Mohon tunggu...
Yuli Puspita Sari
Yuli Puspita Sari Mohon Tunggu... Guru - Suka jalan-jalan, Suka nulis kalau lagi rajin.

| IG: @yulipuspita06

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Manajer Keuangan Itu Bernama Ibu

22 November 2020   21:42 Diperbarui: 22 November 2020   21:51 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mpus dan ibu (dokumen pribadi)

Bersyukur di usia muda aku sudah bisa investasi emas dan juga punya sedikit tabungan. Sekali lagi karena gaya hidupku bukan tipe yang konsumtif atau senang kongkow- kongkow.  Aku tuh bener- bener anak rumahan deh. Hehehe...

Dari kecil, kelas 1 atau 2 SD, aku dibikinin celengan dari bambu sama bapak, literally beneran bambu cuman di bolongin sampingnya aja buat lubang masukin uang. Tiap aku liat uang dimana aja aku embat ... hahaha dasar bocah...tiap lihat ada uang  recehan di meja dapur, langsung masukan ke celengan.  Hehehe saking semangatnya nabung.

Bayar hutang segera

Ajaran ibu mengenai uang lainnya adalah jangan biasakan berhutang, even itu cuman kurang gopek atau seribu perak aja disuruhnya aku balik lagi ke warung atau ke penjualnya.  Inget terus pokoknya seperak aja  kalau ada utang.

Suatu kali HP ku rusak, dan atasanku tahu. Beliau langsung nawarin mau pinjam uang gak?nanti dicicil saja bayarnya gitu ujarnya.

Kaget juga sih, gak nyangka banget atasanku secepat itu mau meminjamkan uang.

Tapi aku bilang ke atasan   "bentar dulu jangan dulu bu, saya takut sekarang kalau punya utang, gak tenang soalnya kalau ada utang" selorohku. Dia bilang gak apa-apa kan masih kerja disini jadi tiap bulan bisa dicicil. Beliau bermaksud meringankan pembayarannya. 

Aku pernah ngerasain punya utang waktu cicil emas selama dua tahun cicil  tiap bulan pas akhirnya emas itu lunas, duh lega banget!!!

Bener kata ibu, jangan biasakan berhutang guys!

Ibu  punya tangan yang ajaib.

Pelajaran lain tentang ibu sebagai sekolah pertamaku yang paling membekas sampai sekarang adalah terbiasa memasak makanan sendiri di rumah. lagi-lagi karena dulu keuangan super terbatas kami jarang sekali jajan di luar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun