Mohon tunggu...
Yulin Savitri
Yulin Savitri Mohon Tunggu... -

***

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Membasuh Stigma Cinta

29 Maret 2016   15:57 Diperbarui: 29 Maret 2016   15:59 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Doakan aku, wahai ayah bunda, bahwa kirana ‘kan menuntunku pada dambaan hati, pinta Tiara suatu hari.

**

Di suatu pagi yang berembun, Tiara memulai perjalanannya menuju alam perawan. Sarwa semesta semenjak awal mengajaknya berdendang, seakan tahu bahwa setelah melewati batas rimba, ia akan mengalami kepedihan dalam mencari kebenaran, akan sesak napasnya dililit kesangsian atas ketidakmatangannya sendiri.

Sesiangan itu, Tiara memerangi hasrat. Melalui jalan tak berakses. Sekelompok kupu-kupu menari gembira, mengelilingi kegelisahan yang dipendamnya. Seekor punai membius dan membawa lari khayalannya.

Malam menjelang.

Dengan wajah sedikit prihatin, Tiara menyalakan sumbu obornya.

Membentuk lingkar hitam, cahaya api di tengah suluhnya pun berpendar.

Sulutan pertama pada pusat unggun, api menjilat dan arang merah kayu terasa tak ingin habis.

Tiara duduk di tepian, cinta itu masih tak ditemukannya.

Ia membiarkan dirinya bertempur sendiri. Kobaran api unggun tak mampu menghangatkan kembali gairah hidupnya.

Tanah perdikan, kelak ia berlabuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun