Mohon tunggu...
Yulio SetyoAji
Yulio SetyoAji Mohon Tunggu... Guru - Profesi saya sebagai seorang guru

Saya adalah orang yang hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cara Menjaga Kesehatan Mental dan Kesejahteraan Bagi Karyawan

6 Desember 2024   15:01 Diperbarui: 6 Desember 2024   15:17 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebuah penelitian dari Galletta, et. al. (2016) melaporkan bahwa lingkungan dapat menjadi faktor psikososial dalam terjadinya burnout. Kita dapat mengubah design dan layout ruang kita dengan hiasan yang paling kita sukai, contohnya dengan memberi tanaman hias dan memberi parfum beraroma kopi sangrai yang dapat mengurangi ketegangan saat bekerja, sehingga kenyamanan kerja didapat dan kinerja stabil.

  • Bersikap asertif.

Tidak ada orang yang suka bila diberi beban kerja yang berat, apalagi bila sampai tidak bisa beristirahat. Maka dari itu, bersikap asertif dan menyatakan keluhan karena merasa burnout adalah tindakan yang benar. Sikap asertif adalah kemampuan diri dalam berkomunikasi secara jujur, tegas, dan lugas, tetapi tetap mampu menghargai perasaan orang lain, contohnya bila diberi karyawanan atau tugas yang memang membutuhkan banyak orang dan bantuan peralatan, maka kita sebaiknya meminta untuk disediakan apa saja yang dibutuhkan untuk memudahka pelaksanaan kerja atau tugas, hal ini untuk menghindari burnout yang kemungkinan terjadi selama kita bekerja.

  • Quality time.

Meluangkan waktu untuk membuang emosi negative dengan melakukan hobi yang kita miliki atau sejenak bermeditasi dan benar-benar melepaskan beban.

            Untuk menghindari resiko terjadinya burnout selain dari solusi diatas maka kita perlu menyeimbangkan dengan work life balance. Istilah Work Life balance sudah tidak asing diera Milenial ini. Era dengan perkembangan pesat dibidang tekhnologi yang juga menuntut manusia memiliki kompetensi dalam banyak hal. Tak hanya kemampuan eksak tapi juga dituntut memiliki keterampilan dalam berbagai bidang. Kemampuan dalam bidang seni, olahraga, tekhnologi dan banyak lainnya. Beberapa jurnal bahkan mengungkapkan work life balance termasuk juga dalam kehidupan pribadi, teman atau keluarga misalnya.

Worklife balance sendiri memiliki makna kemampuan seseorang dalam menyeimbangkan tanggungjawabnya dalam pekerjaan dan hal yang tidak berkaitan dengan pekerjaan. Menurut Hudson, aspek aspek dalam work life balance dalam kehidupannya antara lain Keseimbangan Waktu. Proporsi waktu yang diluangkan untuk pekerjaan dan hal- hal diluar pekerjaan tentunya sangat menentukan dalam upaya tercapainya work life balance. Waktu untuk kesenangan pribadi, keluarga ataupun orang orang disekitar kita.

Aspek kedua yaitu Keseimbangan keterlibatan yang mengarah pada komitmen atas keikut sertaan dalam suatu kegiatan. Bentuk dari kegiatan itu sendiri tidak hanya diartikan sebuah acara atau event saja, tapi juga kegiatan seperti seni, olahraga maupun kegiatan bersama keluarga. Aspek selanjutnya adalah Keseimbangan Kepuasan. Menurut Hudson (2005) dari kedua aspek teersebut kepuasan dan kenyamanan jadi aspek terakhir work life balance. Sebab factor ini lah yang menentukan tingkat stress seseorang.

Work Life balance juga tidak hanya tergantung dari faktor internal diatas, tapi juga terpengaruh faktor eksternal. Faktor eksternal yang paling berpengaruh tentunya lingkungan kerja. Rekan yang memiliki pemikiran positif tentunya akan sangat mendukung terbentuknya suasana kerja kondusif. Lingkungan kerja juga akan menentukan tingkat efektifitas kerja seorang pegawai. Namun faktor utama tercapainya work life balance adalah internal seorang pegawai, baik dari segi fisik maupun mental.

Beberapa Tips untuk menjadikan work life balance sebagai gaya hidup antara lain:

Skala Priotas langkah pertama adalah menentukan skala prioritas berdasarkan kebutuhan dan kemampuan masing- masing. Orientasi setiap individu tentunya berbeda- beda tergantung pada kondisi dan motivasi masing- masing. Ada yang menjadikan karir sebagai prioritas atau keluarga sebagai prioritas. Dengan menyusun daftar tentunya menjadikan worklife balance lebih mudah tercapai karena proporsi waktu dan keterlibatan dalam suatu kegiatan menjadi terukur.

Langkah selanjutnya adalah bekerja efektif efisien agar pekerjaan dapat selesai dengan maksimal dengan waktu yang singkat. Beberapa studi membuktikan bahwa pegawai dengan worklife balance yang baik akan bekerja lebih efektif dan efisien. Pegawai yang bekerja terlalu keras tanpa menyeimbangkan dengan kesenangan untuk dirinya akan bekerja dengan emosi dan cenderung tidak maksimal.

Lalu manfaat work life balance bagi individu dan perusahaan di antaranya:

  • Kesejahteraan: work life balance dapat meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental, sehingga dapat mengurangi risiko stres, kecemasan, dan depresi.
  • Produktivitas: Seseorang yang mencapai work life balance akan lebih produktif dan inovatif dalam bekerja.
  • Hubungan interpersonal: work life balance dapat mempererat hubungan dengan keluarga dan teman.
  • Kualitas hidup: work life balance dapat membuat seseorang lebih bahagia dan puas dengan pekerjaannya.
  • Loyalitas: work life balance dapat meningkatkan loyalitas karyawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun