Mohon tunggu...
Yulia Ratnasari
Yulia Ratnasari Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis

Simply Yulia, currently working as an executive during the day and painting and or writing during the night. You'll either find her wandering around the CBD looking at the moody sky or spacing out questioning life.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bumi Duniawi.

14 Desember 2017   23:16 Diperbarui: 13 Januari 2018   06:58 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bulan, ludah, matahari.

Tapi bagaimana pun, Titan membawa bagian dari Bumi. Kemanapun dia menghianati dan bercumbu dengan gendakan yang lain; Bumi, ada di dirinya.

Bumi mendoakan, tak tahu kemana, tapi kata mereka doa sangat ampuh, sebuah karma yang membuat Saturnus merasakan sakitnya kehilangan bagian dari dirinya. 

Sedih, Bumi menangis dan membanjiri dirinya. Selama 40 hari 40 malam, dia tak berhenti menangis hingga banyak binatang dan tumbuhan mati. Dia marah, hingga binatang kuat dan besar mati juga karena jerawat-jerawat Bumi meletus, lalu punah.

Bumi sempat bertengkar memaki-maki Saturnus, tapi yang paling besar dan bijak diantara mereka, si marmer coklat keemasan, Yupiter, melerai dan berkata "Bumi, kamu semestinya membenci Titan, bukan Saturnus". 

Bumi tetap benci Saturnus.

Disana, karena sebuah dusta, terjadi Perang Tata Surya I (PTS I), dimana tata surya terbagi jadi pihak Bumi dan pihak Saturnus. Yupiter netral, menengahi kubu Bumi dan kubu Saturnus. Dan ada yang kecil disana warnanya biru, si kecil yang jauh munafik, kadang membela Bumi, kadang Saturnus.

Jadi, kami membentuk Liga Surya Surya (LSS) dan mengeluarkan si biru itu, karena tidak memenuhi kualifikasi. Tak lama kita terima lagi, tapi dia muna. Jadi tidak kita anggap.

Koloni Saturnus marah dan bersama-sama meludahi kubu Bumi, melewati Yupiter, berbentuk bebatuan meteor dan si merah sebelahnya, namanya Mars, yang sebenarnya malas ikut masalah percintaan,terkena cipratan dan sangat marah. Mars membalas meludahi Saturnus, tapi malah ludahnya yang berbuntut panjang berwarna biru luput, lalu berputar seperti bumerang dan melewati Bumi selama 74 tahun sekali. 

Semua bingung. 

Akhirnya perang dingin dimulai, semua diam untuk berlomba mengumpulkan ludah sebagai senjata.

Sepi dan dingin, LSS berhenti bicara. Bumi jadi depresi. Apa makna kehidupan ini tanpa Titan? Kenapa aku merasakan cinta dan benci dan kehilangan dan kehampaan, dan dingin dan panas? Ia rindu kehangatan Titan menggesek dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun