Mohon tunggu...
Yuli Novita Sari Putri
Yuli Novita Sari Putri Mohon Tunggu... Bankir - Treasury Analyst

Enthusiast of economics, finance, and treasury

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hari Bumi, Jangan Lupakan Hutan

23 April 2021   23:40 Diperbarui: 24 April 2021   00:38 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat pagi Bumi, Apa Kabar?  Bumi yang telah berusia 4.543 Milyar tahun merupakan planet ketiga dari Matahari dengan jumlah manusia yang hidup di dalamnya pada tahun 2021 akan mencapai 7.8 Milyar. Bumi tempat kita hidup, bernafas, bekerja, beristirahat dan segalanya, pernahkah terpikir oleh kita untuk pindah ke planet lainnya? Beberapa ilmuwan memang telah lama meneliti ini, bagaimana kondisi planet lain dan apakah manusia dapat hidup disana. Akan tetapi sebelum hal itu terjadi mungkin kita harus prihatin terhadap keadaan bumi yang kita tempati saat ini.

Konsentrasi CO2 semakin meningkat setiap tahunnya dan pada tahun 2021 telah mencapai Setiap 415 ppm jauh di atas batas 270-280 ppm yang pernah terjadi selama ribuan tahun sebelumnya. Lebih jelasnya sekitar tahun 1959 sebesar 315 ppm, meningkat menjadi 370 ppm (1970) dan 400 ppm sejak tahun 2016. 

Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) peningkatan konsentrasi CO2 ini disebabkan oleh aktifitas manusia, pembakaran bahan bakar fosil yang merupakan jenis energi yang berasal dari dalam bumi yang tidak dapat diperbarui lagi, terdiri dari minyak bumi, batu bara dan gas alam dan juga deforestasi.  Aktifitas-aktifitas tersebut membuat perubahan siklus pendinginan bumi yang alami dan mengarah kepada global warming.

Berdasarkan data (Food and Agriculture Organization) FAO hutan di planet bumi seluas 4,06 miliar hektar yang terdiri dari hutan tropis (45%), hutan boreal berada di belahan bumi utara (27%), hutan iklim sedang (16%), dan hutan subtropis (11%). 

Hutan adalah suatu lahan yang luasnya minimal 0,5 hektar dan ditumbuhi pepohonan dengan persentase penutupan tajuk minimal 10% dan pada usia dewasa mencapai tinggi minimal 5 meter. Indonesia masuk kedalam 10 besar Negara dengan hutan terluas yaitu sebesar 133.300.543,98 hektar yang berada di setiap pulau besar, seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.

Pohon dan tanaman mengambil CO2 dari udara dan kemudian mengeluarkan oksigen yang dalam pelajaran Biologi kita sebut sebagai salah satu proses fotosintesis dengan mengubah cahaya matahari menjadi energi. Fotosintesis bermanfaat bagi lingkungan karena membutuhkan CO2 sehingga kadar CO2 dapat berkurang. Dengan semakin berkembangnya jumlah penduduk, terbatasnya lahan dan peningkatan industri dari berbagai aspek maka manusia mulai melakukan perubahan fungsi pada hutan atau yang kita sebut deforestasi.

Deforestasi, Apa dan Mengapa

Deforestasi merupakan pengubahan area hutan menjadi lahan tidak berhutan secara permanen, untuk aktivitas manusia. Secara tidak langsung, deforestasi mengubah fungsi hutan yang awalnya untuk pelestarian lingkungan serta ekosistemnya menjadi kepentingan manusia. 

Deforestasi mengurangi fungsi hutan menurunkan CO2 hingga menghasilkan kematian tanaman-tanaman yang akan menjadi sumber karbon baru karena biasanya disertai dengan pembakaran hutan. IPCC menyatakan bahwa hampir 17% emisi rumah kaca disebabkan oleh deforestasi hutan yang berasal dari kerusakan hutan tropis di Brazil dan India. Deforestasi terbesar terjadi selama tahun 2015--2020 di Negara Africa (4.41 juta ha), kemudian diikuti oleh Amerika Selatan (2.96 juta ha) dan Asia (2.24 juta ha).

Berdasarkan penelitian lingkungan pada tahun 2019 terdapat beberapa alasan mengapa di Indonesia terjadi deforestasi yaitu :

1. Industri Kelapa Sawit

2. Konversi Hutan Menjadi Semak Belukar

3. Pertanian Skala Kecil

4. Industri Penebangan Kayu

5. Industri Perkebunan Skala Besar

6. Industri Perkebunan Skala Kecil

7. Jalur Pengangkutan Kayu

8. Pertambangan

9. Ekspansi Kota dan Faktor Alam Lain

10. Tambak Ikan

Tidak bisa dipungkiri bahwa alasan tersebut memang meningkatkan pertumbuhan ekonomi juga, tapi fungsi hutan bukan hanya untuk manusia saja tetapi juga untuk makhluk hidup lainnya. Hutan berfungsi untuk memelihara tanah, menyerap karbon, menyediakan jutaan sumber makanan, sumber air alami, dan juga tuan rumah dari 80% keragaman hayati di bumi. 

Mungkin kita tidak merasakan dampak perubahan iklim yang sangat ekstrem, akan tetapi jika kita tidak melakukan aksi untuk tetap melindungi hutan "untold suffering" akan terjadi dan waktu tidak dapat diputar kembali. Menghindari dampak terburuk akibat deforestasi merupakan tantangan kita bersama.

Peran Pembiayaan Hijau

Dalam mendukung pentumbuhan ekonomi yang berkelanjutan diperlukan perbaikan-perbaikan di bidang industry, lingkungan dan pertumbuhan ekonomi. Pembiayaan hijau mempunyai peranan penting untuk dapat mendukung energi efisiensi dan juga menahan meningkatkan emisi rumah kaca. 

Pembiayaan dapat dilakukan dalam bentuk penerbitan obligasi yang saat ini telah mencapai USD 389 Milyar di seluruh dunia. Pemerintah aktif dalam melakukan pembiayaan khusus di sektor hijau, hal ini dilakukan melalui inisiatif penerbitan green sukuk sejak tahun 2018 yang hasil penerbitannya khusus untuk membiayai atau refinancing proyek hijau.

Pada tahun 2020 Pemerintah kembali menerbitkan green sukuk sebagai komitmen, leadership serta kontribusi Pemerintah di komunitas global terkait pembiayaan perubahan iklim. Green Sukuk kali ini merupakan penerbitan Green Sukuk yang ke tiga kalinya di pasar global, di samping penerbitan Green Sukuk Ritel di akhir tahun 2019. 

Transaksi ini dilaksanakan sejalan dengan rencana pembiayaan Pemerintah tahun 2020 termasuk untuk mengakomodir kebutuhan APBN dalam penanganan dampak pandemi Covid-19 sekaligus untuk memperkokoh posisi Indonesia di pasar keuangan syariah global dan mendukung pengembangan keuangan syariah di Kawasan Asia (DJPPR, 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun