Lanskap Bromo:
Bentuk tubuh Gunung Bromo terjalin di antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir  dengan luas sekitar 10 kilometer persegi. Kawah Gunung Bromo bergaris tengah sekitar 800 meter (dari utara-selatan) dan 600-an meter (dari timur-barat). Daerah yang dianggap bahaya meliputi sekitar puncakntya dengan jarak sekitar 4 km dari pusat kawah Bromo.
Selama abad 20 dan abad 21, Gunung Bromo telah terjadi beberapa kali letusan, dengan interval waktu yang cukup teratur, yaitu 30 tahun-an. Letusan terbesar terjadi pada tahun 1974, sedangkan letusan terakhir terjadi pada tahun 2019.
Bagi penduduk sekitar Gunung Bromo yaitu Suku Tengger keberadaan Gunung Bromo/Gunung Brahma tidak hanya sekedar sebagai gejala alam murni karena peristiwa geologis, namun Gunung Bromo dipercaya sebagai gunung suci.Â
Setiap tahun masyarakat Tengger mengadakan Upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini dilaksanakan di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo dan dilanjutkan dengan mendaki ke puncak Bromo.
 Dalam upacara ini dilaksanakan dengan melempar sesajen ke dalam kawah Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 pada bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa. Adanya Upacara Kasada ini tentunya menambah daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung pada waktu tersebut.
Ada beberapa destinasi wisata di Bromo yang menjadi tujuan utama wisatawan ke Bromo.Â
Tidak hanya dapat menikmati indahnya sunrise di Bromo, melainkan ada beberapa spot yang menarik dan pastinya disukai para wisatawan yaitu; 1. obyek wisata Pananjakan Gunung Bromo; Â 2. obyek wisata Gunung Widodaren Bromo; 3. obyek wisata Kawah Utama Bromo; 4. obyek wisata Bukit Cinta; 5. Pasir Berbisik Bromo; 6. obyek wisata Bukit Teletubies; dan 7.obyek wisata Pura Luhur Poten.