Yaitu kebijakan moneter dan kebijakan makroprudensial. Keduanya memiliki trilema kebijakan, yang berarti dalam satu kondisi, akan ada trade-offs kebijakan untuk memaksimalkan kebijakan yang lain.
Trilema kebijakan moneter terdiri dari stabilitas harga, stabilitas nilai tukar, dan aliran modal asing. Bank Indonesia melalui dukungan dari pendalaman keuangan menentukan preferensinya untuk mengoptimalkan kebijakan moneter melalui stabilitas nilai tukar dan aliran modal asing dalam pengendalian inflasi. Meski ketiga kebijakan tersebut saling berhubungan, akan tetapi akan ada kebijakan yang kinerjanya lebih dioptimalkan untuk mencapai satu tujuan.
Serupa dengan kebijakan moneter, terdapat trilema pada kebijakan makroprodensial. Kebijakan tersebut yaitu pada stabilitas sistem keuangan, Intermediasi yang berimbang untuk mengoptimalkan kredit, serta efisiensi dan inklusi pada pendalaman keuangan. Dari kebijakan tersebut, maka pendalaman keuangan akan lebih optimal dalam mendukung pembiayaan berupa kredit yang efisien.
Dalam menjalankan fungsinya, pendalaman keuangan perlu didukung oleh kelembagaan keuangan yang mampu bekerja secara optimal dalam menjembatani kebijakan tersebut pada tujuan yang diharapkan.Â
Kelembagaan keuangan memiliki fungsi sebagai lender (peminjam) bagi pendalaman pasar keuangan. Tanpa adanya lembaga keuangan yang tidak mampu melakukan pembiayaan tersebut, maka pasar keuangan pada lima kriteria akan sulit untuk diwujudkan.
Lender pada lembaga keuangan berperan dalam memberi kredit bagi sektor riil, salah satunya yaitu pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Kredit merupakan salah satu bentuk pembiayaan pada pendalaman pasar keuangan. Selain itu, pemberian kredit pada sektor riil juga akan mendukung kinerja perbankan dalam menggerakkan likuiditasnya.
Hal ini menunjukkan bahwa kelembagaan keuangan memberi peran besar dalam mewujudkan pasar keuangan yang dalam, likuid, efisien, inklusif, dan aman.Â
Selain itu, manajemen aliran modal asing perlu untuk terus dimaksimalkan, karena pembiayaan terbesar pada pasar keuangan berasal dari saham, baik domestik, maupun asing.
Dalam kondisi perekonomian yang dihimpit oleh banyak ketidakpastian, pendalaman pasar keuangan memiliki banyak tantangan pula. Sumber pembiayaan pada pendalaman keuangan menjadi terganggu.Â
Dari sisi kelembagaan keuangan, lender cenderung meningkatkan kekhwatirannya terhadap risiko perekonomian global. Sehingga aliran kredit, saham, maupun instrumen-instrumen pendalaman keuangan lainnya menjadi tidak stabil.Â