Dalam dunia yang penuh dengan kecanggihan kecerdasan tiruan in atau Artificial Intellence ( AI) sekarang ini, mengembangkan kearifan local menjadi hal yang tidak kalah penting. Kearifan local mengandung banyak pengetahuan local yang sama prinsipnya, mengandung nilai pengasuhan positif, norma dan etika yang membentuk sopan santun yang diperkenalkan kepada anak sejak dini    ( Modouw,2021). Tidak dipungkiri fakta bahwa dalam lonjakan Ilmu pengetahuan dan teknologi, para peserta didik di sekolah dasar pun akan menerima imbasan, dan untuk mengakomodir  imbasan menuju pada yang positif, perlu strategi yang tepat. Satu diantarnya melalui pendekatan budaya.  Secara tradisional dan turun temurun, keluarga telah mempraktekkan dalam keluarga melalui proses pembiasaan dan petuah-petuah ( Modouw, 2013), oleh sebab itu di sekolah dasar negeri Omauga, selain literasi dasar; membaca,menulis dan berhitung, penanaman karakter sebagai wujud anak-anak negeri yang bertata krama dengan jati diri mereka tetap perlu dijaga dan dikembangkan. Ini semua menjadi usaha bersama  Sekolah Dasar Negeri Omauga, sekolah yang berbeda jenjang, masyarakat sekitar dan pemerintah kampung Omawita dan Fanamo, dan Serta pemerintah Distrik Mimika Timur Jauh.
Referensi:
Modouw,J. (2013).Pendidikan dan Peradaban Papua:Suatu Tinjauan Kritis Transformsi Sosial. Yogyakarta:Bajawa Press
Modouw,J. (2021).Pendidikan Kontekstual Papua. Yogyakarta:UNY Press
Priansa,D.J.(2017).Menjadi Kepala Sekolah dan Guru Profesional.Bandung:Pustaka Setia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H