Gereja Katolik melalui Konsili Vatikan II dalam konstitusi  dogmatis tentang Wahyu Ilahi (Dei Verbum) mengajarkan dengan rinci apa isi pokok dari Perjanjian Lama.Â
Gereja mengajarkan bahwa Allah merencanakan dan menyiapkan keselamatan segenap umat manusia. Oleh karena rencana itu, Allah memilih suatu bangsa untuk diserahi janji-janji-Nya.Â
Penyerahan janji itu dapat kita temukan dalam beberapa kutipan Kitab Suci, antara lain dalam Kejadian 15:18 "Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman: 'kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat'".Â
Dan dalam Keluaran 24:8 "Kemudian Musa mengambil darah itu dan menyiramkannya kepada bangsa itu serta berkata: 'Inilah darah perjanjian yang diadakan Tuhan dengan kamu, berdasarkan segala firman ini." Dari kedua kutipan ini setidak-tidaknya menggambarkan kepada kita bahwa isi pokok Perjanjian Lama adalah perjanjian akan rencana keselamatan Allah yang bagi manusia yang disampaikan melalui bangsa pilihannya, yakni keturunan Abraham yang adalah bangsa Israel.Â
Ketika Allah bersabda melalui para nabi, bangsa Israel semakin mendalam dan terang memahami hal itu. Bahkan bangsa Israel menunjukkan kepada para bangsa lain dengan semakin meluas (Mzm 21:28-29; Mzm 95:1-3; Yes 2:1-4; dan Yer 3:17).Â
Tata keselamatan yang dijanjikan itu diramalkan, diceritakan dan diterangkan oleh para pengarang suci sebagai sabda Allah yang benar sebagaimana terdapat dalam Kitab-Kitab Perjanjian Lama.Â
Maka dari itu, Kitab-Kitab Perjanjian Lama itu ditulis atas ilham Allah sendiri dan mempunyai nilai abadi. Santo Rasul Paulus menulis demikian: "sebab apa pun yang tertulis, ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita supaya kita karena kesabaran dan penghiburan Kitab Suci mempunyai pengharapan" (Roma 15:4).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H