Kondisi kesehatan mental individu, seperti kecemasan, depresi, atau gangguan lainnya, dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengelola emosi atau berinteraksi secara sosial. Dukungan psikologis yang tepat sangat penting untuk perkembangan sosial emosional yang sehat.
6. Peran Pendidikan
  Pendidikan formal dan non formal memainkan peran besar dalam perkembangan sosial emosional. Sekolah yang menawarkan program-program pengembangan sosial emosional (seperti program SEL---Social and Emotional Learning) dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan untuk mengenali, mengelola, dan mengungkapkan emosi mereka dengan cara yang sehat.
7. Pengalaman Pribadi Â
  Pengalaman hidup, seperti trauma, kehilangan, atau pencapaian penting, juga memengaruhi perkembangan sosial emosional. Pengalaman positif dapat memperkuat rasa percaya diri dan empati, sementara pengalaman negatif dapat menciptakan hambatan dalam perkembangan emosional yang sehat.
8. Faktor Biologis dan Genetik Â
  Faktor-faktor biologis, seperti temperamen atau predisposisi genetik terhadap kondisi tertentu (misalnya, kecenderungan untuk merasa cemas atau mudah marah), turut mempengaruhi cara individu mengelola emosi dan berinteraksi dengan orang lain.
Semua faktor ini berkontribusi pada bagaimana individu mengembangkan keterampilan sosial emosional yang mendasari kemampuan mereka untuk berfungsi dalam berbagai situasi sosial dan emosional sepanjang hidup.
Emosional Hakikat pendidikan adalah proses atau upaya yang bertujuan untuk membentuk, mengembangkan, dan memperluas pengetahuan, keterampilan, sikap, serta nilai-nilai individu. Pendidikan melibatkan interaksi antara  peserta didik (siswa) dengan guru atau  fasilitator pembelajaran (Djamaluddin  &  Wardana, 2019).
 Pendidikan berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan  informasi dan pengetahuan kepada  peserta didik. Melalui  proses ini, mereka dapat mempelajari konsep-konsep baru dan mendapatkan pemahaman  yang  lebih  baik  tentang dunia  di sekitar mereka.
 Pendidikan juga bertujuan untuk mengembangkan  keterampilan praktis pada peserta didik agar mereka dapat menerapkannya dalam  kehidupan  sehari-hari ataupun  karir  di masa depan. Ini termasuk keterampilan akademik seperti  membaca,  menulis,  dan berhitung serta keterampilan sosial-emosional seperti kerjasama tim dan komunikasi efektif.Â