Mohon tunggu...
Yulida Hasanah
Yulida Hasanah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer and Mompreuner Peduli Generasi dan Keluarga

Hidup ini tempat menyemai pahala, dan menulis adalah salah satu media yang bisa mendatangkan pahala. Hanya orang beriman yang yakin akan hari ditimbangnya pahala dan dosa manusia selama hidup di dunia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Merdeka yang Tak Diharapkan Part-2

14 Agustus 2019   07:00 Diperbarui: 14 Agustus 2019   07:09 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

//Dimanakah para penguasa berada?//

//Dimanakah kata merdeka yang dibangga-bangga?//

//Lihatlah dan dengarkanlah!//

//Jeritan, rintihan karena luka yang menganga//

//Luka yang menimpa puluhan, ratusan, ribuan, ratusan ribu bahkan jutaan manusia yang terbelenggu oleh keganasan sistem buatan manusia bernama demokrasi di negeri ini//

//Dimanakah kata merdeka itu berada?

//Demokrasi telah menutupi pikiran kami untuk merdeka//

Demokrasi telah menelanjangi kami dari pakaian merdeka//

//Ya, demokrasi sekuler telah menjadi penghalang negeri ini merasakan manisnya menjadi negeri merdeka//

//Merdeka hakiki yang telah diwariskan sang Nabi//

//Merdeka hakiki dengan membebaskan diri dan negeri//

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun