Ibu sering membuat olahan makanan dari hasil tanaman di pekarangan rumah seperti pisang, singkong, ubi, dan talas. Untuk sayuran juga lebih banyak memanfaatkan hasil yang ada di sekitar kita. Kadang tanaman unik di masak oleh ibuku. Â Misalnya tanaman lompong itu loh batang talas yang masih muda.
Ibu mengolahnya menjadi sayur santan yang lezat. Jadi aku tuh suka heran apa aja yang dimasak ibu walaupun bumbunya sederhana tapi rasanya selalu istimewa. Kalau Midas apapun yang dia sentuh menjadi emas,kalau ibu apapun yang dia masuk selalu enak.
Macam macam daun juga bisa ibu jadikan lauk; daun singkong, daun kacang, daun jambu mete yang rasanya sepet itu dan daun pepaya yang pahit, juga jantung pisang.Â
Nah rasanya sampai se dewasa ini, aku tidak memiliki keluhan soal makanan, apa saja doyan. Hihi...
Suatu hari ibu menggoreng kerupuk gadung pemberian dari Wak Jasmadi saudaraku. Gadung adalah salah satu tanaman yang beracun sebenarnya tapi entah bagaimana dikampungku bisa dijadikan kudapan. Peristiwa nahas pun terjadi, karena terlalu banyak memakan kerupuk gadung tersebut, Â aku jadi pusing dan muntah muntah,toloooooong aku keracunan!!! Aku sempoyongan dengan perut seperti diaduk-aduk gak karuan.
Tapi meskipun pernah kejadian seperti itu aku nggak kapok makan yang  unik-unik.
Merawat barang dengan baik
Ibu juga awet kalau punya barang... karena Ibu tahu tidak mungkin bisa sering- sering beli barang dalam waktu dekat. Contohnya ibu masih punya mixer dari Jaman aku masih SD, sampe sekarang udah kerja.
Nah itu nurun di aku, jadi aku mending beli barang sekalian bagus kalo belum mampu beli ya tahan aja dulu... nabung dulu ngumpulin uang dulu. Baru kalau udah cukup beli barang sesuai dengan yang aku mau.
Ibuku mungkin punya banyak sisi kekurangan dalam parenting yang tidak akan aku lakukan nanti jika punya anak. Cukuplah hal-hal baik dari ibu yang  kukenang dan kujadikan pelajaran. Sejatinya setiap manusia tidak luput dari khilaf. Menerima dan memaafkan adalah kunci kebahagiaan.
Catatan kecil: Ibu, sekolah pertamaku!