Robert Rosenthal dan Penemuannya: Efek Pygmalion

Robert Rosenthal, seorang psikolog terkemuka, meninggalkan warisan besar dalam dunia psikologi sosial melalui penemuannya yang revolusioner, Efek Pygmalion. Efek ini menunjukkan bahwa harapan dan ekspektasi seseorang dapat memengaruhi perilaku dan kinerja orang lain. Sepanjang karirnya yang gemilang, Rosenthal menjelaskan bagaimana komunikasi nonverbal dan harapan interpersonal dapat membentuk hasil yang nyata dalam berbagai konteks kehidupan, dari ruang kelas hingga ruang sidang

Latar Belakang

Robert Rosenthal lahir pada tanggal 2 maret 1933 di Giessen, Jerman. Keluarganya melarikan diri dari nazi dan menetap di Amerika Serikat. Roshental meraih gelar doktor di bidang psikologi dari UCLA pada usia yang sangat muda. karir awalnya berfokus pada psikologi klinis dengan minat khusus pada skizofrenia, tetapi kemudian beralih ke psikologi sosial.

Sejarah Efek Pygmalion

Robert rosenthal menemukan efek pygmalion dalam sebuah penelitian inovatif pada tahun 1964. Dalam memperkenalkan konsep tersebut dalam buku mereka yang berjudul "pygmalion in the  classroom", Rosenthal dan rekannya Lenore Jacobson memanfaatkan mitos yunani tentang Pygmalion dalam "Metamorphoses" oleh Ovid (Rosenthal & Jacobson, 1968)

Efek Pygmalion, yang juga dikenal sebagai Efek Rosenthal, pertama kali di identifikasi oleh Rosenthal pada tahun 1960-an. Dalam sebuah eksperimen terkenal, Rosenthal dan rekannya Lenore Jacobson menguji siswa di sebuah sekolah dasar california dan secara acak memilih beberapa sisiwa yang diberitahu kepada guru sebagai siswa dengan potensi besar. Hasilnya menunjukan bahwa siswa yang diprediksi akan berkembang bener- benar menunjukan peningkatan signifikan dalam IQ mereka, sementara siswa lainnya tidak.

Rosenthal menyimpulkan bahwa perbedaan perlakuan dari guru terhadap kedua kelompok siswa tersebut adalah faktor kunci yang menyebabkan peningkatan kinerja. Guru memberikan lebih banyak pehatian, dorongan, dan perlakuan positif kepada siswa yang diharapkan berkembang, yang pada gilirannya meningkatkan kepercayaan diri dan kinerja mereka.

Bagaimana Efek Pygmalion Bekerja

Yulyanti,Y. (2024). Pygmalion Effect (gambar). Diambil dari https://depositphotos.com/id/vector/self-fulfilling-prophecy-and-pygmalion-effect-educational-outline-diagram-474457514.html

Pengoprasian efek Pygmalion, mirip dengan ramalan yang terwujud dengan sndirinya, dapat diphami sebagai kemajuan melalui 4 tahap pola siklus:

• keyakinan orang lain tentang kita membentuk prilaku mereka terhadap kita
• perilaku mereka terhadap kita mempengaruhi keyakinan kita tentang diri kita sendiri
• keyakinan ini pada gilirannya berdampak pada tindakan kita terhadap orang lain
• tindakan kita terhadap orang lain mempengaruhi keyakinan mereka terhadap kita sehingga mengembalikan kitake tahap awal

Prinsip utama dari efek Pygmalion adalah ekspektasi orang lain terhadap kita pada akhirnya dapat mempengaruhi perilaku kita secara signifikan

Aplikasi Luas dan Pengakuan

Penemuan Rosenthal mendapatkan pengakuan luas dan telah diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan, menjemen, dan perawatan kesehatan. Eksperimen-eksperimen selanjutnya menegaskan bahwa efek ini tidak hanya terbatas pada siswa, tetapi juga berlaku dengan konteks lain, seperti hubungan antara manajer dan karyawan, dokter dan pasien, serta atasan dan bawahan.

pada tahun 1978, Rosenthal bersama ahli statistik Donald Rubin menganalisis 345 penelitian yang mengacu pada efek Pygmalion. Mereka menemukan bahwa hasil penelitian ini konsisten di berbegai konteks, memperkuat validitas dan pentingnya penemuan ini.

Kritik dan Kontroversi

Meskipun efek Pygmalion mendapatkan banyak pengakuan, penelitian ini juga menghadapi kritik. Beberapa psikolog sosisal meragukan validitas data awal Rosenthal. Di samping itu, Albert Shanker, ketua serikat guru terbesar di Kota New York, mengkritik penelitian ini karena dianggap menyalahkan guru atas kinerja siswa yang buruk. Namun, meskipun kontroversi ini, efek Pygmalion tetap menjadi penting dalam memahami dinamika harapan dan kinerja manusia

Kontribusi Lain dan Warisan

Selain efek Pygmalion, Rosenthal juga dikenl karena kontribusinya dalam bidang "Bias Eksperimen", yang menunjukan bahwa perilaku dan harapan penelitian dapat mempengaruhi hasil penelitian. Ia juga merupakan pionir dalam meta-analisis, teknik yang menggabungkan hasil dari berbagai penelitian untuk mencapai kesimpulan yang lebih kuat.

Rosenthal pensiun dari harvard pada tahun 1999 dan kemudian mengajar di universitas California, Riverside hingga tahun 2018. Sepanjang karirnya, ia menerima banyak penghargaan bergengsi, termasuk Gold Medal Award for life Achievement in the Science of Psychology dari American Psichological Foundation pada tahun 2013 dan James McKeen Cattell Award dari APS  pada tahun 2001.

Kesimpulan

Robert Rosenthal telah memberikan kontribusi besar dalam pemahaman kita tentang bagaimana ekspektasi dan harapan dapat mempengaruhi perilaku dan kinerja individu. Efek Pygmalion menunjukan bahwa ketika kita mengharapkan yang terbaik dari orang lain dan memperlakukan mereka dengan cara yang positif, mereka cenderung memenuhi harapan tersebut. Penemuan ini memiliki implikasi yang luas dan mendalam dalam berbagai aspek kehidupan, dari pendidikan hingga bisnis dan psikologi klinis. Rosenthal meninggalkan warisan yang akan terus mempengaruhi dan menginspirasi penelitian dan praktik di bidang psikologi sosisal.