Pada tanggal 11 Februari2022 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncuekan Kurikulum Merdeka. Menurut Mendikbudristek Nadiem Makarim kurikulum tersebut adalah nama baru dari Kurikulum Proptotipe yang sudah diujikan pada ribuan sekolah sebelumnya. Apa dan mengapa dan bagaimana tentang kurikulum ini berikut beberapa pertanyaan yang mungkin dipertanyakan oleh sebagian masyarakat kita.
Apa itu Kurikulum Merdeka? Bagaimana keunggulan kurikulum ini?
Kurikulum merdeka belajar adalah suatu terobosan yang dilakukan oleh pemerintah melalui Menristekdikbud untuk mengarahkan pendidikan nasional menuju era yang baru.Â
Pada kurikulum ini pembelajaran menggunakan pendekatan bakat dan minat para peserta didik di mana para peserta didik bisa memilih pelajaran apa saja yang ingin dipelajari sesuai dengan bakat dan minatnya.Â
Hal ini belum pernah ada dalam kurikulum sebelumnya di mana para peserta didik harus menyelesaikan sistem "paket" yang sudah disediakan oleh pihak sekolah (kurikulum). Saya sampaikan bahwa ini adalah suatu terobosan karena belum pernah dilakukan pada kurikulum-kurikulum sebelumnya di Indonesia.
Adapun keunggulan kurikulum ini adalah:
Pertama, lebih sederhana dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya dan seharusnya akan lebih mendalam karena kurikulum ini akan fokus pada materi yang esensial/pokok dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya masing-masing. Setiap peserta didik akan mendapatkan "tempat tumbuh berkembang" sesuai dengan masanya pada setiap jenjang Pendidikan tentunya.
Kedua, pada kurikulum ini tidak ada program peminatan bagi siswa jenjang SMA. Oleh karena itu tenaga pendidik dan peserta didik akan punya kesempatan untuk memilih dalam arti merdeka sesuai dengan posisinya masing-masing. Peserta didik dapat bebas untuk memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya.Â
Sedangkan bagi para pendidik, Â akan mengajar sesuai tahapan capaian dan perkembangan peserta didik. Sementara pihak sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik dan tentunya disesuaikan dengan kekhasan dari masing-masing satuan pendidikan.
Ketiga, kurikulum ini mengembangkan semakin kuatnya karakter Pancasila yang merupakan karakter bangsa Indonesia. Program pembelajaran yang akan diberikan memberikan bekal menjadi pribadi yang ber-Pancasila, dengan pengamalan nilai-nilai dalam kehidupannya di mana Pancasila sebagai dasar, ideologi, jiwa-kepribadian bangsa, dll tentunya sebagai bangsa Indonesia.
Bagaimana pandangan kita tentang Kurikulum Merdeka ini untuk dapat diimplementasikan dengan segera?Â
Spirit yang diangkat pada kurikulum ini adalah untuk mengatasi kelemahan pada kurikulum sebelumnya di mana ada pengelompokan yang kadang-kadang memunculkan masalah karena tidak  sesuai dengan kondisi yang berkembang saat ini.Â
Peluang karir para lulusan pun saat ini lebih beragam seperti youtuber, content creator, tiktoker, selegram, dll di mana pada waktu sebelumnya belum  ada. Di satu sisi hal-hal tersebut tidak pernah diajarkan dalam kurikulum yang ada di sekolah.
Maka dari ini kurikulum yang ada seharusnya bisa menjadi jawaban akan kebutuhan masyarakat pada dunia nyata. Â Contoh kelemahan pada kurikulum yang sekarang misalnya: ada siswa yang memilih jurusan IPS karena menghindari Fisika, padahal dia menyukai Biologi dan memiliki minat yang cocok di bidang agrobisnis.Â
Ada kemungkinan lulusan dari IPS Â jadi kesulitan mencari universitas yang mau menerima dia di bidang tersebut karena dia dari IPS. Atau anak IPA yang menyukai yang ternyata menyukai bisnis di bidang property, memang dalam hal ini ada lintas minat ekonomi, namun dengan terbatasnya waktu yang dialokasikan maka siswa tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang ekonomi. Pada saat kuliah juga tidak sedikit lulusan IPA yang masuk ke sosial, ada yang hukum, ekonomi, bisnis, hubungan internasional, dll (termasuk saya dan beberapa teman saya).
