Mohon tunggu...
Yuli D A
Yuli D A Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya Aku

Diam tanpa Ekspresi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tiga Sekawan "Kelas Ekstra" Part 5

29 Juni 2022   08:00 Diperbarui: 29 Juni 2022   08:01 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi itu di Rumah Sakit Graha Sandika Lee terbaring lemas.

Seberkas warna putih terang menyilaukan, menembus celah mata Lee yang mulai perlahan terbuka, badanya terasa lemas begitu pula dengan kepala yang masih terasa berat. Sembari mengumpulkan serpihan memori ingatannya sebelum jatuh pingsan, dia menyapu seluruh ruangan mencari tau dimana keberadaannya sekarang.

Di sebelah kanannya, Zilong duduk telungkup di pinggir ranjang, tangan kiri menopang kepala yang tergolek lemas, sedangkan tangan kanan menggenggam erat tangan kirinya. Secuil senyum bertengger di bibirnya, menyadari kekawatiran sahabatnya atas kondisi yang dialamin barusan. Kemudian matanya bergerak mencari keberadaan Donald, namun tak jua ditemukan.

Mungkin dia sudah pulang

Sesaat kemudian terdengar suara pintu dibuka, seorang lelaki setengah baya muncul dari baliknya, dia memakai jas putih dengan stetoskpo mengantung di lehernya dan tensiometer di tangan kanannya. Dia melangkah masuk mendekat dan tersenyum pada Lee.

“Sudah bangun Lee. bagaimana kepalamu, masih pusing?” tanya lelaki sembari menyentuh kening Lee lembut.

“Sedikit Om, Makasih bantuannya.” kata Lee masih lemas.

“Zilong…”

“Biarkan istirahat dulu, semalam dia terjaga mengkhawaritkan keadaan mu.” kata lelaki itu sembari melingkarkan sfigmomanometer ditangan kanannya.  Lee merespon dengan anggukan.

Tak lama kemudian tampak tubuh Zilong bergerak-gerak lembut, dengan mulut mungil menguap lebar menyerap udara yang dialirkan masuk ke paru-paru, punggungnya mengeliat merenggangkan otot-otot yang terasa kaku akibat posisi tidur yang tak tepat. Zilong mengangkat kepalanya dan Mengusap matanya sambil menatap Lee.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun