Mohon tunggu...
yulina dewi
yulina dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jember

Listening to songs

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Liberalisme sebagai Salah Satu Perspektif di dalam Ekonomi Politik Internasional

14 Maret 2023   21:37 Diperbarui: 14 Maret 2023   21:43 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source:https://quizizz.com/admin/quiz/600853420c51df001f45064d/quiz-paham-liberalisme-pgri

Ekonomi adalah salah satu aspek di kehidupan yang amat penting bagi manusia, sama halnya dengan perpolitikan. Terlebih jika aspek-aspek tersebut di dalam lingkungan dunia internasional.produksi distribusi, serta pemakaian kekayaan dipelajari di lingkup ekonomi, sedangkan jika di dalam perpolitikan dipelajarinya tentang lembaga, kebijakan-kebijakan, perhimpunan, serta peraturan-peraturan yang mengatur interaksi yang terjalin antar ekonomi politik itu tadi. 

Supaya mempermudah guna mempelajari ekonomi dan kaitannya dengan politik. Maka dibentuknya mata kuliah atau studi yang bernama Ekonomi Politik Internasional dengan harapan mempermudah mahasiswa dalam memahami aspek-aspek tersebut.

Di dalam studi ekonomi politik internasional terdapat 3 perspektif besar di antarnya yaitu:
1. Perspektif Merkantilisme
2. Perspektif Liberalisme
3. Perspektif Marxisme

Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan mengenai liberalisme dan kaitannya dengan ekonomi politik internasional. Apa itu liberalisme?

Penjelasan mengenai liberalisme tergantung konteks apa yang sedang dibahas. Misalnya Amerika Serikat memandang bahwa liberal merupakan individu-individu yang ikut andil dalam hal ikut serta berperan secara aktif terhadap negara serta masyarakat guna bergotong royong dalam hal menyelesaikan permasalah-permasalahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Jika di dalam konteks ekonomi kaum liberalis memiliki kepercayaan bahwa peran negara harus diberi batasan-batasan di dalam lingkup kehidupan bermasyarakat maupun di dalam sistem perekonomian yang berlaku.

 Perspektif Liberalisme memiliki dasar asumsi bahwa manusia merupakan makhluk yang tidak menyukai konflik, ingin bekerja sama, serta memiliki rasionalitas. Para pemikir liberalisme beranggapan bahwa pasar adalah sistem paling tepat untuk memenuhi kebutuhan manusia karena di dalamnya manusia dapat bebas berinteraksi yang dalam hal ini yaitu menjual dan membeli berdasarkan inisiatif diri sendiri. Dalam hal konteks ini, terdapat dua tanggapan dari teoritis liberalis di antaranya yaitu Adam Smith dan Keynes. 

Adam Smith berpendapat negara tidak semestinya ikut campur dalam urusan pasar atau disebut juga dengan invisible hand, sedangkan Keynes berpendapat negara perlu sesekali masuk ke ranah pasar guna menjaga stabilitas pasar.

Dasar dari Studi ekonomi politik internasional adalah kerangka dari problem atau kejadian-kejadian yang mana unsur-unsur seperti perekonomian, perpolitikan, global yang saling memiliki kaitan dan bertumpang tindih, yang kemudian menciptakan pola-pola interaksi. Dunia internasional adalah tempat yang relatif rumit yang memiliki saling keterhubungan satu sama lain antar berbagai unsur-unsur yang ada sehingga saling memengaruhi. Dari tingkatan individu atau personal, para elite politik ekonomi, tingkat nasional atau negara sampai di tingkatan kawasan yang memunculkan interaksi yang kompleks.

 Ekonomi politik internasional merupakan salah satu dari bidang studi yang pusat perhatiannya mengarah kepada distribusi niai misalnya wealth dan kebutuhan substansial, security dan disiplin, kesamarataan dan independensi. Selain itu ekonomi politik juga memaparkan tentang keterkaitan dan interaksi-interaksi yang terjalin fenomena-fenomena antar politik ekonomi juga antar pasar dengan negara, dan interaksi yang terjalin antar masyarakat dengan pemerintah. 

Studi ekonomi politik internasional mempunyai cakupan yang relatif luas, karena di dalam studi ekonomi politik tidak hanya membahas mengenai bagaimana suatu negara menambah kekayaan yang dimiliki, akan tetapi juga membahas mengenai interaksi-interaksi yang terjalin pada aktor-aktor politik global.

Perkembangan perspektif Liberalisme
Dari dua tokoh yaitu Adam Smith dengan David Ricardo, muncullah konsep yang bernama Richardian-Smithian. Konsep tersebut mempunyai gagasan mengenai kekuasaan pasar di dalam proses perekonomian serta asumsi mengenai selarasnya hajat alamiah manusia.
Ekonomi liberal mempunyai 3 keyakinan yaitu:
1. Sistem ekonomi merupakan hasil dari masyarakat personal
2. Manusia memiliki kebebasan dalam memutuskan segala sesuatu
3. Manusia memiliki kebebasan dalam hal menjalankan berbagai kegiatan dengan siapapun itu yang mereka inginkan.

Di dalam paradigma liberalisme, individu yang mana merupakan aktor non negara adalah aktor yang terutama. Hal tersebut juga berarti perusahaan maupun wirausahawan memiliki andil di dalamnya. Berbeda halnya dengan perspektif merkantilisme yang mana aktor utama di dalamnya adalah negara. Namun, bukan berarti di dalam perspektif liberalisme negara tidak mempunyai peran sedikit pun. Akan tetapi, peran negara memiliki keterbatasan misalnya sebagai pengawasan, regulasi, serta kebijakan-kebijakan.

Aktor utama di dalam liberalisme adalah individu. Individu akan selalu berupaya guna mengoptimalkan pendapatannya yang memiliki fokus dengan menggunakan tindakan rasional atau rational choice. Selain itu pula memperhitungkan untung rugi berbagai aspek dan tentunya akan memutuskan pilihan yang menguntungkan. Hubungan ekonomi dianggap akan terjalin harmonis serta profitabel apabila negara atau pemerintahan dibatasi campur tangannya di dalam perdagangan internasional.

Di dalam persepektif liberalisme peranan pemerintah yaitu berupa menyediakannya fondasi dalam hal sistem pasar. Hal tersebut misalnya seperti upaya mencegah terjadinya praktik monopoli, dijaminnya kepastian hukum maupun dilindunginya hak-hak, diselenggarakannya pendidikan serta infrastruktur yang memadai, menentukannya kebijakan fiskal maupun moneter, dan lain sebagainya. 

Selain itu pemerintah di dalam rezim internasional pula memiliki peran dalam mencegah terjadinya ketidakadilan terhadap aktor-aktor maupun kelompok setempat yang memiliki potensi mendapatkan ketidakadilan, pemerintah pula diharus menjalankannya pertukaran terhadap nilai mata uang. Salah satu yang menjadi daya tarik dari perspektif liberalisme yaitu perspektif ini mempercayai ekonomi internasional memiliki sifat Positive Sum Game. Yang artinya bahwa setiap aktor yang berkontribusi akan memperoleh profit walaupun sekecil apapun.

Tentunya setiap perspektif memiliki kritik ataupun kelemahan tersendiri. Perspektif liberalisme dianggap menciptakannya kesenjangan antara kaum "kaya" dengan kaum "miskin". Karena faktanya tidak semua negara mampu untuk berkompetisi satu sama lain dikarenakan belum mampu untuk menghasilkan produk-produk yang setara. Kritik antara "si kaya" dan "si miskin" ini lah yang kemudian memunculkan perspektif baru yaitu Marxisme yang pada intinya mengkritik ketidakadilan antar kelas tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun