Malam tadi sebenarnya udah punya rencana hari ini Minggu ini mau ke optik, my vision getting worse, so I think I need to check my eyes and probably buy new glasses.Â
Eh, tetapi karena "rakyat" mau ikut semua, akhirnya saya berpikir untuk mengajak jalan anak-anak, deh, mumpung formasi lengkap. Â
Saya browsing-browsing tempat wisata di Palembang, kebetulan saya tinggal di daerah Polygon, Palembang, ini baru sekitar satu tahun dan baru tahu kalau tak jauh dari rumah ternyata ada Taman Purbakala Sriwijaya.Â
Wah, pas banget, nih, anak-anak juga sudah bosan di rumah terus, jadi, ya, sudah , "Nak, yuk, kita belajar sejarah!" ucap saya bersemangat.
Mereka pun sibuk mempersiapkan diri.
Mengenal Taman Purbakala
Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya atau sebelumnya dikenal dengan nama Situs Karanganyar adalah taman purbakala bekas kawasan permukiman dan taman yang dikaitkan dengan kerajaan Sriwijaya.
Di kawasan ini ditemukan banyak peninggalan purbakala yang menunjukkan bahwa kawasan ini pernah menjadi pusat permukiman dan pusat aktivitas manusia.Â
Namun, menurut penjaga tiket, Sabtu dan Minggu museumnya tutup.
Yah, padahal saya pengin banget mengajak anak-anak melihat koleksi-koleksi peninggalan kerajaan Sriwijaya yang ada di sana.
Karena museum tutup, akhirnya saya langsung menuju taman. Pada bagian tengah taman ada pendopo yang berbentuk rumah Limas. Di dalam pendopo ini terdapat peninggalan berupa Prasasti Kedukan Bukit yang merupakan prastasi tentang perjalanan Siddhayatra Dapunta Hyang.
Kegiatan yang Dapat Dilakukan di Taman Purbakala
Di pendopo, saya sempat bercakap-cakap dengan Pak Satpam yang sedang berjaga. Saya tanya-tanya mengenai koleksi museum, tetapi katanya dia baru bekerja selama dua minggu dan belum pernah masuk museumnya, jadi belum tahu apa aja yang ada di dalamnya. Saya jadi nambah penasaran.
"Jadi, peninggalan apa aja yang bisa kami lihat di sini?" tanya saya sambil memandangi sekeliling taman yang rindang dengan pohon-pohon besar sambil memerhatikan pendopo-pendopo kecil yang ada di taman.
"Uhm, kalo koleksi peninggalan semuanya ada di dalam museum, kalau di sini paling lihat taman aja di sebelah sana," ucap Pak Satpam sambil menunjuk ke bagian ujung taman di mana terdapat jembatan merah, tak begitu jauh dari pendopo.
Berkeliling
Hari makin panas, saya pun pamit untuk melihat-lihat suasana taman. Dari pendopo saya menyusuri jalan berbata, di kanan kiri terdapat pohon-pohon besar dan beberapa properti yang terlihat seperti kurang terawat.Â
Di dekat jembatan, saya melihat sebuah pendopo yang lumayan besar, akhirnya saya mampir sebentar untuk ngadem sambil menunggu anak-anak ngumpul.
Terlihat dua pohon besar di samping pendopo, tumbang, dan beberapa bapak-bapak berkumpul bercengkrama, sesekali mereka tertawa. Satu bapak sedang asyik merebahkan dirinya di hammock sambil sesekali menimpali bapak-bapak yang lain yang bediri tak jauh dari hammocknya.
Piknik di Taman
Setelah anak-anak berkumpul, kami pun menuju taman yang kata Pak Satpam banyak couple yang menikmati pemandangan dan tiupan angin sepoi-sepoi di sini, hihi. Saya pun tak sabar untuk menyeberangi jembatan merah.
Ternyata, taman ini lebih rapi dan indah dibanding taman dekat pendopo. Ketika kami datang sudah ada mungkin sekitar lima pasangan berada di sana mengobrol di kursi-kursi taman.Â
Ada yang sambil menikmati snack, ada juga yang sambil menikmati rujak, sementara kami sengaja membawa bekal mpek-mpek lengkap dengan cukonyo.Â
Kami berkumpul menikmati mpek-mpek sambil menimati semilir angin sore, sementara si kecil seru bermain ayunan yang disediakan khusus untuk anak-anak.
Makin sore pengunjung makin ramai, rata-rata pengunjung sore itu membawa keluarga dan anak-anaknya.
Berselfi Ria
Tamannya beneran memanjakan mata banget. Di Kiri kanan terdapat danau dengan air yang jenih, sementara di sekeliling taman di kelilingi bunga berwarna-warni.Â
Jembatan mungkin sengaja diberi warna merah agar terlihat kontras. Di ujung jembatan terdapat pohon nyiur yang menjulang di sisi kiri dan kanannya. Di bawah pohon nyiur terdapat bunga berwarna kuning dan orange.
Ketika kami berkunjung cuaca begitu cerah sehingga langit pun terlihat begitu indah. Awan putih menggumpal, langit biru terhampar, dan angin bertiup sepoi-sepoi membuat pengunjung betah berlama-lama dan mengabadikan setiap momen kebersamaan mereka di sana.
Mengunjungi Museum
Tentu saja hal yang tak boleh dilewatkan adalah mengunjungi museumnya. Namun sayangnya karena weekend museumnya tutup, jadi mungkin bagi kamu yang penasaran dengan koleksi peninggalan kerajaan Sriwijaya yang ada di sini, datangnya jangan di akhir pekan, tetapi di hari kerja.Â
Saya pun masih penasaran dengan koleksi peninggalan yang ada di museumnya, jadi mungkin lain kali saya akan berkunjung ke sini lagi.
Oya, menurut informasi yang saya dapat, Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya ini banyak yang belum mengetahui, padahal sudah cukup lama taman purbakala ini diresmikan, bahkan lebih dari 10 tahun. Jangankan masyarakat luar kota, masyarakat Palembang sendiri kurang mengenal situs peninggalan sejarah akan kerajaan besar ini.Â
Sayang banget, ya, padahal ini tempatnya bagus banget dan banyak yang bisa dipelajari di sini khususnya tentang sejarah kerajaan Sriwijaya.
Lokasi Taman Purbakala
Untuk alamatnya, Taman Purbakala Sriwijaya ini berada di Jl. Syakyakirti, Karang Anyar, Kecamatan Gandus, Kota Palembang, Sumatera Selatan. Tiket masuk sebesar Rp3000,00 pe orang. Anak-anak umur 1-5 tahun gratis. Untuk masuk ke museumnya Rp2000,00 menurut pejaga tiket, sih, katanya bukanya Senin-Jumat aja.
Jam buka Taman Purbakala Sriwijaya
Senin pukul 7.30—14.00 WIB
Jumat pukul 7.30 —14.30 WIB
Weekend pukul 7.30—17.30 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H