Apa yang perlu dipertimbangkan jika Kurikulum Merdeka diimplementasikan  di sekolah?
Jika kurikulum ini akan diterapkan di sekolah membutuhkan kesiapan dari semua pihak terutama para pengambil keputusan, para guru, dan orang tua apakah ada dukungan dari semua pihak dalam hal ini.Â
Jika jika ternyata belum siap maka sekolah-sekolah masih tetap dapat menggunakan kurikulum sebelumnya meski tren ke depan adalah ke arah kemerdekaan dalam belajar melalui kurikulum merdeka. Atau akan  jika diterapkan maka kurikulum baru ini dapat diberlakukan  pada kelas awal yaitu kelas 7 dan kelas 10 dan perlu dipertimbangkan sumber daya, sarana, juga kesempatan para guru untuk tetap masih berkarya melalui mata pelajaran yang diampunya (sesuai bidangnya).
Bagaimana contoh pengimplementasian Kurikulum Merdeka dalam mata pelajaran?
Apabila kurikulum ini diberlakukan maka implementasi yang sebagai contoh dalam mata pelajaran Geografi misalnya dapat ddiajarkan melalui konten-konten yang mendukung seperti wilayah Indonesia, Â sumber daya alam, sumber daya manusia, kebudayaan, interaksi social, dll menjadi area yang sesuai dalam membentuk pribadi yang merdeka, berkarakter, dan berpengetahuan. Cukup banyak project yang bisa dilaksanakan misalnya dengan: meneliti fenomena geografi/sosial, role play budaya Indonesia, membuat konten video tentang Indonesia, dan masih banyak lagi bisa dilakukan melalui Geografi.
Persiapan materi pengajaran seperti apa agar selaras dengan Kurikulum Merdeka?
Hal-hal yang perlu dipersiapkan terkait dengan materi untuk meyelaraskan dengan kurikulum ini adalah dengan mencari sumber-sumber yang relevan dari berbagai media pembelajaran seperti buku-buku, jurnal penelitian, obyek langsung dilapangan, narasumber, platform-platform yang mendukung edukasi, serta sumber lainnya.Â
Dengan adanya kemerdekaan dari siswa dan guru dalam memilih konten (dulu: materi), maka menjadi jawaban atas kebutuhan para peserta didik yang sesungguhnya bukan mereka belajar karena "paket" tetapi memang karena pilihan mereka untuk mempelajarinya.
Namun demikian hal ini perlu kesiapan dari semua pihak terutama guru, sekolah, diknas, juga orang tua agar kemerdekaan belajar ini (melalui Kurikulum Merdeka) ada arah yang jelas bukan merdeka tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu daya dukung yang sesungguhnya adalam sumber daya yaitu: guru-guru yang ada di lapangan (medan tempur) inilah yang akan menentukan ke mana pendidikan ini akan di bawa.Â
Apapun kurikulumnya, Â gaya atau cara dan media yang digunakan peran guru tetap menjadi kunci kebehasilan. Jadi guru sebagai pendidik memegang peran yang sangat signifkan dalam setiap keberhasilan melaui kurikulum ini.
Penutup
Sebagai penutup penulis menyampaikan bahwa sebaik apapun kurikulum atau sekurang apapun kurikulum tetap kunci utama terletak pada guru. Jadi jika kita akan memiliki kurikulum yang hebat namun guru-guru tetap mengajar dengan pola yang sama sebelumnya ya tidak akan memiliki arti apa-apa.Â
Meminjam istilah Albert Einstein"Insanity is doing the same thing over and over and expecting different results." Dan ini suatu hal yang tidak mungkin. Maka yang perlu dilakukan para guru adalah peubahan paradigma dalam memandang pendidikan ini terutama pendidikan di Indonesia.
Yang terakhir penulis mengajak para guru untuk terus mau berubah, berkembang, ubah cara pandang, baca peluang, dan layani anak-anak untuk dididik menjadi orang yang beriman, berilmu, dan memberikan manfaat kepada bangsa dan negara sekarang dan masa depan. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H