Kecemasan matematika adalah kondisi psikologis yang umum, terutama di sekolah. Kondisi ini sangat berdampak pada prestasi akademik seseorang, terutama dalam matematika, serta emosinya. Teori kecemasan matematika menyatakan bahwa kecemasan matematika adalah akibat dari interaksi antara elemen individu, sosial, dan lingkungan yang mempengaruhi persepsi dan respons individu terhadap matematika.
Predisposition genetik, pengalaman masa lalu, dan tingkat self-efficacy seseorang terhadap kemampuan matematika mereka adalah beberapa faktor individu yang dapat memengaruhi kecemasan matematika. Orang yang memiliki kecenderungan genetik untuk mengalami kecemasan matematika atau memiliki pengalaman negatif dengan matematika di masa lalu cenderung lebih rentan terhadap kecemasan matematika. Selain itu, tingkat kepercayaan diri atau keyakinan diri seseorang dalam menyelesaikan tugas matematika dapat meningkatkan atau mengurangi kecemasan matematika seseorang.
Sebaliknya, faktor lingkungan juga berperan besar dalam menentukan tingkat kecemasan matematika seseorang. Tekanan dari orang tua atau guru, lingkungan belajar yang tidak mendukung, dan persepsi negatif tentang matematika adalah beberapa contoh situasi yang dapat memperburuk kecemasan matematika seseorang. Ini menunjukkan bahwa kecemasan matematika bukan hanya masalah individu; itu juga dipengaruhi oleh hal-hal dari luar.
Untuk meningkatkan pendidikan matematika, memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan matematika dan dampaknya terhadap prestasi akademik sangat penting. Kecemasan matematika yang tidak teratasi dapat menyebabkan penurunan nilai, ketidakpercayaan diri, dan bahkan enggan untuk belajar matematika.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Matematika:
Faktor Individual
Salah satu faktor penting yang memengaruhi tingkat kecemasan matematika seseorang adalah faktor individual. Predisposisi genetik menjadi salah satu faktor yang mungkin berkontribusi besar terhadap tingkat kecemasan matematika seseorang. Studi telah menunjukkan bahwa ada hubungan antara gen dan tingkat kecemasan matematika. Namun, pengaruh ini dapat bervariasi dari orang ke orang.
Selain predisposisi genetik, pengalaman masa lalu juga dapat berperan dalam kecemasan matematika. Orang-orang yang pernah mengalami kegagalan atau pengalaman negatif dalam mempelajari matematika cenderung memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang yang memiliki pengalaman positif.
Tak kalah pentingnya adalah tingkat self-efficacy seseorang terhadap kemampuan matematika mereka. Self-efficacy merupakan keyakinan individu terhadap kemampuan diri mereka untuk menyelesaikan tugas-tugas matematika. Individu dengan self-efficacy yang tinggi cenderung lebih mampu mengatasi tantangan matematika dan memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah.
Dalam konteks pendidikan, pemahaman terhadap faktor individual yang mempengaruhi kecemasan matematika menjadi landasan penting dalam merancang strategi intervensi yang efektif. Dengan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik individu, upaya untuk meningkatkan kinerja akademik dan mengurangi kecemasan matematika dapat dilakukan secara lebih tepat dan efisien.
Faktor Lingkungan