Bagi kebanyakan orang Jepang, omikuji merupakan bagian dari budaya dan kepercayaan mereka. Bila berbicara mengenai kepercayaan, maka kita tidak dapat menilai benar atau salah sesuatu. Benar menurut kita belum tentu benar menurut orang lain, pun demikian sebaliknya, benar menurut orang lain belum tentu benar menurut kita. Kita hanya bisa menghormati kepercayaan orang lain bila kita juga ingin dihormati kepercayaan kita.
Pertumbuhan tekhnologi yang begitu pesat di Jepang tidak merubah kebudayaan tradisional mereka. Orang Jepang masih memiliki kepercayaan pada ramalan nasib dan percaya pada para pendetanya untuk menghilangkan nasib buruk mereka. Suatu sikap yang jarang kita jumpai di negara maju lainnya.
Pada umumnya modernisasi akan menggerus budaya tradisional suatu bangsa. Kita bisa menengok ke negara kita sendiri, kepercayaan pada ramalan semakin lama semakin ditinggalkan oleh banyak orang di Indonesia. Walaupun kita tidak menutup mata bila masih ada saudara kita yang mempercayai hal klenik dan ramalan paranormal.
Rubahlah prespektif kita bila mendapatkan ramalan nasib. Ramalan baik harus disikapi dengan rasa syukur dan optimistis untuk berusaha sungguh-sungguh bekerja mewujudkan ramalan nasib baik tersebut. Misalkan anda diramal akan berkarier baik, maka anda sebaiknya giat bekerja dan sebagainya. Bila anda diramal sehat, maka sebaiknya anda menjaga kesehatan dan banyak olah raga.
Kesuksesan dalam hidup yang kita terima dapat dicapai hanya dengan kerja keras. Begitu juga bila anda mendapatkan ramalan nasib yang tidak menyenangkan, maka sebaiknya anda tidak pesimis. Anggaplah ramalan buruk tersebut sebagai motivator anda untuk memperbaiki gaya hidup dan sikap anda.
Toh ramalan itu sifatnya hanya prediksi. Bisa kebetulan terjadi, juga bisa tidak akan terjadi.
So.... tetap positif thingking dan semangat ya menghadapi hidup...
Selalu percaya bahwa Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu selalu ada rahasia indah dan hikmah di balik setiap kejadian yang terjadi dalam hidup kita.
semoga bermanfaat
_salam_