian, namun tidak merasa sepenuhnya aman bahkan saat pengasuh ada di dekat mereka.

3. Keterikatan Menghindar (Avoidant Attachment)

Anak dengan keterikatan menghindar cenderung menghindari pengasuh dan lebih suka menjelajahi lingkungan mereka tanpa menunjukkan banyak reaksi saat pengasuh pergi atau kembali. Anak-anak ini sering kali tampak lebih mandiri, tetapi mereka tidak membentuk ikatan emosional yang mendalam dengan pengasuh mereka.

Kemudian, penelitian lebih lanjut menunjukkan adanya tipe keempat yang dikenal dengan Keterikatan Desorganisir (Disorganized Attachment). Anak-anak dengan keterikatan ini menunjukkan perilaku yang membingungkan, seperti mendekati pengasuh mereka dengan rasa takut atau kebingungan. Ini biasanya terjadi pada anak-anak yang menghadapi kondisi pengasuhan yang tidak konsisten atau penuh kekerasan.

Pentingnya Attachment dalam Perkembangan Anak

Teori attachment Bowlby dan Ainsworth menunjukkan bahwa hubungan yang aman dengan pengasuh sangat penting dalam perkembangan sosial dan emosional anak. Anak yang mengalami keterikatan aman cenderung memiliki rasa percaya diri yang lebih baik, kemampuan untuk membentuk hubungan sosial yang sehat, serta kemampuan untuk mengatasi stres dan tantangan emosional.

Sebaliknya, anak-anak dengan keterikatan tidak aman, seperti kecemasan atau penghindaran, mungkin mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang stabil dan sehat di masa depan. Mereka juga lebih rentan terhadap gangguan emosional, kecemasan, dan masalah perilaku.

Implikasi Teori Attachment dalam Pendidikan dan Pengasuhan

Teori attachment memberikan panduan penting bagi orang tua dan pendidik dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan emosional anak. Dengan memberikan perhatian yang konsisten, responsif, dan penuh kasih sayang, orang tua dapat membantu anak-anak mengembangkan keterikatan yang aman, yang pada gilirannya akan mendukung perkembangan sosial dan emosional mereka.

Di sekolah, guru dapat memainkan peran penting dengan menunjukkan perhatian dan kepedulian terhadap perasaan anak-anak, serta menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung untuk eksplorasi sosial dan akademik.

Kesimpulan

Teori attachment yang dikemukakan oleh John Bowlby dan dikembangkan lebih lanjut oleh Mary Ainsworth memberikan wawasan yang mendalam tentang pentingnya hubungan emosional yang aman antara anak dan pengasuh. Hubungan ini tidak hanya berpengaruh pada perkembangan emosional anak tetapi juga membentuk dasar bagi kemampuan mereka untuk berhubungan dengan orang lain di masa depan. Dengan memahami teori ini, orang tua, pendidik, dan masyarakat dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung p

ertumbuhan anak-anak yang sehat secara emosional dan sosial.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun