Mohon tunggu...
Yulita Ayu
Yulita Ayu Mohon Tunggu... Penulis - Jejak kata

Ilmu Ekonomi'17. Penulis, mahasiswa.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dilema New Normal Era untuk Perdagangan Indonesia

15 Juni 2020   08:27 Diperbarui: 15 Juni 2020   08:33 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Salah satu firm di dalam industri yang memiliki kekuatan untuk bertahan di dalam pasar, maka akan dapat mendominasi pasar dengan mudah. Dominant firm berbeda dengan pasar monopoli (Martin, 1994). Hanya karena suatu firm di dalam industri mampu menguasai pasar, bukan berarti firm tersebut dalam dikatakan memonopoli pasar.

Munculnya sebuah firm yang dominan di dalam pasar, serta dengan kuasanya memainkan harga, akan dapat meningkatkan persaingan antara satu firm dengan firm lainnya. Hal tersebut menjadi sebuah hal yang positif terhadap industri perdagangan agar dapat kembali bergerak dan memperbaiki kondisi rantai perekonomian yang mengalami kekacauan dalam berbagai sisi. 

Dominant firm akan mendorong firm lain untuk bersaing dan menjadikan firmnya menjadi yang dekat dengan tingkat dominan dan memiliki kekuatan pasar. Meski di sisi lain, akan ada harga yang dimainkan sebagai respon dari munculnya firm yang dominan di dalam pasar.

Hal tersebut sejalan dengan new normal era yang perlu terobosan baru untuk memulihkan dan menggerakkan kembali perekonomian yang sempat mengalami kelumpuhan. Namun tetap akan ada dilemma yang besar, yaitu bahwa kebijakan ini harus disertai dengan orang-orang yang mampu untuk masuk dan sanggup dengan kondisi yang baru. Dengan berbagai perubahan-perubahan yang sifatnya baru dan tiap individu dipaksakan untuk mampu ketika ia memilih sanggup menjalani new normal era.

Dengan kesanggupan dan kesiapan tersebut, sumber daya manusia yang berkualitas akan terbentuk dengan sendirinya. Yang nantinya akan mampu mengembalikan kondisi pada sektor perdagangan seperti sedia kala, dan menggerakkannya agar berbagai dampak baik dapat ditransfer pada dunia industri.

Sedangkan dari sisi perekonomian, kesiapan tersebut perlahan dibentuk. Suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) yang dipertahankan pada angka 4,5% sejak Maret hingga Mei 2020 menjadi salah satu bentuk kesiapan dari Bank Indonesia dalam merespon adanya kebijakan new normal era yang akan segera diterapkan pada beberapa kota dalam waktu dekat.

Selain itu, kesiapan lainnya dalam perekonomian yaitu perlunya industri perdagangan dalam menjaga ketersediaan bahan baku industri. Ketersediaan tersebut harus terus dijaga agar rantai pasokan terhadap bahan baku tidak terputus dan menyebabkan inflasi meningkat secara besar-besaran, yang kemudian akan menurunkan pertumbuhan ekonomi hingga berada pada angka yang lebih rendah daripada angka saat ini. Sebab terjaganya rantai pasokan bahan baku akan membuat tingkat inflasi terjaga pula.

Rendahnya tingkat inflasi Indonesia menjadi salah satu indikator yang dapat dipertimbangkan dalam menerapkan new normal era. Pada April 2020, inflasi IHK berada pada angka 0,08% (mtm), dan tercatat lebih rendah dari bulan sebelumnya yang menunjukkan angka sebesar 0,10% (mtm). Sedangkan inflasi IHK tahunan pada April 2020 tercatat sebesar 2,67% (yoy), dan lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya yang berada pada angka 2,96% (yoy).

Hal tersebut telah mencerminkan kesiapan dari sisi Bank Indonesia yang konsisten dalam menjaga stabilitas harga. Namun di sisi lain, inflasi yang rendah dipengaruhi oleh lemahnya permintaan domestik akibat penyebaran Covid-19 yang terbilang masih masif. 

Dampaknya, industri perdagangan, baik yang bergerak dibidang pangan maupun non-pangan, outputnya tidak terserap dengan maksimal. Meski di satu kondisi, beberapa masih ada yang melakukan panic buying. Namun panic buying kini tidak semasif ketika awal Covid-19 masuk ke Indonesia. Kinerja industri perdagangan melemah sebab permintaan seringkali tidak stabil.

Lagi-lagi, menjadi dilema bagi Indonesia, terutama dari sisi perdagangannya, dan akan mendampak pada perekonomian domestik secara luas. Dilemma ini yang perlahan harus diselesaikan, yaitu dengan cara menentukan kebijakan sebelum new normal era dengan kebijakan-kebijakan yang tepat, yang melihat dari berbagai sisi dalam perekonomian. Sehingga tidak ada pelaku ekonomi yang dirugikan dari diterapkannya new normal era, dan kebijakan yang menyertai era ini akan dapat tercapai dengan benar-benar pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun