Mohon tunggu...
Yulin Savitri
Yulin Savitri Mohon Tunggu... -

***

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jamu dan Sumur: Hello and Goodbye

13 Maret 2016   14:27 Diperbarui: 13 Maret 2016   14:50 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 [caption caption="Hello and Goodbye"][/caption]

 

***

Kalimat pembuka apa ya yang akan kuucapkan untuk membuatnya senang dan terkesan padaku, pikir Sasha sambil berjingkat riang menuju pintu depan. Ah ya, bukankah telah semalaman aku menimbang-nimbang soal itu.

Sekian detik lagi, ia akan membukakan daun pintu berwarna putih di hadapannya, dan sosok yang telah lama ditunggunya itu akan hadir secara nyata. Bukan film 3-D lho, canda Sasha dalam hati.

Apakah Adri akan menyunggingkan senyumnya yang ‘terkenal’ menawan di kampusnya itu? Atau langsung menebarkan kata-kata ‘charming’ mempesona, yang membuatnya popular sebagai salah seorang penggerak semangat di kalangan mahasiswanya?

***

Aha.

“Aku harus sanggup mengimbanginya dong”,pikir Sasha sedikit malu,”Walau tidak ‘sekelas’ dengannya.”

“Jauuhh.. deh perbedaan di antara kita,”pikirnya geli-geli minder.

Yang jelas si dia hari ini berjanji untuk menemuinya di rumah. Sebuah kencan? Sasha tidak berani bepikir sejauh itu.

Take it easy, dia datang, ya harus disambut, c’mon jangan gugup, please, Sasha”,ia menasehati dirinya sendiri. Membesarkan hatinya sendiri.

Sasha lebih percaya pada pertimbangannya bahwa benar-benar Adri menaruh perasaan special, so special pada dirinya, sehingga telah tiga kali dalam satu purnama ini, Adri melompati jarak untuk menemui dirinya.

Diam-diam Sasha selalu mencatat dalam hatinya, kata-kata terakhir di setiap perjumpaan mereka.

Terakhir kali, Adri memegang bahunya dan menasehatinya,”Jangan sok kebule-bulean dengan sering memakai istilah Barat. Cintailah bahasamu sendiri. Perkuat rasa nasionalisme-mu, Sas.”

Semua itu terngiang, bagaimana tidak ingat, jika cengkeraman di bahunya saat itu terasa sangat kuat. Walau toh kemudian remasan itu berubah melunak, sebagaimana lembutnya kecupannya pada dahi Sasha setelah itu.

Itu terjadi gara-gara Sasha ‘salah’ mengucap kata perpisahan kala ia mengantar sang kekasih ke pintu gerbang rumah,”Sweetie, take care. Jangan lupa kontak aku ya, meski sibuk. Line atau Facebook. Walau cuma sekedar Just say hello and goodbye. Ok, babe?”

Begitulah.

"Jangan terulang lagi”, desah Sasha. Ia berniat akan mematuhi pesan Adri.

***

Pintu dibukanya dengan hati berbunga. Wajah pengobat rindunya - tampak memenuhi seluruh indra penglihatan. Adri mengucap salam pagi.

Sasha pun membalas salam terindah di paginya itu, dan melanjutkan sambutan selamat datang pada Adri dalam bahasa ibu – yang diejanya terbata-bata,“Suwe ora jamu, jamu godong telo. Suwe ora ketemu, temu pisan ojo gelo.”

Sesaat ia menunggu respons Adri.

Adri tersenyum kecil,“Apa artinya itu, Sas?”

“Lama tidak berkunjung, jamu daun ketela. Lama tidak berjumpa, sekalinya bertemu janganlah kecewa,”jawab Sasha cepat.

Ah, ia hanya merujuk dari apa yang baru dibacanya dari Google tadi malam.

“Adik pintar,”kecupnya lembut di kening Sasha. “Tapi kenapa ada kata kecewa, Sas?”Tanya Adri lagi.

“Soalnya, tiap ketemu kakak, kayaknya tambah ganteng deh. Pengen ngobrol yang lama. Tapi nyadar, bahwa sebentar lagi akan berpisah, jadi janganlah hendaknya hati ini menjadi kecewa,”kilah Sasha.

Padahal sebenarnya ia tidak tahu harus menjawab apa, syair lagu itu sudah dari ‘sananya begitu’. Masak sih syairnya akan kugubah begitu saja, pikir Sasha.

***

Senja nan indah, semakin indah dengan kehadiran sang kekasih di beranda rumah.

Mengobrol dengan Adri membuat waktu berlalu cepat. Ada teh hangat dan cheese cake buatan Sasha yang turut menyemarakkan suasana. Nikmatnya ‘love is in the air’ memang.

Rasi bintang masih belum saatnya menampakkan diri, namun bintang-bintang asmara telah semenjak awal menari-nari di sekitar dua sejoli itu.

***

Akhirnya tiba juga saat yang paling tidak ditunggu oleh Sasha. Adri berpamitan pulang.

“Ya?”ucap Adri seraya mendekatkan telinganya pada Sasha yang memberikan isyarat hendak membisikkan sesuatu.

“Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi. Kalau ada umurku panjang, boleh kita berjumpa lagi,”bisik manja Sasha pada Adri.

Adri kembali tergelak, merespons uluk salam Sasha dengan menciumnya. Kali ini bukan di kening, tapi di pipinya – penuh kemesraan.

Sejak saat itu pesan-pesan singkat di antara mereka - melalui sosmed atau aplikasi hp atau apa sajalah – selalu didahului salam, dan diikuti dengan kode khusus mereka: jamu dan sumur. Sebagai pengganti ‘Just say hello and goodbye’.

***

 

Gambar

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun