Mohon tunggu...
Yulius Adi P
Yulius Adi P Mohon Tunggu... Administrasi - Penggemar Film, Musik Lawas, Membaca Apa Saja, Badminton, Makan, Jalan Jalan, dll

Nikmatilah hari ini, disini dan sekarang ini ...

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Jepang Juara Indonesia Merana

22 Maret 2021   06:58 Diperbarui: 22 Maret 2021   10:15 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
via juara.bolasport.com

Permainan apik tersaji ketika terjadi all Jepang finals di lapangan Utilitia Arena, Birmingham, Inggris Minggu, 21 Maret 2021 pukul 10.00 waktu setempat atau pukul 17.00 wib. 

Dan nampaknya aksi mereka akan menjadi saksi sejarah baru kedigjayaan skuad Jepang sukses menjuarai All England 2021.

Tidak tanggung-tanggung, empat gelar juara dipastikan milik Jepang. Uniknya tiga gelar juara Jepang tersaji pada all Jepang finals, plus tunggal putri terbaik Nozomi Okuhara melengkapi raihan medali untuk Jepang. Empat kali pula tim Jepang ini naik ke podium All England 2021.

Final pembuka mempertemukan ganda putra Jepang juara All England 2020, yaitu Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe sukses menundukkan rekan senegaranya, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda dengan skor 21-15, 17-21, 21-11. 

Pasangan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda yang terkenal agresif, harus mengakui keunggulan lawannya, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe. Berarti kemenangan kali ini adalah yang kedua bagi Endo/Watanabe alias juara bertahan.

Menyusul partai kedua menampilkan aksi ganda putri terbaik Jepang yang juga jawara All England 2020, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota melawan kompatriotnya, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara. 

Sayang, pasangan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota tidak mampu mempertahankan gelar juaranya karena mereka harus menyerah atas pasangan duet Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara dengan skor 18-21 dan 16-21.

Masih tersaji pemain terbaik Jepang di partai ketiga final All England 2021. Tunggal putri Nozomi Okuhara sukses melibas dengan mudah pemain tunggal putri cantik Thailand Pornpawee Chochuwong, dengan skor 21-12, 21-16. Lagi, Jepang naik podium untuk ketiga kalinya di wakili tunggal putri terbaiknya berparas judes Nozomi Okuhara.

Permainan Yang Memukau

Yang menarik selama pertandingan final All England 2021 adalah ketika terjadi duel maut di partai ke empat antara pemain tunggal putra Malaysia Lee Z J melawan tunggal putra Den Mark langganan juara Viktor Axelsen. Sukses Lee nendepak Viktor dengan skor yang menurut saya sangat langka 30-29, 20-22, 21-9. Jarang terjadi skor seperti ini saat final.

Viktor yang diatas kertas sepertinya lebih unggul melawan Lee, nyatanya saat di lapangan harus menyerah kalah dari pemain calon bintang Malaysia ini. Konon Lee Z J di gadang-gadang menjadi penerus Lee Chong Wei, sang legenda bulutangkis Malaysia.  Kita lihat saja ...

Selama pertandingan berlangsung antara Lee vs Viktor memang sudah nampak sengit. Babak pertama dan kedua saja selalu berkejaran angka dengan ketatnya. Seolah ingin menunjukkan yang terbaik. Keduanya selalu mengekpresikan diri dengan berteriak lantang saat mendapat tambahan poin.  

Sayang sekali, nampaknya pola permainan Viktor mulai melemah ketika memasuki babak ke tiga. Terlihat Viktor sering melakukan kesalahan sendiri, membuang bola percuma atau smash yang gagal. Sepertinya Viktor sudah mulai putus asa dan kehilangan permainan terbaiknya. 

Lain halnya dengan Lee Z J yang memiliki postur agak ceking, ia begitu lihai mengembalikan bola-bola dengan sempurna walaupun harus jatuh bangun.

Sukseslah untuk Lee Z J, tidak sia-sia menumbangkan raksasa tunggal putra Jepang Kento Momota di perempat final, kini Lee kembali sukses menumbangkan raksasa kedua asal Den Mark Viktor Axelsen dan menjadi juara tunggal putra All England 2021.

Memasuki partai kelima atau terakhir, kembali tersaji all Jepang finals antara Yuki Kaneko/Misaki Matsutomo kontra Yuta Watanabe/Arisa Higashino. Dan kemenangan diraih pasangan Yuta Watanabe/Arisa Higashino dengan skor 14-21, 13-21. Tak kalah menariknya dengan penampilan Lee Z J vs Viktor Axelsen.

Seolah ingin memanjakan mata penonton, aksi kedua pasangan ini dalam memainkan suttle cock sama-sama cantik. Bergantian kedua pasangan melakukan Smash keras dan menyilang masih bisa dikembalikan.

Menarik sekali menyaksikan duel campuran sesama Jepang ini. Apalagi Yuta Watanabe, dia harus bermain untuk kedua kalinya setelah sukses menemani Hiroyuki Endo pada partai pembuka. Dan kali ini berduet dengan Arisa Higashino, Yuta juga kembali sukses menorehkan kemenangan. Stamina Yuta  nampaknya masih terjaga dengan baik. 

Melihat tangan kiri Yuta seolah menjadi senjata mematikan. Ya, karena Yuta adalah pemain kidal dan selalu sukses menahan gempuran-gempuran smash lawan. Jarang sekali Yuta gagal menahan smash lawan sekeras apapun. Tapi ketika Yuta ganti melakukan smash, kebanyakan lawan akan mati. Kok bisa ?!!

Dengan demikian, final All England 2021 berakhir dan Jepang sukses memboyong medali. Terdiri dari juara all Jepang finals ganda putra, ganda putri dan ganda campuran di tambah lagi sektor tunggal putri rangking 2 dunia. Ckckck ...

Indonesia Merana

Melihat kembali All England 2021 yang terselenggara di Inggris, wajar saja Jepang mendominasi juara, karena memang banyak lawan dari negara-negara tangguh yang pada turnamen kali ini mereka tidak ikut serta. Sebut saja China, Korea Selatan, Taiwan, tunggal putri asal Spanyol, atau ganda campuran yang kini mulai dikenal mengerikan asal Thailand, dan apesnya lagi tim Indonesia.

Pasukan Kevin/Markus dkk ini harus di pulangkan oleh penyelenggara All England dan Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) karena kedapatan satu pesawat dengan penumpang lain yang terkonfirmasi positif covid-19. Tidak tahu penumpang dari mana itu ? Jangan-jangan penyusup ? Entahlah ...

Jika saja para pemain kita Indonesia atau negara kuat lainnya ikut bertarung, ceritanya pasti akan lain. Jepang bisa saja tidak dapat jatah juara. Kalau pun juara pastinya tidak akan borongan seperti ini. 

Apalagi tim merah putih khususnya sektor putra baik tunggal maupun ganda, dari dulu cukup di takuti pemain negara lain termasuk Jepang. Belum lagi ganda campuran Praveen/Melati yang adalah unggulan pertama pada turnamen tertua ini. Semuanya sirna begitu saja. Ya sudahlah, apa mau dikata.

Hmm ...

Tentu tidak hanya mereka para pemain Indonesia dan rombongannya yang kecewa, kita semua pendukung dari nusantara dan pecinta olah raga tamplekan ini pasti ikut sedih. Banyak penggemar pasti marah atas kejadian ini. Bahkan pemerintah Indonesia sempat turun tangan, tapi yah itu lagi namanya apes alias sial gegara corona. Semua sia-sia. Indonesia tetap harus pulang !!

Dan pengalaman pahit ini juga kabarnya mendapat simpati dari negara lain seperti Den Mark misalnya. Atau dari pasangan ganda campuran terbaik Thailand juara 3 x beruntun saat Thailand Open 2021. Mereka sudi memberi semangat bagi tim merah putih yang batal bertanding. Wajarlah, siapa pun yang namanya sahabat pasti ikut bersedih manakala rekan atau kawannya mengalami nasib buruk.

Gimana tidak sedih, sudah latihan, sudah persiapan matang, berangkat, sempat bertanding hari pertama dan menang, eeehh kok malah di karantina, dan di suruh pulang cepat. Kesannya kayak di usir.

Ya ampuunn ....sedihnya kok pakai kebangetan !!

Yah, semoga saja ada hikmah di balik semua ini. Kadang kita semua juga tidak tahu akan apa yang bakal terjadi di depan. Yang jelas tetap bersabar, bersabar dan terus berharap. Yakinlah dengan terus bersabar dan berharap, semoga tidak akan mematikan semangat kita dalam berusaha. 

Ya gak sih !?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun